Tuesday 26 July 2016

Film Indonesia; Mulai banyak ditonton

toto zurianto

Di era 70-an sampai 80-an, Film-film nasional bermutu, banyak diputar di bioskop-bioskop di tanah air. Ketika itu, belum ada belum ada model bioskop multipleks seperti sekarang. Jadi hanya pada bioskop tunggal dengan kapasitas besar. Kita mengenal para dedengkot Film nasional, mulai dari Teguh Karya, Wim Umboh, atau Nawi Ismail. Lalu para bintang hebat, ada Farouk Afero, Zainal Abidin, Sophan Sophian, Widyawati, Jenny Rachman, Suzana, Sukarno M. Noer atau Rahmat Hidayat. Lalu ada era Christine Hakim, Robby Sugara, Roy Martin, sampai ke Lidya Kandow, Rano Karno, dan Herman Felani.
Beberapa Film hebat misalnya Penganti Remadja (Sophan Sophian Widyawati), Impian Semusim, , Film Komedi juga hebat, misalnya; Bing Slamet Koboi Cengeng, atau Benyamin dengan Biang Kerok-nya.
Film Indonesia sempat surut dan atau vulgar. Kita pernah disuguhi oleh Film-film yang bertema Setan Iblis dan Sex yang kurang bermutu. Film tentang Kuntilanak dan Pocong sempat berkembang hebat. Bahkan untuk film yang bertema Sex, kehadirannya juga luar biasa.
Setelah berbagai era yang kurang menggembirakan, selama beberapa tahun terakhir, Film Indonesia muncul dengan thema yang bagus dan dikemas secara sangat menarik. Sejak Film Laskar Pelangi (2008), sampai dengan yang terakhir, Film Ada Apa dengan Cinta Jilid 2 (AADC 2), kita mulai menikmati film nasional yang bermutu dan menarik. Penonton film nasional mulai membludak dan menguasai panggung sinipleks di semua kota. Dalam sebuah Bioskop di sebuah Mal terkenal, Film AADC 2, misalnya berhasil menguasai dan menjadi pemenang. Sebuah prestasi para sineas Indonesia yang mampu mengundang penonton untuk mencintai film-film karya anak bangsa sendiri.
Perhatikan, AADC 2, dengan biaya produksi sekitar Rp10 milyar (2016), berhasil mengumnpul jumlah penonton mencapai 3,6 juta orang. Laskar Pelangi (2008) ditonton 4,6 juta orang. tercatat sebagai film nasional yang paling banyak ditonton sampai hari ini (mungkin diluar Film Penghianatan G.30 S/PKI). Film lain Habibie dan Ainun (2016) telah ditonton 4,5 juta orang. Ayat-ayat Cinta (2008) ditonton 3,5 juta orang, My Stupid Boss (2016) telah ditontot 3 juta orang.  Film laion yang juga berhasil mencuri perhatian masyarakat adalah; Ada Apa dengan Cinta (2002) ditonton 2,7 juta orang, Eiffel I'm in Love ditonton 2,6 juta orang (2003), 5 cm ditonton 2,4 juta orang (2012), Ketika Cinta Bertasbih 2,1 juta (2009) dan Sang Pemimpi (2009) yang ditonton 2 juta orang.

Sebuha pencapaian yang menggembirakan. Orang tidak lagi malu untuk menonton Film negeri sendiri. Bahkan rela antri untuk mendapatkan tempat. Ini sebuah pencapaian yang luar biasa. Kita tidak memerlukan Bom Sex atau Cerita Tahyul untuk membuat Film-film hebat dan terbaik. Alur cerita yang baik dan Bintang Film yang berkualitas menjadi penentu yang bisa menjamin lahirnya Film Nasional bermutu.

Wednesday 6 July 2016

Menjadi Lebih Taqwa dan Sosok Pribadi yang Sosial

toto zurianto

Salah satu tujuan utama dari berpuasa di bulan Ramadhan adalah untuk mendapatkan Taqwa.  Bukan hanya selama Ramadhan, tetapi bagaimana seseorang mampu menjalani secara konsisten dan istiqomah selama 11 bulan yang lain. Jelas tidak mudah, tetapi selalu sangat mungkin untuk kita wujudkan. Inilah ujian sebenarnya dari sebuah Ramadhan. Semua aktivitas, termasuk Sholat Tarawih, membayar Zakat, atau tadarusan, bertujuan untuk mengasah, membuat seseorang menjadi terbiasa untuk menjalankannya.
Namun, bukan hanya itu. Ramadhan juga diharapkan mampu membentuk pribadi muslim yang Sosial, yang konsen memperhatikan kepentingan atau terutama kesulitan orang lain. Bukan hanya yang suka berpikir hanya untuk dirinya sendiri. Zakat dan Sodaqah adalah latihan-latihan untuk berbuat sosial, turut serta membantu dan simpati atas kesulitan orang lain.
Ramadhan juga masa-masa untuk mendidik diri kita menjadi orang yang rendah hati, humble, tidak sombong. Jangan suka membesar-besarkan kelebihan diri sendiri. Kini saatnya untuk lebih menyembunyikan kehebatan kita dihadapan orang. Allah tidak suka sama orang yang sombong. Semua hal yang kita nikmati adalah pemberian Illahi. Bukan sekedar kemampuan kita.
Lalu terakhir, Ramadhan juga mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang pemaaf. Kita membalas kesombongan dan kesalahan orang dengan membuka pintu maaf. Janganlah menjadi mendendam. Kini saatnya bagi kita untuk membuka hati, melupakan hal-hal yang mungkin menyakitkan. Kita lupakan dan kita serahkan kepada yang maha kuasa.
Inilah catatan saya atas Khotbah Hari Raya Idul Fitri 1 Shawal 1437 H, Rabu 6 Juli 2016 di Mesjid Puri Cinere. Semoga bisa dinikmati dan bermanfaat bagi kita semua.

Menjadi Lebih Taqwa dan Sosok Pribadi yang Sosial

toto zurianto

Salah satu tujuan utama dari berpuasa di bulan Ramadhan adalah untuk mendapatkan Taqwa.  Bukan hanya selama Ramadhan, tetapi bagaimana seseorang mampu menjalani secara konsisten dan istiqomah selama 11 bulan yang lain. Jelas tidak mudah, tetapi selalu sangat mungkin untuk kita wujudkan. Inilah ujian sebenarnya dari sebuah Ramadhan. Semua aktivitas, termasuk Sholat Tarawih, membayar Zakat, atau tadarusan, bertujuan untuk mengasah, membuat seseorang menjadi terbiasa untuk menjalankannya.
Namun, bukan hanya itu. Ramadhan juga diharapkan mampu membentuk pribadi muslim yang Sosial, yang konsen memperhatikan kepentingan atau terutama kesulitan orang lain. Bukan hanya yang suka berpikir hanya untuk dirinya sendiri. Zakat dan Sodaqah adalah latihan-latihan untuk berbuat sosial, turut serta membantu dan simpati atas kesulitan orang lain.
Ramadhan juga masa-masa untuk mendidik diri kita menjadi orang yang rendah hati, humble, tidak sombong. Jangan suka membesar-besarkan kelebihan diri sendiri. Kini saatnya untuk lebih menyembunyikan kehebatan kita dihadapan orang. Allah tidak suka sama orang yang sombong. Semua hal yang kita nikmati adalah pemberian Illahi. Bukan sekedar kemampuan kita.
lalu terakhir, Ramadhan juga mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang pemaaf. Kita membalas kesombongan dan kesalahan orang dengan membuka pintu maaf. Janganlah menjadi mendendam. Kita saatnya untuk membuka hati, melupakan hal-hal yang mungkin menyakitkan. Kita lupakan dan kita serahkan kepada yang maha kuasa.
Inilah catatan saya yang saya uraikan kembali dari Khotbah Sholat Idul Fitri 1 Shawal 1437 H (Rabu, 6 Juli 2016) di Mesjid Puri Cinere hari ini. Semoga bermanfaat.

Friday 1 July 2016

Sebuah tempat bekerja Idaman

toto zurianto

Organisasi, tempat kerja, atau lembaga seperti apa yang benar-benar menjadi idaman kita? Ini sebuah pertanyaan yang perlu dijawab. Para pencari kerja, atau mereka yang sudah cukup mapan dalam bekerja, banyak yang masih bertanya-tanya. Masih banyak yang bermimpi, seandainya saja bisa berada ditempat yang berbeda dari tempatnya selama ini.
Tempat bekerja idaman, sering tidak mudah kita dapati. Selalu pilihan-pilihan yang terpaksa harus kita terima. Ada tempat yang cukup bagus suasananya, struktur organisasinya efektif dan efisien. Juga SDM-nya potensial dan hebat. Cuma, sistem rewardnya masih kuang baik, atau Leadersnya tidak memotivasi. Atau sebaliknya, Leadersnya motivated dan visioner, bahkan terlihat keras dan sangat semangat. Tapi, susahnya sistem human capitalnya lemah, tidak transparant, dan cenderung otoriter.
Banyak sekali organisasi, baik swasta ataupun non profit, yang gagal mempersembahkan dirinya sebagai tempat yang menarik untuk bekerja. Tempat yang menjadi Idaman para pencari kerja atau orang yang ingin berbuat lebih.

Authentic Organization