Monday 30 June 2014

Indonesia Memilih Presiden

toto zurianto

Hanya 9 hari lagi, masyarakat Indonesia akan memilih (vote) siapa yang diberi kepercayaan memimpin negara selama 5 tahun ke depan. Apakah pasangan nomor 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, atau pasangan nomor 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang akan menjabat Presiden dan Wakil Presiden RI. Banyak sudah survei yang disampaikan, banyak diskusi yang dilakukan, baik oleh pengamat profesional, kaum politisi, maupun orang-orang amatir di pasar dan warung kopi. Semua orang punya hal untuk menominasikan kandidat kesayangannya. Kitapun tidak punya hak membatasi keinginan dan kesukaan orang terhadap pasangan salah satu calon. Inilah demokrasi Indonesia yang mengalami kemajuan pesat sejak 15 tahun terakhir. Apalagi, kini, persoalan diskusi dan pembahasan mengenai calon yang didukung, tidak lagi hanya dilakukan di ruang publik terbuka. Diskusi dan pendapat, bahkan kritikan dan hujatan, sudah biasa dilakukan lewat media sosial sarana on-line melalui internet.

Menjadi pemimpin di zaman teknoogi informasi yang berkembang pesat, atau pada zaman "dunia datar" memimjam istilah "the world is flat"nya Thomas Friedman, jauh berbeda dibandingkan dengan era Soeharto atau pada zaman Sukarno. Pendekatan kepemimpinan yang kharismatik dan flamboyan, tidak lagi menjadi pertimbangan utama. Lihat saja kedua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden kita, boleh dikatakan, keempatnya bukan-lah orang-orang yang masuk kelompok karismatik dan flamboyan. Pemimpin di Aba d ke-21, adalah pemimpin yang bisa membawa Indonesia menjadi salah satu negara maju, atau negara yang lebih modern yang bisa sejajar dengan Malaysia atau Korea dan Amerika Serikat. Indonesia yang kita harapkan tidak lagi terlalu banyak berketergantungan dari negara lain. Indonesia perlu cukup pangan dan mandiri, termasuk teknologi dan keperluan internal lainnya. Indonesia harus bisa merubah kondisi balance of payment-nya, tidak lagi negara yang kemampuan ekonominya cenderung defisit. Jangan lagi nilai Rupiahnya, cenderung melemah dan turun. Indonesia masa depan, harus mampu mengekspor produk otomotif dan pesawat terbang, setidaknya menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Kita Indonesia, searah dengan sasaran kemajuan tersebut, juga diharapkan mampu memberantas kemiskinan dan keterbelakangan. Anak-anak Indonesia semuanya harus bersekolah, bahkan semuanya harus bisa mengecap jenjang pendidikan di perguruan tinggi. Lalu kota-kotanya bisa berkembang baik, tertib dengan lalu lintas yang teratur, rapi dan murah. Kita menginginkan pemimpin yang bisa memberikan contoh suatu masyarakat yang baik, bebas nepotisme dan bebas praktek korupsi. Aparat negara harus mampu memberantas praktek birokrasi yang menjengkelkan.

Kita sedang menunggu pemimpin yang kuat dan visi besar, rencana besar, tetapi bisa diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.


Sunday 29 June 2014

Medan Aceh dengan Luxury Bus

toto zurianto

Perjalanan dari Medan ke Banda Aceh, dicatat oleh para penggemar bus antar kota (bus mania) sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Terutama di luar Jawa. Tahun to-and dan 80-an, bus-bus antara kota terutama berkembang di Pulau Jawa, trayek jarak jauh Jakarta Surabaya, Jakarta Jogyakarta, juga ke Denpasar. Tapi perjalanan di Pulau Sumatera juga mulai meriah, bahkan banyak bus antar kota dan antar pulau yang melayani trayek Medan Jakarta, sampai ke Solo dan Surabaya. Ketika itu beberapa bus asal Medan (Sumatera Utara) dan Padang (Sumatera Barat), seperti ALS (Antar Lintas Sumatera) dengan ratusan armada, juga Sibual-buali, Makmur, ANS, PO Bunga Setangkai, dan Firma PMTOH dari Aceh.
Meskipun jalan lintas sumatera sering hancur dan banyak hambatan, tetapi perjalanan bus-bus tersebut, mampu melayani penumpangnya secara luar biasa. Hampir semua kota besar di Pulau Sumatera mempunyai hubungan cepat melalui bus antar kota antar pula tersebut, mulai dari Banda Aceh, Medan, Pekan Baru, Padang, Bukittinggi, Palembang, Jambi, Bengkulu dan Bandar Lampung.

Bus Sumatera mulai tenggelam dan sebagian mati paska reformasi, terutama setelah berkembangnya transportasi pesawat udara bertiket murah (cheap fare) yang pertama kali dirintis oleh Lion Air di awal tahun 90-an. Dengan harga tiket Jakarta Medan sekiktar 300-400 ribu Rupiah dari Medan ke Jakarta yang diberikan Lion Air (juga Batavia, Adam Air, Sriwijaya), bus-bus tentu saja tidak mampu bersaing. Satu per satu bus-bus jarak jauh tersebut mulai rontok. Bahkan membuat cerita perjalanan jarak jauh yang sangat nostalgik, menjadi hilang hingga saat ini.

Tetapi perjalanan Medan ke Banda Aceh, termasuk ke Lhokseumawe, Bireuen, Sigli dan Takengon tidaklah benar-benar mati. Route bus-bus ini sedikit terganggu ketika terjadi konflik Aceh sekitar akhir 90-an sampai awal 2000-an. Bahkan dalam 5-7 tahun terakhir, bus-bus antar kota antar provinsi di Aceh berkembang sudah sangat pesat dengan bus-bus mutakhir dengan chasis dan body terbaru. Saat ini, para penggemar bus bisa menikmati bus mercedez benz terbaru, apakah 1525, 1626, sampai ke model 1830. Perusahaan bus PMTOH yang sudah berdiri sejak zaman kemerdekaan (Perusahaan Motor Transport Onderneming Hasan) kini tidak ketinggalan untuk bersaing dengahn armada Jetbus HD2 28 seat full AC dengan fasilitas wifi dan toilet. Bus Super Eksekutif dengan tiket sekitar Rp200 ribu dari Medan ke Banda Aceh ini didukung dengan chasis Mercedez OH1830 terbaru 13000 cc.

Armada paling canggih lain yang melayani perjalanan Medan Banda Aceh adalah Sempati Star yang menggunakan mesin Scania K360 12 ribu cc. Bus mewah seharga Rp2,5 milyar ini, mematok tarif Rp250 ribu dari Medan ke Banda Aceh non stop sekitar 8 jam dengan penumpang hanya 21 orang. Lebih nyaman, seperti sedan, bahkan suspensinya dipercaya sangat nyaman dan stabil.

Kini cukup banyak perusahaan bus antar kota antar provinsi yang bangkit kembali. Mereka kita berlomba memenangkan persaingan dan pilihan pelanggannya. Tidak saja pelayanan, juga bus-bus yang mewah dan mutakhir, serta harga dan pengemudi yang profesional. Kalau anda ingin menikmati perjalanan terbaik, kini ada di Aceh, terutama perjalanan dari Medan ke Banda Aceh. Penumpang tidak terlalu memperdulikan harga ticket yang cukup mahal, bahkan bisa mendekati ticket pesawat. Yang penting lancar, nyaman dan menyenangkan. Pelayanan bus seperti ini belum terlihat pada jalur Medan ke Padang, Pekan Baru, alembang dan Jakarta.  Sudah mulai ada bus super eksekutif, tetapi belum dikelola seperti bus-bus yang ada di Aceh.

Sarana dan fasilitas transportasi darat, terutama bus antar kota, sudah saatnya diperhatikan dan dikembangkan. Ini akan membantu masyarakat untuk lebih berinteraksi, berhubungan dan saling mengunjungi. Tidak harus transportasi udara yang memang sudah lebih dahulu berjaya. Semua sarana transportasi perlu kita bangkitkan dan kembangkan. Sesudah bus kota (busway), bus antar kota dan antar provinsi, maka sarana kereta api dan Kapal Laut perlu secara terpadu dibangun dan dikembangkan. PT Pelni yang pernah jaya menghubungkan seluruh wilayah nusantara, kini hampir tidak terdengar kiprahnya. Semua perlu kita perhatikan, seperti yang kini berkembang di Aceh dengan bus-bus tercanggih super eksekutif non stop.



Puasa 2014

toto zurianto

Hari ini Minggu 29 Junin 2014 umat Islam, khususnya di Indonesia, mulai menjalankan ibadah puasa. Hakekatnya sama dengan puasa-puasa yang lalu. Tujuannya adalah bagaimana agar kita menjadi lebih taqwa. Ujian bagi umat Islam, sekaligus bagaimana agar kita lebih solider, lebih peka, dan bisa menahan atas segala hal yang membatalkan puasa.

Tapi disamping itu, secara pribadi, kadang-kadang suasananya berbeda. Kita masing-masing menghadapinya dengan perasaan yang berbeda. Dulu kita menjalankannya seperti ini. Sekarang tidak lagi. Apalagi nuansa religiusitas diantara manusia sering tidak selalu sama. Inilah yang termasuk pada kategori ujian. Semua umat Islam menghadapi ujian yang berbeda-beda. Ada ujian di keluarga, di masyarakatb dan tetangga, atau di pekerjaannya. Persoalan ekonomi juga sebagai ujian berat yang membuat kita sering menjadi tidak stabil. Apalagi ujian di antara sesama umat, ini sering menjadi ganjalan dan berlarut-larut. Termasuk mengenai paham keberagaman yang sulit untuk dipertemukan.

Puasa adalah ujian dan perlu kita antisipasi. Banyak hal yang bisa diperbaiki dan disempurnakan. Hubungan silaturahim yang sempat menjauh, tidak ada salahnya untuk diperbaiki. Puasa dan Ramadhan adalah kesempatan untuk memberi maaf. Atau bisa juga untuk meminta maaf. Dapat dikatakan, hampir tidak ada orang yang sedang berpuasa, menjadi tidak peduli terhadap pentingnya silaturahim. Memberi maaf adalah amal jariah utama di bulan Ramadhan yang menjadi idaman setiap umat Islam.

Kesempatan untuk mempererat silaturahim tidak berlangsung setiap hari. Utamanya kita lakukan di bulan puasa. Selama hampir 30 hari kita mempunyai waktu-waktu yang berpaedah untuk melakukan koreksi diri, membuka pintu maaf, dan meminta untuk dimaafkan.

Kita, puasa 2014 memang berbeda. Ada perhelaan akbar di Indonesia dan dunia sepanjang Ramadhan 2014 ini. Kita di Indonesia, kini sedang saling berhadapan dan bertentangan karena pemilihan Presiden. banyak diantara kita yang tidak mampu mengendalikan diri untuk mencela dan menghancurkan saudara kita sendiri karena perbedaan pendapat. Ini jelas sesuatu yang bisa sangat destruktif dan saling menghancurkan. Bukankah Ramadhan ini menjadi peluang bagi kita untuk tidak saling mengejek? Mari kita perbaiki, ucapan dan  tulisan yang saling menghancurkan dan menista sesama sesaudara. Insya Allah, tanpa menghina dan mengejek, apalagi memfitnah, pemilihan Presiden, juga menjalankan Ibadah Ramadhan, bisa kita lalui secara baik dan memberi manfaat. Termasuk juga suasana Piala Dunia yang mudah-mudahan tidak mengganggu susana khusuk berpuasa dan amaliah Ramadhan kikta.
Ramadhan 2014 sungguh sebuah kesempatan dan ujian. Kiranya bisa kita lalui dengan sebaik-baiknya.  


Tuesday 24 June 2014

Batam

toto zurianto

Kita pernah mendengar tentang Proyek Otorita Batam. Sekitar tahun 70-80 an, proyek pemerintah Soeharto ini dibangun sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan peran ekonomi Indonesia dalam kancah perdagangan nasional. Letaknya yang strategis dinilai sangat mumpuni untuk menjalankan jasa kepelabuhan, industri dan menjadi alternatif kegiatan ekspor impor setelah Singapore. Pemerintah ketika itu memutuskan untuk membangun Batam secara besar-besaran, baik pelabuhannya, maupun bandar udara.

Selanjutnya seiring dengan perkembangan dan transformasi politik Indonesia paska Soeharto, banyak perubahan yang dilakukan, termasuk mengenai pengelolaan daerah khusus Batam. Bergulirnya kebijakan otonomi daerah dan sistem desentralisasi ekonomi dan politik, maka hal-hal yang sebelumnya berada pada kekuasaan Proyek Otorita Batam, menjadi berbeda. Termasuk pada akhirnya dengan pendirian Provinsi baru di luar Provinsi Riau, atau dikenal dengan Provinsi Kepulauan Riau di kawasan Pulau Batam dan Pulau Bintan. Batam selanjutnya mulai bermotamorfosa dalam bentuk yang berbeda.
Tentu saja banyak perkembangan, tetapi peruntukannya menjadi berbeda. Cita-cita menjadikan Batam sebagai alternatif penting di bidang industri, perdagangan luar negeri (ekspor-impor) dan jasa kepelabuhan, tidak lagi mendapat sentuhan penting. semuanya menjadi berbeda.

Kini, semuanya berkembang. Kota menjadi padat dan sibuk. Jalan-jalan banyak dan cukup bagus, tetapi banyak juga yang terlihat semrawut. Termasuk kumpulan rumah gubuk dan liar yang ramai di sekitar lokasi strategis. Pemerintah dan masyarakat Batam, termasuk kepulauan Riau yang lain, perlu melakukan redefinisi dan redisain mengenai cita-cita dan masa depan Batam. Batam, bagaimanapun menjadi destinasi tourist yang cukup diminati, baik tourist asing seperti dari Malaysia dan Singapore, maupun pengunjung dalam negeri yang tidak sedikit. Jembatan Barelang yang indah dan mahal dan menjadi icon Batam, kelihatan tidak indah, kumuh, dan dipenuhi oleh pengunjung dan pedagang yang seolah-olah telah menjadi penguasa wilayah. Kita harus melakukan langkah tegas dan terarah, agar icon mahal dan strategis itu, tidak menjadi sekedar tempat usaha liar yang membuat kita miris.

Batam adalah pintu masuk penting Indonesia dari utara. Kita perlu membuat dan merawatnya secara baik. Batam harus mampu, setidaknya seperti Pulau Penang yang lebih terkenal dan terawat. Mari kita rawat dan bangun. Jangan sampai Batam menjadi tempat pembuangan sampah dan tempat mengais yang bauk dan menjijikkan.


Thursday 19 June 2014

Surabaya, Sang Walikota, dan Dolly

toto zurianto

Surabaya, sebuah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kalau anda berkunjung ke sana sekarang, ya sejak 5 tahun terakhir, situasinya sungguh berbeda. Dulu, Surabaya, terkenal dengan kesemrawutannya, padat, berdebu, dan tentunya macet. Kini, entah kenapa, apakah hanya penilaian saya yang terlalu personal. Saya merasakan betapa nyamannya berada di Surabaya, tidak hanya di kawasan perkotaan yang dihuni oleh banyak gedung bertingkat. Bahkan sampai ke pinggiran dan sekitar pasar, juga area pelabuhan dan pergudangan, relatif kondisinya sangat baik dan menyenangkan.
Tidak seperti yang disebut dalam lagunya Franky and Jane, bis kota yang berdebu penuh sesak penumpang! Kini, taman-taman yang bersih, jalan-jalan dan trotoar yang terawat, pedagang kaki lima? tidak ada yang selewaran seenaknya, pokoknya tertib rapi sejuk dan bersih.

Mungkin bukan prestasi 1 atau 2 orang, tapi paling tidak inilah yang diakui sebagai kerja luar biasa dari Ibu Walikota Tri Rismaharini, atau dikenal sebagai Bu Risma saja beserta jajarannya.
Bu Risma adalah sosok hebat yang bekerja melalui pemikiran sederhana tetapi cepat dan selalu melakukan check and re-check again atas hal-hal yang sudah menjadi komitmen bersama. Pernah menjadi Kepala Dinas Pertamanan Kota Surabaya, dan selanjutnya menjadi Walikota dengan Wakil Walikota bekas Walikota sebelumnya. Tapi semuanya dalam control Bu Risma yang tegas dan selalu mencari jalan keluar atas setiap persoalan. Tidak sekedar menjawab, tapi melakukan. Lalu pada waktu selanjutnya, wakil walikota diganti dengan orang yang berasal dari partainya ibu Risma. Situasinya sangat tidak kondusif karena wakilnya, ternyata sering berseberangan dengan kebijakan Ibu Walikota. Ini gejala umum di Indonesia. Masih banyak orang yang bekerja di lembaga pemerintah, tetapi tetap selalu memperjuangkan dan mewakili partai asal secara membabibuta. Seharusnya, semua orang yang bekerja sebagai birokrasi negara, termasuk pejabat pemerintah daerah, tegas melepaskan bagu partainya untuk melayani siapa saja tanpa pandang bulu.

Bu Risma berhadapan dengan orang-orang seperti itu. Orang-orang yang tidak pernah mau menjadi orang kedua atau ketiga. Semua orang merasa sama seperti Pimpinannya.

Friday 6 June 2014

Garuda; Indonesian most admired company

toto zurianto

Kalau anda mengikuti detik.com, selama berhari-hari ditampilkan mengenai keberhasilan Garuda, perusahaan penerbangan nasional kita yang tetap stabil selama 12 tahun menjadi Indonesian most admired company. Ini sebuah prestasi luar biasa. Cuma ini satu-satunya perusahaan di Indonesia yang bisa terus menerus hebat selama 12 tahun.

Karena saya cukup sering menggunakan pesawat Garuda, saya tertarik, apakah menurut saya Garuda Indonesia sudah layak menyandang predikat sebagai perusahaan paling diakui oleh masyarakat kita?Apakah kita setuju untuk menetapkan Garuda terus stabil selama 12 tahun hebat?

Penerbangan dalam negeri terbaik
Ukuran sederhana untuk mengatakan bahwa sebuah perusahaan penerbangan adalah most admired, biasanya kita melihat bagaimana sambutan awaknya, dimulai di bandara ketika proses check-in, lalu sampai kepada saat sebelum naik pesawat, sambutan di dalam pesawat, termasuk senyuman awak kabin dan bagaimana mereka meng-handle penumpang ke tempat duduknya satu persatu, juga membantu mencarikan alternatif cabin untuk menempatkan barang-barangnya.
Selanjutnya kita akan melihat bagaimana cara awak kabin (pramugari/pramugara) menghadapi penumpang yang mungkin terlihat "protes" atau "marah-marah", apakah helpful, cuek, emosi, dan lain-lain.
Setelah itu, kita juga bisa mengukurnya melalui level kesempurnaan (tingkat profesional) pilot dalam mengendalikan pesawat, baik ketika proses take-off, dalam menghadapi turbulen, dan ketika melakukan landing. Kemampuan komunikasi dengan penumpang, baik pilot maupun awak kabin, juga menjadi perhatian konsumennya.
The most admired airline juga akan dilihat dari kehandalan pesawat, apakah sering rusak dan delay (karena rusak), temperature (kesejukan ruang) pesawat, harga tiket, kemudahan melakukan check-in dan kemampuan handling bagasi, serta kemudahan atau kecepatan bagasi keluar. Juga kemudahan membeli tiket dan alternatif pembayarannya.
Ya, banyak hal yang dipertimbangkan ketika sebuah perusahaan dimasukkan dalam kategori the most admired! Dan tentunya Garuda faktanyanya sudah dinilai terbaik dan diterima oleh berbagai kalangan. Ini yang menyebabkan Garuda menjadi perusahaan penerbangan terbaik selama 12 tahun.


Menikmati Kampanye Presiden

toto zurianto

Siapa yang menikmati kampanye pemilihan Presiden Indonesia sekarang? Mungkin banyak, tapi saya kadang-kadang takut untuk menyatakannya. Terutama mengenai pilihan kita. Entah kenapa, kita, terutama saya pribadi, sering merasa takut untuk menyatakan pilihan secara terus terang. Saya takut dimarahi "kawan-kawan sendiri" yang mungkin berbeda pilihan.

Kawan-kawan sendiri sekarang memang susah dicari. Entah kenapa, ketika kita menyatakan secara terbuka dan terus terang untuk memilih seseorang calon Presiden/Wakil Presiden tertentu, serta merta kita dianggap musuh, dinilai tidak teman dan terus dikaitkan dengan nilai-nilai negatif atas pilihan kita. Misalnya ketika saya menyatakan menjatuhkan pilihan saya kepada Prabowo-Hatta, saya akan dinilai sebagai seorang yang tidak sederhana, cenderung borjuis, dan tidak anti korupsi, atau pro Soeharto. Lalu, kalau saya memiliki Jokowi-JK, saya disebut terlalu sederhana, tidak punya visi, bahkan menjadi pribadi yang mudah dikendalikan oleh orang lain.

Jelas saya ingin menikmati masa kampanye Presiden ini sesuai dengan keinginan dan pertimbangan saya tanpa perlu dikaitkan dengan pilihan orang lain. Kawan-kawan saya sendiri, silahkan dengan pilihan anda tanpa mendiskreditkan diri saya dan orang-orang yang saya pilih. Pilihan terhadap calon Presiden dan Wakil Presiden bukan persoalan hidup mati, juga bukan tentang pemilihan keyakinan (agama). Kita bisa benar tapi juga bisa salah. Suatu saat kita bisa saja memilih atau mendukung Presiden dan Wakil Presiden orang yang selama ini tidak kita sukai, tidak kita pilih. Itupun tidak ada masalah. Biarkan saya menikmati pilihan saya.