Friday 23 August 2013

68 Tahun Merdeka

toto zurianto

Minggu-minggu ini, perayaan kemerdekaan RI ke 68 masih tetap meriah dilaksanakan, apakah di kantor pemerintah, di kampung-kampung, di sekolah, atau di pasar sekalipun. Ada kegembiraan di hati kita ketika kita berada di bulan Agustus. Apalagi khusus tahun ini, peringatan kemerdekaan ke 68 ini masih dalam suasana Lebaran Iedul Fitri. Jadi kegembiraannya bisa berlipat-lipat.
Hanya saja, ketika kita bergembira dan bersyukur, performance ekonomi kita sangatlah tidak berjalan searah. Sejak awal puasa, sampai menjelang akhir bulan Agustus, situasi nilai tukar Rupiah terus mendapatkan tekanan yang keras. Kini berkisar pada angka plus minus Rp11 ribuan untuk satu dollar Amerika. Banyak penyebabnya, salah satunya situasi dan kebijakan ekonomi di Amerika sendiri.
Tapi apapun penyebabnya, peringatan 68 tahun Merdeka adalah sesuatu yang kita jalankan dengan rasa syukur dan tetap prihatin.
Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, bukan saja mengenai nilai tukar rupiah dan pergerakan saham di pasar modal, juga situasi politik Indonesia menjelang Pemilihan Umum 2014. Padahal pengganggu utama perekonomian kita, diantaranya praktek korupsi dan nepotisme, penguasaan perekonomian pada sekelompok orang, sogok menyogok dalam mendapatkan proyek (pemerintah), pelaksanaan tender yang curang, dan berbagai transaksi ekonomi yang tidak terbuka.
Mari menjalani masa depan Indonesia lebih baik lagi. Banyak hal yang sudah dilakukan, tetapi masih banyak penyimpangan yang belum berhasil kita tertibkan, juga masih banyak tantangan masa depan yang harus kita perbaiki. Inilah tantangan ke depan yang belum selesai ketika kita merayakan proklamasi kemerdekaan ke 68. Merdeka dan tetap sungguh-sungguh bekerja.