Tuesday 30 October 2018

Cerita Lama; Sibual-buali Medan Sipirok Bukittinggi

toto zurianto

Pertama, cerita ini membuat kita berhenti mengarungi dunia sekarang yang bergerak cepat. Inilah cerita ketika orang-orang tidak pernah membayangkan kehidupan di zaman teknologi sekarang ini, apalagi zaman milenial. Ini cerita sederhana tetapi terasa sangat indah untuk dinikmati. Tidak tahu, seberapa banyak orang di Indonesia ini yang mengenal Bus Sibual-buali.  Cerita tentang Kenek Bus  yang yang melakukan perjalanan dari Medan, melalui Siantar, pinggiran Danau Toba, Sipirok, Padang Sidempuan, sampai ke Bukittinggi.
Ini cerita tentang Tindonihuta, anak batak, cucunya Ompu Silangit, ulubalang tentara Si Singamangaraja keduabelas yang turut serta memanggul senjata melawan Belanda pada masa Perang Batak.  Dia berasal dari Kampung Pusuk Buhit dan bergabung di pusat kerajaan Si Singamangaraja di Bakkara. Setelah Si Singamangaraja gugur, dia ditawan Belanda.

Ini sebenarnya Bus Tahun 70-an, ada barang di atas yang ditutup terpal.


Bus Sibualbuali, mesin GMC dan Chevrolet buatan Amerika Serikat.


 Ompu Silangit adalah penganut Agama Batak yang menyembah Debata Mulajadi Na Bolon. Agama purba yang menyembah alam dan roh-roh, Agama Parmalim, banyak dianut orang Batak sebelum  agama Kristen dan Islam masuk ke daerah itu. Ini orang yang diagungkan dan dihormati Tindo, disamping Ibunya. Tetapi Tindo sangat marah dengan Ayahnya, yang menelantarkan kehidupan mereka, Ibu dan Anak, pergi ke Jakarta memulai hidupnya sendiri yang terpisah dari akar marga dan budaya batak.
Sebuah cerita panjang tentang masa lalu, sekitar 1958 sampai 1966, masa PRRI yang ditulis Ashadi Siregar ini, terlalu menarik untuk diikuti. Kita dibawa pada cerita keluarga, adat, peperangan, hubungan antar suku yang indah, hubungan antar pengikut agama berbeda tetapi saling membantu, dan tentunya cerita Cinta yang tetap menarik kita rasakan. Kita juga melewati sejarah-sejarah indah di masa PRRI dan pasukan Tentara Daerah di bawah Kolonel Simbolon. Kalau membaca buku ini, kita akan terbawa perjalanan sejarah, melewati kawasan Tanah Batak, Danau Toba, Mandailing, Sipirok, juga cerita tentang Pematang Siantar, Medan, Aceh, Minangkabau, sampai ke Jakarta. Termasuk suasana menjelang Gestok (G30 S/PKI), Presiden Sukarno, Komunis (PKI) dan Tentara.