Wednesday 9 May 2018

YANG BENAR TIDAK SELALU HARUS MENANG

toto zurianto


Sama seperti manusia lainnya, pemimpin juga tidak selamanya benar. Setidaknya, banyak diantara kita yang meskipun statement-nya tidak salah, sering juga mengalami dampak komunikasi yang kurang menyenangkan. Sesuatu yang benar, karena proses komunikasi yang kurang tepat, berpotensi melahirkan kekisruhan yang bisa sangat tidak menyenangkan, bahkan bisa berbahaya.

Karena itu, menyadari kekeliruan dan ingin memperbaikinya, merupakan peristiwa tidak mudah yang sering tidak dimiliki oleh seorang pemimpin. Bukan sekedar gengsi, tetapi ada kekhawatiran, apa yang dilakukannya akan berdampak besar kepada dirinya dan nilai kepemimpinannya.
Pemimpin selalu ingin mempertahankan kebenarannya. Bahkan tidak jarang, sesuatu yang salah, ingin tetap dinyatakan benar dan berjuang keras untuk mempertahankannya.

Saya sangat tertarik ketika Presiden Obama, mencoba mengklarifikasikan pernyataannya tentang polisi Amerika, yang disebutnya "bodoh" akibat peristiwa salah tangkap terhadap seorang Profesor dari Harvard University, Massachusetts. Tidak menunggu terlalu lama untuk menimbang-nimbang, Obama, orang nomor satu Amerika Serikat
ketika itu (sekitar tahun 2009), bahkan salah seorang pemimpin dunia, buru-buru melakukan pertemuan "beer diplomacy" yang melibatkan sang Profesor Henry Louis Gates dan sang sersan Polisi James Crowley, serta Wakil Presiden Joe Biden.

"Maafkan aku", itulah kira-kira yang dikatakan Obama, ia merasa sebagai seorang Presiden, meskipun mempunyai kekuasaan yang besar, tidaklah sepantasnya untuk memberikan pernyataan yang keras, meskipun hal itu telah didukung oleh informasi dan data yang sangat akurat.

Bagi Obama, juga para pemimpin hebat lainnya, sangat banyak langkah-langkah yang lebih bersifat "mind and heart" yang bisa dimanfaatkan, ketimbang melalui statement yang bisa melahirkan kekeliruan dan multi tafsir yang tidak menguntungkan.

Siapkan kita untuk melakukan hal seperti yang dilakukan Obama?
Siapkah kitab mengenyampingkan ego kita, merendah untuk sesuatu yang lebih besar? Siapkah kita menjadi peimpin besar yang membuang hal sepele untuk memenangkan hati dan pikiran yang lebih penting?

Wednesday 2 May 2018

JANGAN MEMIKIRKAN YANG REMEH TEMEH!

toto zurianto


-->
Ketika kita mencoba melihat sekeliling kita, dan apa-apa yang kita lakukan sendiri, yang kita alami, sering kita merasa malu dan tertawa malu. Kenapa kita suka berkutat pada yang kecil-kecil. Kita sering menghabiskan waktu memikirkan diri kita yang terlihat seperti tertindas, seperti tidak bermanfaat, dibuang dan tidak digunakan maksimal. Lalu kita lihat, banyak orang yang berpikir yang kecil-kecil remeh temeh. Negara juga sering seperti itu, tidak banyak yang memikir lebih jauh. Soal kemiskinan misalnya, paling-paling hanya berpikir bagaimana menyalurkan sembako, memberi bantuan langsung, atau hal-hal sederhana lain. 
Lalu kita mau jadi apa? Anda mau jadi apa? mau menjadi seperti apa? Kalau ingin menjadi sesuatu, jangan hanya memikirkan hal-hal yang enteng-enteng dan remeh temeh saja! Seperti kata Nassim N. Taleb (the Black Swan), “Mengapa kita, entah ilmuwan atau bukan ilmuwan, orang penting atau hanya orang biasa, cenderung memperhatikan hal-hal remeh ketimbang hal-hal besar?”. “Mengapa kita terus berfokus kepada pada perkara-perkara kecil bukan pada peristiwa-peristiwa besar yang bisa signifikan, kendati ada bukti yang jelas tentang pengaruh mereka yang besar?
Jangan bunuh waktu kita untuk hal-hal yang kecil manfaatnya! Waktu selalu berjalan lebih cepat dari apa yang kita perkirakan. Kuatkan kemampuan (daya pikir), keyakinan dan kekuatan anda untuk mempengaruhi orang lain (meyakinkan orang lain yang lebih berkuasa), agar mulai sekarang, kita mempunyai cita-cita yang lebih kuat untuk memikirkan hal-hal yang lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan hal-hal yang remeh temeh!
Jangan berpikir orang lain akan menghancurkan kita. Biarkan orang bekerja, tetapi kita perlu bekerja untuk sesuatu yang besar. Jangan takut memikirkan hal yang besar. Jangan pelihara ketakutan anda sehingga anda tidak berani untuk melahirkan gagasan-gagasan yang spektakuler. Siapapun kita, selalu mempunyai peluang untuk melahirkan hal-hal yang besar yang mungkin banyak manfaatnya kepada orang lain. Orang yang inovatif, selalu lebih berani menyampaikan gagasannya. The Lossers adalah orang-orang yang biasanya "sadar terlambat". Sudah memikirkan, tetapi ragu untuk mengemukakan, dan akhirnya disalib oleh para champion yang berani dan inovatif!
Kalau pemimpin masih "telmi" apa boleh buat. Memang berbahaya, tetapi siapa bisa mengubahnya. Justru masih banyak orang yang beramai-ramai merapat dan menjadi konco bagi orang-orang yang berpikir sederhana remeh temeh.




Selalu Ada Jalan Lain

toto zurianto


Ketika akhirnya sampai kepada sudut jalan yang tertutup, tidak ada jalan lagi. Kita perlu kembali, mencari pintu baru, mencari jalan lain yang memungkinkan untuk di tempuh. Perjalanan tidak selalu nikmat dan bisa dijalani secara lancar. Kadang-kadang, selalu ada hambatan, ada krikil, ada batu besar, ada pepohonan yang membuat kita tidak bisa melanjutkan langkah.

Tetapi langkah seharusnya tidak boleh berhenti. Tidak ada jalan yang tidak bisa dilalui. Tidak ada tujuan yang tidak mungkin dijalani. Mungkin tidak harus pada jalan yang sama, mungkin harus melakukan perjalanan ulang, kembali ke titik permulaan. Selalu ada bimbingan untuk mencari jalan dan mencari jalan yang lain. Tuhan selalu ada disamping kita, pada diri kita, pada gerakan langkah kita untuk menerobos hambatan, mencari jalan yang lain. 
Hambatan juga atas kehendakNya. Ada hal yang dilakukan untuk kita, agar kita memiliki banyak cerita dan pengalaman. Tidak ada yang berjalan tanpa tujuan. Kita harus memanfaatkan setiap langkah, setiap kerikil, setiap hambatan agar kita lebih kuat.

Perjalanan adalah tantangan untuk menaklukkan binatang-binatang lapar yang siap menerkam. Selalu harus melihat celah, berpikir, dan berkelit. Kelaparan adalah natural dan selalu terjadi. Kita sebenarnya, sudah biasa menghadapi binatang-binatang lapar. Tidak perlu terlalu khawatir.  Tidak perlu dihadapi secara frontal. Biarkan mereka menjalani dunianya sendiri. Tidak perlu berjibaku untuk hal-hal yang tidak penting. Jangan habiskan tenaga. Kita harus menghemat energi dan jaga jangan sampai kita terluka. nanti, kita tetap harus terus berjalan. Untuk sementara, biarlah kita bersembunyi sembari melakukan persiapan. Banyak yang dapat kita kerjakan.

Hari-hari memang sering terasa berat dan membosankan. Kitapun akan selalu melihat keanehan dan keganjilan. Tidak semua bisa berjalan baik. Banyak kelemahan, banyak kekurangan. Bahkan terlalu banyak hal-hal yang tidak perlu tetapi dilakukan. Kita menyaksikan hal-hal yang tidak perlu. Itulah kehidupan. Kehidupan yang  membuat akal sehat terpaksa harus bersabar. Tidak punya pilihan kecuali bersabar. Sembari berserah diri dan bersiap memberikan yang terbaik. Jangan pernah berhenti mencari yang terbaik. Jangan tergerus oleh waktu. Jangan berhenti. Kita harus menaklukkan waktu. Kita harus tetap melakukan banyak hal.