Tuesday 27 December 2016

Menjelang Akhir Tahun

toto zurianto

Hanya tinggal beberapa hari lagi kita akan meninggalkan tahun 2016. Banyak yang sudah dilalui. Di pekerjaan, di rumah, atau di jalan-jalan, kita mempelajari banyak hal. Ada pencapaian-pencapaian, tetapi cukup banyak yang harus disempurnakan, dimulai, atau diperbaiki. Ada hal-hal yang seharusnya bisa dihindari, tidak dilakukan, atau dilakukan dengan cara yang lebih baik. Itulah perjalanan yang selalu punya warna. Kadang kita mengambil keputusan yang tidak perlu. Terlalu terburu-buru, atau tidak begitu jelas dasar pemikirannya. Kenapa harus melakukan ini, kenapa bukan yang itu. Pilihan yang dibuat, sering tidak terlalu bagus. Bahkan kelihatan agak naive!

Inilah perjalanan. Bukan bodoh, tetapi memang kita harus melakukan yang seperti itu. Perjalanan tidak harus berlalu dengan sempurna. Perjalanan yang tepat waktu, tepat sasaran, juga efisien, bukan sesuatu yang selalu harus kita lakukan. Dengan adanya hambatan, kita mempunyai banyak pengalaman dan memberikan pilihan-pilihan alternatif.

Tahun depan, kita harus melakukan dengan lebih baik. Mungkin selalu harus belajar, melihat yang baru, membaca. Di dalam pekerjaan, selalu melahirkan hal-hal baru. Kita harus mempelajarinya. Jangan sampai tertinggal dan ketinggalan. Bukan saja akan mengganggu lingkungan dan membuat kita kelihatan bodoh, juga membuat pekerjaan menjadi lebih lama. Kita perlu untuk selalu melangkah ke depan. Mencari hal baru dengan pendekatan baru. Jangan sampai kita selalu terkejut dan heran. Mari mencari, memperbaiki, dan menciptakan hal-hal yang lebih baik. Jangan pernah berhenti. Selalu belajar dan melihat hal yang belum terlihat.


Perubahan; mencari sesuatu yang baru yang lebih baik dan lebih bermanfaat



Sunday 18 December 2016

Keindahan Bali Pulina

toto zurianto

Kalau ke Bali, sesekali jangan hanya ke Pantai Kuta, atau Nusa Dua, atau kawasan Seminyak tempat santai dan ke Restaurant tepi laut di kawasan Jimbaran menikmati mentari terbenam. Kawasan Ubud juga menarik. Boleh juga ke Tegallalang, perbukitan dan sawah yang kini banyak di datangi wisatawan.
Salah satunya, kalau anda suka sama kopi, datanglah ke Plantation Coffee Bali Pulina. Ini tempat yang sedang in. Mereka menyebutnya Bali Pulina Plantation. Kini bisa melihat pohon Kopi Bali asli yang sedang berbuah, kawanan Musang yang dipelihara secara khusus di kandang untuk penghasil Kopi Luwak yang mahal, proses pengolahan Kopi secara tradisionil, dan tentunya menikmati Kopi Panas yang diseduh tanpa mesin-mesin kopi yang modern.


Pilih satu jenis Kopi/Teh dari 8 alternatif yang disediakan. Termasuk kopi Luwak Asli

Kitapun bisa menyaksikan bagaimana bubuk kopi dihasilkan dari biji kopi kering (bean) disangrai (digongseng) dengan menggunakan penggorengan biasa yang dibakar dengan menggunakan kayu bakar. Harumnya tentu bisa kita nikmati. Lalu kalau beruntung, kita sekaligus bisa menyaksikan kopi yang sudah disangrai (roasted) digiling menggunakan penggiling tradisionil (alu). Bagi yang belum pernah melihat, ini sebuah penyajian yang luar biasa. Cara Tradisionil Indonesia asli. Bukan menggunakan mesin pengering (roasted machine) atau Grinding. Tapi dengan cara-cara lama.

Ingat Kopi Gayo

Kunjungan singkat di Bali Pulina Coffee Plantation mengingatkan saya akan masa kecil pernah tinggal di Tanah Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Takengon. Tepatnya sekitar tahun 1970-1977, kami sekeluarga pernah bermukim di Kota (Kecamatan) Lampahan, sekitar 25 kilometer menjelang kota Takengon, ibukota Kabupaten Aceh Tengah. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Aceh Tengah berada di dataran tinggi, mulai 500 meter sampai dengan 1500 meter di atas permukaan laut. Dengan iklim sejuk dan sangat dingin, wilayah ini sangat cocok untuk perkebunan Kopi dan Teh. Di sanalah kami pernah melihat, mengalami dan menikmati perkebunan kopi dan bagaimana masyarakat mengolah kopi secara tradisionil. Sama seperti yang "dipamerkan" di Kopi Bali Pulina. Kopi Gayo yang terkenal di manca negara, saat itu secara umum diolah secara tradisionil. Bahkan biji kopi yang sudah digiling (secara manual), dijemur secara bebas di jalan-jalan umum untuk dikeringkan. Selanjutnya pengolahannya menjadi kopi siap saji, umumnya dilakukan secara tradisionil dengan digongseng (disangrai) dan ditumbuk menggunakan lesung (alu).

Mari menikmati Kopi (Bali), secara tradisionil, ataupun melalui proses yang modern. Pilihlah biji kopi terbaik, dan bila perlu, jangan di-blend dengan kopi lain, sangrai, tumbuk halus, dan nikmati melalui seduhan biasa dengan air mendidih 90 derajat. Diamkan sebentar dalam Cangkir (Gelas) tertutup barang, 3 - 4 menit. Nikmati selagi panas, sedikit sedikit sambil dihirup. Ditanggung lebih enak dari Kopi Modern yang harus kita bayar lebih mahal. 











Sunday 11 December 2016

Alan Greenspan, Legenda

toto zurianto

Sebuah buku tentang Alan Greenspan, mantan pemikir utama Ekonomi Amerika, juga menjabat Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat dalam beberapa periode. Karirnya dimulai, bahkan dari zaman Presiden Richard M. Nixon. Lalu pada masa Presiden Gerald Ford yang menggantikan Nixon setelah skandal Watergate. Dia tetap menjadi orang penting pada era setelah itu, tidak hanya di masa kekuasaan di bawah Partai Republik, juga di masa Partai Demokrat.



Alan Greenspan tercatat sebagai salah satu tokoh dan ekonom penting selama hampir 40 tahun. Terlibat dalam beberapa peristiwa penting, krisis ekonomi dunia dan tentunya perekonomian Amerika Serikat yang bergerak pasang surut.
Mari menikmati buku setebal 781 halaman (termasuk indeks) ini. Buah karya Sebastian Mallaby, penting dan menarik. Sebenarnya buku ini dibagi atas 3 Buku, Buku I tentang Ideologue yang membahas tentang the Feeling of the Conqueror, The UN-Keynesian, The Rebirth of Money, AYN Rand's Undertakler, dan Against the new Frontier.
Lalu pada Buku II (Bab 6 sampai dengan Bab 14), membahas tentang peristiwa dan pemahaman poliotik Alan Greenspan melalui Buku The Politician. Buku II diawali dengan bab tentang A Libertarian For Nixon, dan berakhir pada bab tenang Without the Cigar.
Selanjutnya Buku terakhir, Buku III mengambil judul tentang masa-masa penting peran Alan sebagain seorang Gubernur Bank Sentral. Buku III berjudul The Central Banker. erm,asuk sal;ah satu yang membuat rakyat Amerika merasa aman berada pada bab 24 mulai halaman 528, "Uncle Alan Will Take Care of Us".
Mari menikmati buku sangat tebal ini. Mungkin banyak hal yang bisa kita pelajari, untuk perekonomian (Indonesia) yang lebih baik.


Sunday 27 November 2016

Ekonomi Indonesia diantara Dunia

toto zurianto

Ekonomi Indonesia, dengan kekuatan Produk Domestik Bruto (2016) sekitar US$941 milyar, saat ini berada pada peringkat 16 dunia. Perkonomian yang terbesar masih dipegang Amerika Serikat dengan PDB (nominal) sebesar US$18,5 triliun. Jumlah ini sama dengan sekitar seperempat dari seluruh PDB Dunia, sekitar 24,7%. Sedangkan share Ekonomi Indonesia saat terhadap PDB Dunia baru sekitar 1,25%. Amerika Serikat tidak hanya unggul di dalam nilai PDB, tetapi tercatat sebagai yang paling unggul di bidang perkembangan teknologi dan sumber daya alam. Selanjutnya di bawah Amerika Serikat tercatat Ekonomi Cina dengan kekuatan US$11,3 triliun. Cina, dengan share sekitar 15% PDB Dunia. Meskipun hampir semua negara akhir-akhir ini mengalami gangguan yang cukup siknifikan, pertumbuhan ekonomi Cina masih masuk kategori baik. Apalagi Cina tercatat sebagai salah satu negara paling sukses di dalam pengembangan industri manufaktur yang berbasis ekspor yang kuat. Ini terlihat dengan pendirian pusat-pusat ekspor industri manufaktur di seluruh negara.

Tabel 1
Peringkat Ekonomi menurut GDP

Negara
GDP
Nominal
(US$milyar)
GDP
Per Kapita
(US$)
GDP
Per Kapita
(Ranking)
United States
18,561
57,294
8
China
11,391
8,261
75
Japan
4,730
37,304
25
Germany
3,494
42,326
18
United Kingdom
2,649
40,412
21
France
2,488
38,537
22
India
2,250
1,719
144
Italy
1,852
30,294
27
Brazil
1,769
8,587
73
Canada
1,532
42,319
19
Korea (11)
1,404
27,633
29
Indonesia (16)
941
3,636
117
Thailand (28)
390
5,662
88
Phillipine (36)
311
2,991
126
Malaysia (38)
302
9,546
66
Singapore (40)
296
53,053
10
Vietnam (48)
200
2,164
134
Sumber : Diolah dari GDP Ranking 2016 oleh Statistics Times

Kemudian setelah Cina, disusul berturut-turut oleh Jepang dengan PDB US$4,7 triliun, Jerman (US$3,4 triliun), dan Inggris (US$2,6 triliun). Lalu Prancis (US$ 2,4 triliun), India (US$2,2 triliun), Itali (US$1,8 triliun), Brazil (US$1,7 triliun), dan Kanada (US$1,5 triliun). Negara-negara ASEAN lain masih di bawah Indonesia, seperti Thailand dengan PDB US$390 milyar berada di peringkat 28, Philipina (US$311 milyar) pada peringkat 36, Malaysia (US$302 milyar) di peringkat 38, dan Singapore (US$296 milyar) berada pada peringkat 40. Vietnam yang terus memperlihatkan prestasi pembangunan  ekonomi yang luar biasa, saat ini berada di peringkat 48 dengan PDB sebesar US$200 milyar.
Meskipun Indonesia termasuk kekuatan 16 besar ekonomi dunia, tetapi karena faktor jumlah penduduk yang relatif banyak, secara rata-rata, ekonomi Indonesia belum termasuk makmur dan masih banyak penduduk yang masuk dalam kategori miskin. Penduduk Indonesia saat ini tercatat sebanyak 261 juta, berada pada posisi keempat dunia setelah Cina (1,384 milyar), India (1,332 milyar) dan Amerika Serikat (325 juta). Karena itu, pendapatan rata-rata per kapita penduduk Indonesia, diukur dengan nilai PDB Nominal, saat ini tercatat baru sebesar US$3,636, berada pada ranking 117 dunia.


 Tabel 2
 Jumlah Penduduk Beberapa Negara

Negara
Jumlah
Penduduk
1
Cina
1.384.686.954
2
India
2.332.765.368
3
Amerika Serikat
325.003.879
4
Indonesia
261.723.299
5
Brazil
210.217.656
6
Pakistan
194.312.414
7
Nigeria
188.817.004
8
Bangladesh
163.635.963
9
Russia
143.433.416
10
Meksiko
129.243.696
11
Jepang
126.230.047
12
Filipina
102.838.635
20
Thailand
68.146.609
44
Malaysia
30.751.602
113
Singapore
5.696.506

Total Dunia
7.464.246.917
Sumber : Current World Population (diolah)


Negara dengan PDB per kapita tertinggi saat ini adalah Luksemburg (US$105,829), Swiss (US$79,578), Norwegia (US$71,497), Makao (US$67,013), Irlandia (US$65,871), Qatar (US$60,733), Islandia (US$57,889), Amerika Serikat (US$57,294), Denmark (US$53,243), dan Singapore (US$53,053). Tentu saja sangatlah menarik untuk merangkai hubungan-hubungan antara total perekonomian suatu negara (Product Domestic Bruto) dengan jumlah penduduk. Kebanyakan, tetapi bukan pandangan yang mutlak, negara-negara yang berpenduduk relatif lebih banyak, tidak terlalu mudah untuk meningkatkan pendapatan per kapita penduduknya.  Indonesia, India dan tentunya termasuk juga Cina dan Brazil, memerlukan usaha yang luar biasa untuk mencapai tahapan yang lebih baik. Dengan kata lain, pertanyaan yang selalu muncul adalah, bagaimana Indonesia bisa memperbaiki peringkat PDB per kapita, dari posisi 117 dunia, menjadi posisi di bawah peringkat 100, atau bahkan 50 terbaik dunia.
Perekonomian Indonesia diantara dunia, relatif cukup tinggi. Bahkan diantara negara-negara ASEAN, juga memperlihatkan nilai trandsaksi yang besar. Tetapi, masih banyak hal yang perlu dicapai, ketika kita membandingkan peran ekonomi kita dikaitkan dengan jumlah penduduk dan potensi sumber daya kita yang cukup melimpah.