Wednesday, 27 January 2010

Kenapa Naek Sepeda?

toto zurianto


Kalau di kantorku, Bike to Work itu udah cukup banyak. Beberapa kawan sudah rutin selama sejak 3 – 5 tahun terakhir. Teddy cs dari Bintaro boleh dikatakan hampir tiap hari, gowes dari Bintaro.
Aku sendiri udah lama sepedaan, tapi amatir banget, Cuma Sabtu and Minggu, itupun hanya di sekitar Cinere, Pondok Indah, atau Kebayoran/Blok M. Pengen juga sepedaan ke Kantor, dari Cinere ke Thamrin. Kapan yaaaa? Rasanya malas, seperti kurang kerjaan.

Akhirnya, hari Jum’at (22-Jan-2010), aku yang tinggal di Puri Cinere dan Sule yang rumahnya di Bumi Karang Indah, Karang Tengah, bertekad bulat untuk B2W pada hari Selasa 26 Januari 2010. We decide to b2w! This is our goal!

Tantangannya tidak ringan. Senin malam sekitar jam 20.00, kucoba try-in my old bicyle di sekitar kompleks. Meskipun saat itu sedang gerimis, apa boleh buat, takut besoknya ada masalah. Meskipun enggak terlalu nyaman, maklumlah, sepeda sederhana, Cuma 21 speed tanpa rem cakram. Sepeda okay. Malam itu, Cuma mau b2w, koq seperti mau ujian, gelisah. Tidur aja, terpaksa bangun beberapa kali. He he he, lucu yaaaa.

Ujian pertama, datang pagi-pagi. Sekitar jam 03.30, hujan turun lebat banget. Karena gelisah dan exhausted banget, enggak bisa tidur lagi, mandi. Pokoknya jam 04.30 subuh, semuanya ready! Hujan udah reda, tapi air masih banyak menggenang, dingin mak jang! Jam 04.55 mau start, sms Rudi. Eeehhh Rudi baru wake-up. Mungkin Rudi udah mau batal. Terpaksa tak sms, “masih sempat koq” (maksudnya, jangan khawatir, kita udah tekad bulat). Semoga keinginannya kuat. Soalnya, kalau sendiri, mana tahan.

Akhirnya jam 05.20 aku udah nunggu di depan Mesjid Al Azkar (di depan kompleks Bumi Karang Indah), sedikit gelisah, rasanya lama banget nunggu Rudi.
Hore, akhirnya jam 05.30 kita udah mengayuh Jl. Karang Tengah. Alhamdulilah, MileStone I (sasaran pertama, atau sukses karena berhasil melewati hambatan pertama) terlalui, kami udah mulai, sudah start. Ini penting! Bergerak perlahan, enggak bisa kencang, soalnya becek and wet!

MileStone II, melewati 2 tanjakan panjang di Jalan lebak Bulus III, sedikit berat bagi the 100kgs and over 50yrs. Okaylah, semua terlewati dengan baik. Memang lalu lintas masih sepi dan gelap, paling-paling motor pada ngebut! Segar banget udaranya, bau dedaunan dan sedikit tetes hujan dari dedaunan yang bergerak di tiup angin pagi. Thanks God, this is a all free for us.

Lalu sepanjang Jalan Fatmawati kita berhadapan dengan Metromini 610 yang berhenti seenaknya. Lalulintas mulai ramai, jalan sepeda cukup stabil, ada tanjakan kecil. Tapi sudah merasa semakin mantap. “We can do this” (hopefully)! Soalnya malu sama bikers muda, untungnya kami berangkat cukup pagi, jadi enggak ada yang nyalip. Cuma harus hati-hati, genangan air banyak dimana-mana.

Milestone III, jam 06.10 nyampek di Jl. Pakubuwono, rumah seorang sahabat, Hatief Hadikoesoemo yang berdinas di PPATK Jalan Ir H. Juanda di belakang Istana Presiden. HH udah cukup lama benar b2w, sebelumnya dia selalu naek busway. Sepedanya juga bagus banget. Then we go together along the Sudirman and Thamrin. I let them (HH dan Rudi) go first, I have to maintain my capacity. Everything under control, and in just 15-20 minutes we arrived at Jl Sabang, to have a morning Porridge!

Lama perjalanan dari Cinere ke Thamrin naek sepeda, hampir sama dengan seandainya naik mobil. The Question is Kenapa kami melakukannya? Is it a Wildy Important Goal?

Tuesday, 19 January 2010

Akhir Kasus Bank Century!

toto zurianto

Apakah kasus Bank Century akhirnya dapat memberikan yang terbaik bagi bangsa? Meskipun kita sering tidak mendapatkan bukti-bukti yang meyakinkan, tetap saja, kita perlu memberikan support bagi para wakil rakyat yang mencoba menelusuri kasus itu untuk memberikan argumentasi yang paling baik.

Tentu bisa saja melahirkan "korban" atau tepatnya, siapa yang "berbuat keliru", wajar jika diminta pertanggungjawabannya. Siapa dia? Tentu saja kita tidak perlu berspekulasi. Ini adalah upaya konstruktif untuk membangun Trust diantara pihak-pihak yang sedang ber-argue.

Korban jelas tidak terlalu penting. Yang paling sulit diterima, ketika kita tidak bias mengambil hikmah dari persoalan ini.

Wednesday, 6 January 2010

Menjaga Proses

toto zurianto

Pada tatanan yang lebih abadi, kita sangat dilarang untuk hanya memikirkan tujuan, tanpa dibatasi oleh proses-proses yang baik. Tidak boleh, karena alasan tujuan yang berat, lalu kita mengenyampingkan prosesnya. Tidak ada kamus untuk menghalalkan segala cara dalam rangka mencapai tujuan. Paham Machiavelli yang kita terjemahkan sebagai kegiatan yang terlalu fokus kepada tujuan, demi mencapai cita-cita, tidak populer dan selalu harus dihindari. bagaimanapun, proses yang digunakan untuk mewujudkan tujuan, sama pentingnya dengan tujuan itu sendiri (Immanuel Kant). Tidak boleh melakukan hal-hal yang salah untuk mencapai sesuatu yang benar. Kita harus steril dari ketidakadilan dan kebenaran untuk mencapai masyarakat yang benar dan adil.