Wednesday, 12 September 2012

Memimpin dengan "courage"

toto zurianto


Yang tertinggal dari puasa Ramadhan dan Lebaran bulan lalu, antara lain persoalan pulang ke kampung. Memang menyenangkan ketika kita bisa bersua kembali dengan sanak keluarga handai tolan. Bukan untuk pamer "keberhasilan", tetapi sudah menjadi panggilan hati dan tradisi masyarakat kita yang mencintai kebersamaan, guyub sambil bersyukur, masih bisa menikmati suasana "kampung" yang semakin dirindukan.
 
Tetapi, mudik memiliki tantangan yang hebat. Bukan sekedar biayanya, atau usaha yang harus didukung oleh kondisi fisik yang prima. Mudik, selalu memiliki risiko tinggi, bahkan sampai harus kehilangan nyawa.
Lihat saja, sampai dengan H+7, lebih dari 800 nyawa melayang dari berbagai bentuk kecelakaan.
 
Karena itu, tidaklah mengherankan, betapa besarnya tuntutan masyarakat yang dialamatkan ke pemerintah untuk memperhatikan isu itu. Manajemen mudik sangat  mendesak untuk diperbaiki. Tidak sekedar menyediakan armada yang cukup, tetapi harus bisa dijalani secara aman dan dalam waktu yang normal. Mudik 30 jam, harus menjadi perhatian pemerintah untuk tidak diulangi kembali di waktu yang akan datang. Apalagi kalau harus mengenderai motor yang ditumpangi 2 sampai 4 orang (termasuk anak-anak).
 
Pemimpin bangsa ini perlu melakukan tindakan yang lebih konseptual untuk menciptakan manajemen mudik yang cepat dan aman tanpa korban jiwa yang sia-sia. Salah satu moda transportasi yang tahun ini dinilai  telah memberikan pelayanan yang baik adalah mudik melalui Keretaapi. Meskipun banyak pihak yang menentang keputusan manajemen kereta api (KAI) yang mewajibkan penumpangnya memiliki tiket kereta bertempat duduk yang sah (sesuai nama di KTP), mereka tidak bergeming. Keputusan terbaik harus dilakukan secara berani dan konsisten. Akibatnya sungguh luar biasa. Penumpang keretaapi akhirnya mampu menikmati perjalanan mudik dengan kereta api secara nyaman dan tepat waktu. Termasuk kereta api kelas ekonomi yang selama ini sungguh sangat tidak manusiawi.
 
Ini adalah keputusan kepemimpinan (leadership decision) yang tidak mudah dilakukan. Selalu ada godaan untuk tidak konsisten. Tetapi Manajemen Kereta Api memiliki tekad kuat untuk menjaga keputusannya sehingga menjadi kredibel. Kita perlu mendukung keputusan ini. Tidak mudah pastinya. Selalu ada tekanan untuk melakukan tindakan yang tidak konsisten. Tetapi, sekali kita konsisten dan kuat membela keputusan yang sudah dibahas pada forum yang kompeten, maka sangat mungkin akan memberikan hasil yang lebih baik. Ini menjadi tantangan pemerintah kita dan para pelayan dan birokrat. Semoga semakin banyak yang mampu memberikan pelayanan terbaiknya tanpa harus melakukan praktek korupsi dan nepotisme.

Siluman Indonesia

toto zurianto


Ini salah satu pencapaian luar biasa putra-putri Indonesia. Beberapa waktu yang lalu, Indonesia meluncurkan sebuah Kapal Cepat Rudal (KCR)  brand new yang disebut KRI Klewang di galangan kapal milik PT Lundin Industry Invest di Pantai cacalan Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur.
Kapal perang sepanjang 63 meter berwajah siluman tersebut, tercatat sebagai salah satu kapal perang paling canggih yang dimiliki TNI Angkatan laut dengan sudut depan lancip, berlunas tiga (trimaran) dibuat dengan bahan dasar infus vinylester karbon fiber yang ringan dan mampu menginduksi panas sehingga sulit terdeteksi radar. Sepintas, kapal ini sangat mirip dengan pesawat tempur Amerika tercanggih Siluman (stealth) yang juga tidak terdeteksi oleh radar.

Ada momen luar biasa dari hadirnya kapal canggih ini, yaitu, kemampuan teknologi kita yang semakin tinggi dan rasa percaya diri untuk melakukan perubahan radikal. Tidak mudah meyakinkan pemimpin kita, bahwa, kalau mau, kitapun bisa melakukan banyak hal seperti membuat kapal atau pesawat canggih dan modern.
Ini menjadi pencapaian luar biasa seperti yang pernah kita lakukan ketika pertama kali membuat CN-235 dan kemudian yang lebih canggih dan modern N-250 yang akhirnya nasibnya belum ketahuan sampai sekarang (konon akan dibangun dan dikembangkan kembali menjadi N-2130)

Teknologi adalah salah satu ukuran pencapaian luar biasa dari suatu negara apabila dia mau mencapai suatu posisi tertentu yang diakui negara lain. Teknologi akan membuat suatu masyarakat (dan bangsa), mampu mencapai tahap kemajuan yang luar biasa. Itu juga sebagai implementasi dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan peradaban.

Kita, bangsa Indonesia, saat ini, belumlah mencapai tahap yang kita idam-idamkan. Masyarakat kita, secara umum, belum dibangun melalui semangat pengetahuan dan teknologi. Kita, terutama, masih banyak hanya mengandalkan kekayaan alam dan perdagangan yang nilai tambahnya tidak terlalu maksimal. Ini adalah tantangan pemimpin. Kini dan di masa depan, secara pasti dan terarah, kepemimpinan nasional kita harus mampu membulatkan keinginan dan tekadnya untuk melakukan langkah yang lebih strategis yang melahirkan value added tinggi bagi masyarakat keseluruhan.  Secara potensi, sama sepeti bangsa-bangsa lain didunia ini, kitapun memiliki SDM yang baik untuk memainkan peran yang lebih strategis. Kita memiliki banyak insinyur dan teknokrat untuk menciptakan teknologi terbaik dalam berbagai bidang dan area.
“Ilmu Pengetahuan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia”, demikan kata Nelson Mandela, tokoh dunia dari Afrika Selatan.