toto zurianto
Hari Sabtu-Minggu 19-20 Maret 2022 beberapa waktu yang lalu, kami kedatangan Kelompok Pesepeda Seroja para Pensiunan Bank Indonesia ke pedepokan kecil kami di Villa Boncabe di Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea Bogor. Kelompok pesepeda Seroja ini memang luar biasa, pada usia mereka yang tidak muda lagi, rata-rata sudah sekitar 65 sampai 75 tahun, tetap penuh semangat dan mampu menaklukan perjalanan cukup berat sekitar 70-100 Kilometer dari berbagai pinggiran Jakarta menuju Bogor yang berada di kaki Gunung Salak.
Padahal biasanya, para Akik-akik ini, lebih banyak yang duduk manis di rumah sambil mengemong cucu sebagai sebuah tugas negara, mereka justru lebih suka melakukan olah raga yang relatif cukup berat untuk dilakukan pada usia mereka. Bersepeda, bukan hanya sebagai olah raga gaya hidup orang perkotaan, tetapi telah menjadi panggilan jiwa yang memberikan stimulasi dan energi untuk menjaga keseimbangan ketika mereka tidak lagi bekerja rutin di perkantoran.
Ada sekitar 15 pesepeda Seroja bergerak sekitar Jam 06.00 pagi dari rumahnya masing-masing untuk berkumpul di beberapa Tikum (Titik Kumpul), antara lain dari kawasan Slipi, Pondok Indah, Bintaro, Pondok Aren, dan BSD menuju Tikum Gaplek di sekitar Pondok Cabe. Lalu untuk yang bermukim dari kawasan Jakarta Timur dan Bekasi, mereka berkumpul di Tikum Kali Malang, selanjutnya semuanya bergerak menuju Tikum di MacD Dramaga Bogor. Banyak para senior yang berpartisipasi, antara lain yang aku kenal dengan baik, seperti Pak Moerjono, Hatief Hadikoesoemo, Ayok Noor Cahyo, Amril Malintang, Ganjar Mestika, dan Haryono.
Setelah gowes sekitar 4-5 jam, akhirnya sampailah mereka di Villa Boncabe Tegalwaru sekitar jam 11.00 saat mentari mulai panas, sebuah pencapaian yang luar biasa yang dilakukan pada usia di atas 60 tahun.
Villa Boncabe mulai kami kembangkan sejak akhir 2017 sebagai Padepokan Kecil dengan beberapa Villa, Taman, Tanaman, dan Peternakan pada lahan yang tidak terlalu besar. Kami, aku Toto Zurianto bersama Bang Ujang Hikmah Rinaldi, Bang Greatman Rajab, dan Mas Ari Ekoariantoro, secara perlahan menjadikan Villa Boncabe menjadi tempat yang nyaman untuk berkumpul, bergembira, dan beristirahat sambil menikmati alam pedesaan di Ciampea Ilir, terutama pada akhir pekan atau pada hari libur.
Sungguh indah pertemuan sesama alumni Bank Indonesia yang diisi dengan ngobrol ngalor ngidul di Rumah Joglo yang terbuka dengan semilir angin ditemani Teh dan Kopi, Bakwan dan Kelapa Muda dari Kebon sendiri
Gowes membuat Badan Segar dan Hati Sehat
Sering muncul pertanyaan, kenapa Bapak-bapak para senior yang sudah lama pensiun, suka mendalami hobby bersepeda. Sepanjang yang kuketahui, ketika masih aktif bekerja, hanya sedikit dari Bapak-bapak anggota Seroja, yang sering gowes. Ketika itu yang kuketahui hanya beberapa orang, seperti Pak Hatief Hadikoesoemo, Pak Wahjoedi dan Pak Haryono yang sering gowes, bahkan melakukan aktivitas gowes ke kantor B2W Bike to Work. Sedangkan Bapak-bapak yang lain biasa hanya sebagai pengembira yang naek sepeda hanya pada acara-acara tertentu. Lalu sekarang, ketika mereka sudah pensiun, banyak yang memilih hobby gowes, bahkan bukan lagi sekedar gowes atau B2W dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Kini, bapak-bapak yang tergabung dalam komunitas sepeda Seroja, mampu gowes untuk jarak tempuh yang cukup jauh, bisa sekitar 70 sampai 100 Kilometer. Mereka menyebutnya sebagai sebuah journey, perjalanan melewati perkampungan, sawah dan ladang, sungai dan hutan. Jadi tidak lagi hanya melewati jalan aspal yang mulus.
Inilah seni dan keindahan bersepeda yang dilakukan Bapak-bapak di Seroja Cycling Club pada pensiunan Bank Indonesia. Perjalanan melewati gunung lereng dan perkampungan, menjadi sebuah keindahan, kadang-kadang ahrus bermalam menginap di pelataran Mesjid-mesjid sederhana yang mereka sebut sebagai Hotel Syariah dengan berbekal tenda dan sarung serta "obat nyamuk bakar". Lalu pada kesempatan itu, tidak jarang mereka memberikan sumbangan ke masyarakat atau memberikan Tausyiah kepada masyarakat desa yang hidupnya sangat sederhana. Lalu, apa yang didapat dari aktivitas pergowesan tersebut? Salah satunya, kebersamaan sesama pensiunan serta badan dan jiwa yang sehat seperti ungkapan Mens sana in corpore sano yang berarti dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat dan kuat. Karena jasmani kita sehat, maka jiwa kitapun bisa sehat, maka pikirnpun akan menjadi sehat. Mungkin ini yang menjadi pandangan Bapak-bapak Seroja yang selalu ramai, penuh canda dan bergembira. Salah satu cara terbaik yang dipilih dalam menjalani masa pensiun, agar selalu lebih semangat, tidak loyo, atau sering merasa susah menjadi laskar yang tidak berguna lagi.
Kami memilih berkebun bersama
Sama seperti Bapak-bapak Pensiunan yang tergabung dalam kelompok pesepeda Seroja, kami di Villa Boncabe, sejak 2017, berpikir untuk menyiapkan kegiatan yang akan dilakukan selain bekerja rutin di kantor, sekaligus sebagai persiapan ketika masa pensiun menjelang.
Tidak terlalu lama mencari, akhirnya kami mendapatkan sebidang tanah di desa Tegalwaru, Ciampea Ilir, sekitar 6 Kilometer dari Kampus IPB Dramaga. Mula-mula, lokasi ini terasa agak jauh. Dulu, ketika kita keluar dari Pintu Tol Sentul Selatan, melalui Bogor Outer Ring Road (BORR), keluar di Kedung Halang, menyusuri Jalan Baru menuju Parung yang padat dengan kondisi jalan yang rusak parah. Syukurlah dalam waktu yang tidak terlalu lama, BORR tersambung hingga Simpang Yasmin, kemudian dari Simpang Yasmin menuju desa Tegalwaru, jarak sekitar 15 Kilometer, dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45-60 menit. Jadi dalam kondisi lalulintas normal, dari rumah kami di Cinere, untuk jarak sekitar 65 Kilometer, perjalanan menuju Villa Boncabe melalui Tol JORR, Tol Jagorawi dan Tol Bogor Outer Ringroad, bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 45 menit. Tapi kalau kita tidak melalui jalan Tol, perjalanan menuju Villa Boncabe bisa dilakukan melalui Jalan Pondok Cabe, Jalan Raya Sawangan, lewat Pasar Parung menuju Simpang Yasmin sepanjang sekitar 45 Kilometer, pagi hari sebelum Jam 11.00 bisa kita tempuh dalam waktu sekitar 1 jam 30 menit. Cukup cepat dan masih lancar.
|
Langkah pertama di tahun 2017, membuat pagar keliling |
Setelah mendapatkan lahan di desa Tegalwaru seluas sekitar 5.800 meter persegi, akhirnya kami sepakat membeli lahan yang lokasinya agak masuk ke perkampungan, cukup jauh dari jalan Raya Ciampea menuju Leuwiliang - Jasinga, sekitar 4 Kilometer di jalan pedesaan. Syukurnya meskipun jalannya cukup sempit yang menyulitkan kenderaan untuk berselisih, tetapi sudah pernah diaspal. Bahkan, ketika kami memutuskan untuk membeli tanah tersebut, ada bagian jalan yang sudah rusak parah, mendapatkan perbaikan dalam bentuk jalan beton sampai Desa Tegalwaru melalui proyek betonisasi jalan perkampungan.
Lahan seluas 5.800 meter tersebut langsung dipagar keliling, dibagi menjadi 4 kavling dengan membuat jalan di bagian tengah, masing-masing kami mendapatkan bagian seluas sekitar 1.250-1.350 meter persegi, lumayan bisa dibuat kebon, kolam, atau pondok kecil untuk tempat beristirahat.
|
Jalan besar ditengah-tengah, sekaligus sebagai batas lahan. |
|
Sebelum seperti sekarang |
|
Sedang menyiapkan rencana awal, apakah tanaman, Villa, dan berbagai sarana lain, selalu dibahas bersama. |
Berkembang menjadi seperti sekarang
Kini setelah sekitar 4 tahun, Villa Boncabe yang dulu hanya tanah kebon kosong, sedikit demi sedikit kami kembangkan. Mula-mula dibangun sebuah rumah limas kayu seperti yang banyak didirikan di Sumatera Selatan. Terilham ketika mengunjungi Kota Palembang, di Bandara ada rumah contoh yang cukup bagus yang bisa dipesan, dibawa ke Bogor dan dipasang dalam waktu yang cepat, rumah Knock-Down. Sekarang, Villa Boncabe sudah cukup lengkap, fasilitasnya sudah semakin lengkap dan memadai. Ke depan, akan semakin bagus lagi.
|
Rumah Limas Palembang, pertama kali dibangun di Villa Boncabe Rumah sistem knock-down yang disiapkan di Palembang dibawa ke Boncabe dengan truck, kemudian dibangun ditempat selama 2 minggu saja. |
|
Kebon Sayur modern melalui sistem Hidroponik |
Kini
|
Suasana hijau sejuk dan mulai rapi di Villa Boncabe, Ciampea. |
|
Gazebo tempat santai sambil memandang lembah dan sungai |