toto zurianto
Alhamdulilah bisa membaca sebuah buku baru yang ditulis oleh Dr. Muliaman D. Hadad, Ekonom Bank Sentral yang 5 tahun terakhir, pernah menjabat sebagai Duta Besar Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Swiss (Switzerland), juga untuk negara kecil Liechtenstein yang berada dikelilingi oleh negara Swiss.
Buku ini berkisah mengenai pengalaman penulisnya selama menjalankan tugas sebagai seorang Duta Besar di sebuah negara indah yang aman dan nyaman tetapi memberikan tantangan bagi kita, bukan pada aspek politik atau pertahanan negara, yang tetap aman-aman dan sangat kondusif. Muliaman menghadapi tantangan cukup hebat di bidang perekonomian, khususnya pada perdagangan Minyak Sawit Indonesia (palm oil) yang menghadapi tantangan besar di Swiss dan Negara-negara Eropa Barat lainnya. Pada saat itu, sekitar tahun 2018-2019, persekutuan Uni Eropa (UE) juga negara Swiss sedang gencar-gencarnya menolak dan menghambat masuknya Minyak Kelapa Sawit asal Indonesia ke Swiss dan Eropa Barat yang dituduh pada proses produksinya dianggap banyak melakukan kesalahan dan merusak Lingkungan hutan dan keberlanjutan kehidupan di muka bumi yang dikenal sebagai deforestasi dan sustainability. Termasuk juga mengenai isu Hak Azazi Manusia HAM yang dinilai banyak kasus negatif yang terjadi di Indonesia. Tetapi Muliaman dan delegasi Perekonomian dan Perdagangan Indonesia terus berjuang, terutama melakukan pendekatan secara langsung dengabn pihak-pihak yang berkepentingan di Swiss dan selengkap mungkin memberikan penjelasan dan menyanggah hal-hal yang berbeda dengan kenyataan.
Akhirnya Upaya panjang dan gigih tersebut, tentu saja utamanya dihandle oleh Pak Dubes Muliaman Hadad bersama Delegasi dari dalam negeri, juga dengan Tim Duta Besar Indonesia yang lain yang ada di Eropa Barat, berhasil menggolkan perjanjian antara Indonesia dengan negara-negara yang tergabung dalam EFTA European Free Trade Association melalui perjanjian CEPA Comprehensive Economic Partnership Agreement ditandatangani pada 2018.
Banyak lain upaya penulis yang dilakukan selama bertugas selama sekitar 5 tahun di Swiss, antara lain yang menarik termasuk upaya melakukan kerjasama di bidang pendidikan, khususnya pendidikan vokasi (politeknik) yang banyak dilakukan di Swiss dan berusaha untuk mendapatkan tata cara pendidikan vokasi di Swiss untuk dijalankan di Indonesia, termasuk kesempatan bagi anak muda Indonesia untuk belajar di Swiss. Bagaimanapun Swiss terkenal dan berada di depan sebagai negara maju yang sudah memanfaatkan teknologi maju dalam berbagai proses produksi yang sangat efisien.
KOPI Indonesia di SWISS
Kopi menjadi salah satu komoditas pertanian Indonesia yang sangat penting, pada tahun 2017, nilai ekspor Kopi Indonesia mencapai US$750 juta, lalu naik menjadi US$857 pada 2020, dan pada 2021 sudah sekitar US$995 juta.
Tetapi, pasar ekspor ke Swiss masih sangat tinggi, sebagai di konsumsi oleh masyarakat Swiss sendiri, sebagain lagi dijual kembali ke berbagai negara Eropa Barat, Eropa Timur sampai ke Amerika Serikat. Konsumsi masyarakat Swiss terhadap Kopi saat ini sudah mencapai 7,89 Kg/orang per tahun, sedangkan orang Indonesia masih sekitar 1,5 Kg per orang per tahun. Belum lagi negara Eropa Barat yang lain, seperti Finlandia sekitar 11,97 Kg/orang/tahun. Juga negara Norwegia (9,89 kg/orang/tahun), dan Belanda sekitar 8,39 Kg/orang/tahun.
Jadi pasar Kopi di Swiss dan negara Eropa lain masih sangat besar dan andil kita ternyata masih sangat kecil, baru sekitar 4,2 juta Kilo per tahun, padahal Brazil mengekspor Kopi ke Swiss mencapai 52 juta Kilogram tahun 2021. Demikian juga Kolombia (33 juta) dan Vietnam (16 juta), juga India (14 juta) dan Kosta Rika (13 juta).
Banyak isu lain yang diungkapkan Muliaman pada buku setebal 359 halaman ini, termasuk hubungan dengan para Duta Besar negara-negara ASEAN yang pernah dipimpin oleh Muliaman selama masa mengabdi di Swiss, juga hubungannya dengan masyarakat Indonesia yang cukup banyak bekerja dan bermukim atau sekolah di Swiss, paling sibuk tentunya menerima kunjungan delegasi Indonesia, khususnya dari lembaga negara, kementerian, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, serta Lembaga Sektor Jasa Keuangan Indonesia, Lembaga Pendidikan, LPPI dan berbagai Universitas.
Penugasan sekitar 5 tahun di Swiss melengkapi informasi dan pengetahuan Muliaman yang disamping sebagai salah satu ahli di bidang Ekonomi dan Keuangan, juga memahami soal perdagangan dan diplomasi ekonomi di dunia internasional. Selamat menikmati Buku Diplomasi Ekonomi ini.