Tuesday, 9 June 2015

Dolar Rp13.500 Mister

toto zurianto

Mata uang Amerika terus menguat, mata uang Rupiah melemah, Senin ini mencapai puncak. Anda memerlukan Rp13.500 untuk mendapatkan satu Dollar uang Amerika (US$). Apakah ini masalah atau biasa saja? Terserah kita untuk memberikan pendapat. Bagi pemerintah, termasuk bank sentral, biasanya selalu akan melihat kondisi internal ekonomi kita, apakah cukup kuat dan memiliki potensi kuat, atau sedang mengalami tekanan. Tidak bisa dilihat hanya melalui satu sisi. Argumen yang seing muncul tentu saja, kondisi ekonomi kawasan, apakah perekonomian dunia juga mengalami situasi yang relatif sama. Apakah mata uang negara lain, khususnya negara-negara di kawasan dan memiliki banyak kaitan dengan Indonesia, juga sedang mengalami tekanan atau justru relatif stabil.

Melemahnya suatu mata uang, sering dihubungkan dengan kondisi mata uang lain. Sekarangpun situasinya sama. Pemerintah, juga bank sentral akan melihat seberapa besar tekanan yang dialami Rupiah, dibandingkan tekanan yang juga dialami mata uang tetangga. Lalu seberapa lama situasi ini akan berlangsung terus. Apakah akan mengganggu pembayaran luar negeri Indonesia yang menyebabkan neraca pembayaran tergerus? Ini adalah indikator yang menjadi pusat perhatian kita. Neraca Pembayaran sama saja dengan situasi kantong kita, atau personal account. Apakah akan menyebabkan semakin kering, yang memaksa tabungan terkuras, membuat kita terpaksa harus berhutang lagi dan berhutang lagi? Ini adalah bagian yang harus kita persoalkan secara lengkap. Jangan sampai kita menjadi semakin miskin, semakin terkuras, dan semakin tergantung kepada orang lain.

Persoalan tekanan terhadap mata uang Rupiah, jangan pula dilihat sepotong-sepotong saja. pemerintah sering melihat dan membesarkan diri sendiri. Sering soal untung sedikit karena melemahnya nilai Rupiah, dijadikan sebagai faktor lain yang juga akan memberi keuntungan. Faktor tekanan terhadap Rupiah memang akan memberikan manfaat bagi sekelompok masyarakat tertentu. Ketika kita memiliki faktor produksi yang lebih banyak diekspor ke luar negeri, tentu kita bisa merasa mendapatkan windfall. Tapi pasti hanya sedikit diantara kita yang tergolong seperti itu. Struktur  Perekonomian yang lebih banyak defisit, lebih banyak membayar impor, lebih banyak membayar hutang luar negeri, adalah sesuatu yang membuat kita perlu merasa khawatir dan was-was. Sekarang sudah Rp13.500 Mister. Ini angka tertinggi sejak krisis 1998. Tapi kayaknya kita masih adem-adem saja.



Saturday, 6 June 2015

Kopi Aming at Pontianak

toto zurianto

Sore ini, aku ke Kopi Aming di Jalan Haji Abas. Ramai, semua tempat duduk penuh. Hampir semua laki-laki. Kedai kopi yang cukup luas, sekitar 3 pintu ruko besar, sampai ke bagian depan, memang menjadi salah satu pusat kongkow masyarakat kota Pontianak. Apalagi sore itu di layar besar televisi, ada siaran langsung pertandingan Bulutangkis Ganda Putra antara tim Indonesia melawan Tim Jepang.
Karena suasana Kedai Kopi yang terlihat sangat penuh, aku langsung mendatangi meja kasir, dan menanyakan apakah masih ada kursi. Hanya beberapa saat, setelah melihat ke layar monitor (screen CCTV), aku langsung dipersilahkan menuju salah satu tempat yang kebetulan memang kosong. Lumayan hebat, sang manajer (mungkin keluarga pemilik), dengan screen CCTV sederhana bisa langsung menunjuk tempat yang kosong. Lumayan, tidak perlu menunggu lama.

Tujuanku hanya satu, segelas kopi hitam pekat tanpa susu yang menjadi ciri khas Kedai Kopi Aming seperti gambar ini yang disajikan dalam gelas khusus Kedai Kopi Aming.





Hanya beberapa menit, Kopi Kental Hitam yang kupesan tiba di meja.  Gelasnya bagus, sayang menggunakan sendok bebek untuk makan bubur (ayam). Tapi tidak mengapa, rasanya enak. Di atas sedang, hitam dan kental dengan aroma kopi Robusta sedikit dicampur kopi Arabika. Aku tidak tahu asal kopi ini. Tapi sepertinya di wilayah Kalimantan Barat tidak ada tanaman kopi Arabika. Tapi yang penting, rasanya cukup okay. Sedikit mirip sajian Kopi Sedap dari Pematang Siantar.

Di Kedai Kopi Aming, minum kopi, bisa ditemani makanan (agak) berat, seperti nasi goreng, kweetiau, atau bakso. Tapi sore ini belum waktu yang pas untuk makanan seperti itu. Jadi aku hanya memesan Roti kecil yang tengahnya diisi selai, atau serikaya. Rasanya biasa, bahkan serikayanya tidak seperti Serikaya Poenam (Makassar) atau Serikaya Kopi Sedap (Siantar) yang dahsyat.

Menurut cerita seorang teman, Kopi Aming tidak pernah sepi sepanjang hari mulai pagi sampai malam. Sore itu, sekitar jam setengah enam, kurasa ada 100 orang yang sedang kongkow menikmati kopi sambil nonton siaran langsung bulutangkis. Kopi Aming memang beda. Tapi seperti Kedai Kopi lain yang ada di Kota Pontianak, suasananya selalu ramai, sempit, tidak terlalu (bersih). Kopi Aming adalah tempat minum kopi, kongkow, relax, dan pergaualan ala kota Pontianak.







Wednesday, 3 June 2015

FIFA, PSSI dan Menpora

toto zurianto

Kini ntidak hanya PSSI, FIFA, lembaga sepak bola seluruh dunia, juga mengalami krisis. Pimpinan  FIFA dinilai banyak orang dari seluruh dunia, memiliki masalah besar. Banyak yang dituduh korupsi. Lalu beberapa negara melakukan protes besar, dan akhirnya berujung pada pengunduran diri Sepp Blatter, President FIFA yang baru saja terpilih untuk kesekian kalinya.
Lalu di Indonesia, sejak beberapa waktu yang lalu, situasinya tetap runyam tidak terselesaikan.Para pimpinan PSSI, FIFAnya Indonesia, dinilai tidak kredibel dan diprotes banyak pihak. Lalu Presiden, melalui Menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nachrawi, juga membekukan kepengurusan (sementara) PSSI.
Masyarakat, tentu saja banyak pertimbangannya, ada yang setuju dengan sikap Menpora, ada juga yang berpendapat lain.
Kita di Indonesia memang perlu melakukan transformasi terhadap sepakbola dan pengelolaan sepak bola di Indonesia. Prestasinya belum bagus, manajemennya lebih jelek lagi. Jadi, memang kita memerlukan langkah besar yang lebih benar. Jangan masyarakat bola dan masyarakat penikmat (pecinta) bola dibuat terombang-ambing. Terlalu besar korban yang diderita akibat manajemen bola yang kita tidak tahu cara penyelesaiannya. mari para pemimpin negara, pemimpin bola, dan pecinta olah raga (bola). Soal sepakbola adalah persoalan tulang dan daging kita yang begitu kita cintai. Jangan dimanipulasi, apa lagi dijadikan permainan (kotor). Kita mau, semuanya dibuka secara luas. Kalau hanya ingin bermain kotor, maaf' jangan dekat. Kita butuh keikhlasan dan upaya penyelesaian. Sepak bola harus kita selamatkan. Kita ingin prestasi dan keterbukaan. Kita ingin Sepakbola Indonesia bisa jaya dan disegani bangsa lain. Pinggir bagi yang orientasinya tidak jelas.