Tuesday, 21 February 2012

Japan Aftershock

toto zurianto

Sebuah buku, bukan novel, lebih tepat kisah nyata atau perjalanan penulisnya yang Indonesia asli dan saat ini bermukim di Jepang. Ini adalah cerita mengenai gempa bumi dan Tsunami di Jepang (11 Maret 2011) dan berbagai kejadian setelahnya yang "mengerikan" yaitu bencana reaktor nuklir di Fukushima.

Meskipun rakyat Jepang sudah sangat terbiasa dengan gempa, tetapi situasi yang satu ini benar benar sangat menguji nyali dan kesiapan yang sebenarnya sudah sangat teruji. Dari kakek nenek sampai anak-anak usia dini sebenarnya sudah sering menghadapi gempa dan melakukan simulasi gempa di sekolah sekolah, tetapi ketika situasinya berlangsung begitu hebat, apapun bisa berpengaruh kepada cara kita memberikan respon.

Tulisan Hani Yamashita, seorang ibu rumah tangga dan Junanto Herdiawan, ekonom Bank Indonesia yang bertugas di Tokyo sungguh menarik, memberikan pelajaran, dan membuat kita lebih dalam memahami kehidupan masyarakat Jepang. Ini pelajaran baik bagi siapa juga, terutama kita bangsa Indonesia yang cukup sering menghadapi bencana yang sangat luar biasa.

Sayang, kita tidak pernah ingin bersiap-siap ketika menjalani hidup normal tanpa bencana. Lalu menjadi sangat panik saat bencana tiba yang datangnya tidak bisa diperkirakan. Bahkan untuk bencana gunung berapipun yang sinyalnya sering sudah terlihat selama berminggu-minggu, semua sering kita anggap sebagai angin lalu. "Belanda belum datang", jangan khawatir.

Mudah-mudahan tulisan buku ini memberi pelajaran untuk menyiapkan berbagai kondisi disaster yang mungkin terjadi. Tidak saja karena bencana alam, tetapi juga akibat terorisme, politik, dan krisis lainnya.

No comments: