Bagi mahasiswa MBA atau Sekolah Bisnis S1 tahun 1980-an
sampai dengan akhir 1990-an, nama Michael E. Porter atau Porter saja, sungguh
sangat tidak asing. Semua dosen dan mahasiswa terpesona untuk bermain pada
pendekatan bisnis yang dikemukakannya. Salah satu yang paling penting adalah
tentang Competition and Strategy dan Competitive Advantage yang diurainya
melalui framework 5 Forces Strategy dan Value Chain.
Michael Porter memberikan pemahaman operasional mengenai
strategi bisnis ketika harus berhadapan dengan perusahaan lain atau pasar
global. Tidak hanya bisnis swasta, tetapi termasuk pula bisnis non profit dan
mengukur kapasitas suatu negara untuk bersaing di pasar internasional
Beberapa waktu yang lalu ketika saya mengunjungi toko buku
Periplus di Plaza Indonesia, ada satu buku menarik yang menggota saya untuk
memiliki dan membacanya. Buku yang ditulis Joan Magretta, Senior Associate di
Porter’s Institute Harvard Business School,
yang sebelumnya selama 20 tahun pernah bekerja bersama Porter dalam
studi Competitive Strategy, memberikan kesempatan kepada kita, baik yang pernah
membaca atau menyukai tulisan Porter, maupun para generasi muda yang berkeinginan
untuk mengetahui uraian Porter secara lebih dalam.
Kita perlu mengetahui strategi kompetisi ini, tidak peduli
latar belakang kita, apakah sebagai scholar (peneliti dan pengajar) sekolah
bisnis di perguruan tinggi atau sebagai
praktisi yang sehari-hari mengendalikan perusahaan/organisasi untuk bertahan
dan mencoba melakukan penetrasi di pasar nasional dan global.
Untuk memenangkan persaingan misalnya, selalu kita perlu
melakukan analisis struktur industri dan kekuatan-kekuatan yang ada di
sekeliling kita, seperti kekuatan/potensi pemasok (bargaining power odf
suppliers), kemampuan tawar para pembeli (bargaining power of buyers), tantangan
pesaing baru yang selalu mencoba untuk bersaing (threat of new entrants),
produk dan jasa alternatif yang bisa menjadi pengganti (threat of substitute
products or services), dan kedahsyatan tingkat persaingan di antara
perusahaan-perusahaan yang kini sudah ada di pasar (rivalry among existing
competitiors).
Analisis framework ini akan menjelaskan harga dan biaya
rata-rata produk atau jasa pada industri tertentu yang memperkaya keputusan
kita apakah akan bersaing atau harus melakukan strategi lain. Termasuk apakah
kita mampu melakukan positioning untuk memenangkan pasar.
Pada pendekatan yang lain, Porter juga memaksa kita untuk
terus menerus melakukan kajian terhadap strategi value-chain untuk membantu
kita memenangi persaingan. Tidak ada perusahaan atau negara yang bisa bekerja
sendiri dan menjadi efisien atau memenangi persaingan tanpa melibatkan rantai
ikat yang saling berhubungan. Perusahaan perlu melihat industri lain yang bisa
menunjang daya kompetisinya, serta sekaligus sebagai pemasok bagi perusahaan
lain yang menyebabkan daya tawar kita menjadi diperhitungkan dan kuat.
Mungkin bagi sebagian kita, pendekatan Porter ini terasa
sudah mulai hambar. Tetapi Joan Margretta telah memberikan pemahaman lebih
praktis bagi kita mengenai kompetisi dan
strategi memenangi persaingan.
Buku setebal 236 halaman + xi ini terdiri atas 2 bagian, Pertama mengenai kompetisi (what is
competition), antara lain berbicara tentang pemahaman benar (baru) mengenai
strategi yang bagi Porter haruslah menghasilkan “sustainably superior
performance”. Mind-set yang benar itu haruslah melahirkan kinerja terbaik. Hal
lain yang juga dibahas pada bagian pertama mengenai Five Forces Framework dan
Value Chain yang disajikan secara lebih mudah.
Bagian Kedua mengenai
strategi yang harus dilakukan (what is strategy) untuk menang, atau bagaimana
selalu menghadirkan superior performance yang sustain. Penting untuk
mengedepankan value proposition, yaitu elemen strategi yang selalu dikendalikan
dari luar, atau eksternalitas, bukan atas potensi internal. Para pelanggan
(customers)atau stakeholders harus menjadi fokus perhatian, jangan sampai
prusahaan gagal memenuhi ekspektasinya.
Secara keseluruhan menurut saya, buku ini enak untuk
dinikmati, terutama karena kita tidak memerlukan waktu khusus seperti ketika
kita membaca buku Porter yang terlalu tebal. Buku ini terlihat sederhana,
tetapi tetap memuat kerangka analisis yang tajam.
No comments:
Post a Comment