Tahun 60-an, hanya beberapa tahun setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia Kedua, mereka sudah bangkit dan menunjukkan tajinya sebagai calon penguasa ekonomi dunia yang baru. Banyak negara Eropa masih melakukan recovery, Jepang terus melebarkan sayapnya. Terutama melalui industri otomotif dan elektronika. Dunia saat itu mulai diwarnai oleh merek-merek Toyota, Honda, Sony, Matsushita dan puluhan nama produk Jepang lainnya. Termasuk jaringan industri keuangannya yang tidak ketinggalan.
Lalu selama puluhan tahun Jepang menguasai
sayapnya, meluas dan menguasai perekonomian, bahkan sampai ke Amerika, Eropa,
kawasan Asia dan Afrika. Memasuki abad 21, Jepang mulai mengalami kesulitan. Beberapa
negara industri baru, terutama Korea Selatan, muncul sebagai kekuatan yang juga
luar biasa. Seperti Jepang, Korea benar-benar menjalankan strategi yang
dilakukan Jepang, memulai dan menguasai industri elektronika, otomotif,
perdagangan dan perkapalan. Muncul nama-nama Hyunday, KIA, LG, dan Samsung.
Kini Jepang dan terutama bidang industri elektronika dan otomotif, menghadapi fase yang tidak menguntungkan, bahkan ada yang mulai meredup. Koreapun mulai menghadapi tekanan. Cina,
terutama pada 10 tahun terakhir, muncul sebagai kekuatan dan penguasa baru
ekonomi dunia. Sama seperti Jepang dan Korea, Produk-produk otomotif,
telekomunikasi, dan elektronika, mulai tidak asing di mata konsumen dunia. Jepang yang mengejutkan dunia melalui
Keretaapi Peluru Shinkansen di pertengahan tahun 60-an yang menggegerkan Eropa, kini
menghadapi tantangan dari Cina. Melalui strategi pembangunan ekonomi yang
mengandalkan kekuatan pasar, Cina membangun keretaapi cepat yang mampu menghubungkan
Beijing Shanghai dalam waktu 6 jam untuk jarak sekitar 1226 KM. Untuk jarak
sejauh itu kita mengeluarkan biaya sekitar $85, atau sekitar Rp 1,2 juta.
Banyak perubahan besar yang mewarnai perkembangan ekonomi dunia pada dekade terakhir ini. Kita perlu memberikan perhatian, sekaligus menyusun strategi yang lebih tepat untuk memenangkan persaingan atau bertahan untuk tidak tersingkir. Perlu memiliki gagasan strategi utama, apabila kita ingin hadir dan bisa bersaing.
No comments:
Post a Comment