Orang Medan? Meskipun sudah bermukim lebih 30 tahun di Jakarta, tetap saja aku lebih pas disebut Orang Medan. Apakah karena dialeknya Medan Kali, atau kenapa? Orang Medan artinya, seseorang akibat kelahirannya atau keturunannya, atau keberadaannya pernah cukup lama di Kota Medan. Lalu menjadi satu, menyatu dan terikat dengan Kultur dan Budaya Orang Medan.
Secara kesukuan, orang Medan awalnya berasal atau kebanyakan berasal dari Puak Melayu (Deli) yang banyak bermukim di sekitar Kota Medan, Binjai, Stabat, Tanjung Pura, Belawan, Lubuk Pakam, Perbaungan sampai ke Tebing Tinggi. Lalu paling banyak adalah orang (keturunan) Jawa yang juga disebut Jawa Deli (Jadel), atau Pujakusuma, atau Putra Jawa Kelahiran Sumatera.
Orang Jawa Deli bermula ketika banyak perusahaan atau Maskapai Perkebunan Belanda yang membuka lahan perkebunan di Sumatera Timur sekitar tahun 1920-an. Banyak tenaga kerja yang didatangkan dari Tanah Jawa sebagai tenaga kerja buruh atau Koeli Kontrak, yang juga disebut sebagai Jakon (Jawa Kontrak). Kaoem Koeli Kontrak berlangsung sampai sekitar tahun 1960-an, dan kemudian dilanjutkan dengan Program Transmigrasi pemerintah sampai tahun 1970-an.
Kemudian, Orang Medan juga banyak dipengaruhi oleh kehadiran Suku lain yang ada di Sumatera Utara seperti Suku Batak, termasuk Simalungun, Siantar dan Suku Karo, dan Suku Mandailing dari Tapanuli Selatan. Lalu, termasuk juga orang-orang dari Tebing Tinggi, Rantau Prapat, Kisaran, dan Langkat yang menjadi cikal bakal munculnya Orang Medan. Suku lain yang memperkaya lahirnya Orang Medan adalah para perantau Minangkabau (Padang) dan Aceh yang banyak bermukin di kawasan Kota Matsum (Komat) dari Jalan Puri, Amaliun, Jalan Halat, Japaris, Sukaramai, Medan Denai dan Jalan Laksana.
Orang Karo yang berasal dari Brastagi dan Kabanjahe serta Orang-orang 1/2 karo yang banyak bermukim di Pancur Batu, Sibiru-biru, Deli Tua, Binjai dan Langkat juga memperkaya keberadaan Orang Medan. Termasuk juga yang tidak bisa dilupakan adalah orang Cina Medan, baik yang ada di Pusat Kota (jalan Sutomo, Pusat Pasar, Jalan Thamrin), ataupun yang ada di Belawan, Glugur, dan Pulau Brayan, serta kawasan Tanjung Morawa, semuanya membentuk "suku baru" yang disebut sebagai "Orang Medan". Juga tentu saja "Orang Keling" atau India Medan yang umumnya berasal dari Suku Tamil India (banyak disebut Tambi) dan yang berasal dari Malaysia. Orang India banyak yang bekrja di perkebunan, termasuk di peternakan Sapi Perah untuk diambil susunya. Termasuk juga orang-orang India Kaya yang dulu menjadi pengusaha/pedagang yang banyak bermukin di kawasan sekitar Kesawan (Jalan Ahmad Yani) yang umumnya menjadi penjual pakaian dan pakaian/alat Musik dan Olah Raga yang besar.
Dari sisi Suku Melayu, orang Medan banyak berasal dari sekitar Titi Papan, Martubung, Kota Bangun, Labuan (Deli) dan Belawan yang semuanya menjadi cikal bakal Orang Medan. Tentu saja, tidak bisa dilupakan adalah peran para Raja (Melayu) dari Istana Sultan Deli di kawasan sekitar Mesjid Raya dan Istana Maimoon yang menjadi cikap bakal munculnya Orang Medan.
Dari sisi Suku Melayu, orang Medan banyak berasal dari sekitar Titi Papan, Martubung, Kota Bangun, Labuan (Deli) dan Belawan yang semuanya menjadi cikal bakal Orang Medan. Tentu saja, tidak bisa dilupakan adalah peran para Raja (Melayu) dari Istana Sultan Deli di kawasan sekitar Mesjid Raya dan Istana Maimoon yang menjadi cikap bakal munculnya Orang Medan.
Kota Medan Tahun 70-an; Tinggal di dekat Pembuat Supatu Buatan AS.
Mungkin tidak banyak yang pernah mengalami masa-masa seperti yang pernah kami alami. jangan bayangkan kota Medan seperti sekarang yang indah, modern, padat dan ramai, juga kotor dan tidak teratur. Medan tahun 1970-an jelas berbeda. Ini cerita sekitar sebelum peristiwa G.30S/PKI, ketika itu kami bermukim di Jalan H.M. Joni, tidak jauh dari Stadion Teladan dan kawasan Pajak (Pasar) Sukaramai. Kami tinggal di sebuah Gang, kalau tidak salah namanya Gang Keluarga Nomor 7. Tentu saja tidak terlalu banyak yang bisa diingat, karena kami tidak terlalu lama tinggal di sana, apalagi karena dunia politik yang dulu masih tidak stabil. Hal yang bisa kuingat, saat masih berusia 5 tahun adalah, tetangga kami dulu seorang pembuat Sepatu. memang sepatu kulit ketika itu banyak dihasilkan dari kawasan Pasar Merah dan Sukaramai. Para pengusaha atau Perajin Sepatu umumnya Orang Padang atau berasal dari Suku Minangkabau Sumatera Barat. Di Medan dikenal dengan sebutan Sepatu Buatan AS, atau Ajo Sukaramai. Pada saat itu, sekitar tahun 60-an sampai dengan tahun 80-an, kawasan itu sangat terkenal, membayangkannya mungkin hampir sama dengan situasi Cibaduyut Bandung yang sama-sama memproduksi Sepatu. Sepatu Buatan AS ini pernah jaya, mengalahkan sepatu Impor yang banyak dijual di kawasan Kanton (Canton) atau jalan Surabaya yang harganya relatif mahal. Saynag usaha itu, usaha sepatu Pribumi Ajo Sukaramai akhirnya banyak yang tutup sekitar tahun 90-an. Tentu saja akibat munculnya sepatu murah yang membuat para perajin tidak mampu bersaing dan harus menutup usahanya.
No comments:
Post a Comment