Wednesday, 18 October 2023

BAND MEDAN TAHUN 1970-AN THE RHYTHM KINGS; BAND ROCK YANG MEMAINKAN DENDANG MELAYU

toto zurianto


Anak Medan tahun 1970-an, pasti kenal sama band ini, The Rhythm Kings. Tahun 1970-an sampai tahun 1980-an, di Medan berkembang banyak band-band lokal, dismaping the Rhythm Kings, yang lain seperti Band The Great Session yang dimotori oleh Teruna Jasa Said (anak pemilik Koran Waspada) dan Rizaldi Siagian (drummer dan pemain Gondang Batak), ada juga band The Minstrel's yang diperkuat Jelly Tobing (drummer), Mamad (bassist) dan Fadhil (Guitar Ivo's Group). 3 band ini selalu bersaing untuk memenangkan Top Band Medan. Di samping itu, masih ada band Freemen dan Destroyer (dengan Vocalist Guntur Simatupang), juga band Perempuan The Marati (band dari Taman Ria Medan) dan band D'Sys (band yang didukung oleh anak-anak perempuan Penjahit Chaidir Medan). 

Band the Rhythm Kings yang berdiri tahun 1967, utamanya didukung oleh anak keluarga Madja Purba yang pernah menjadi Walikota Medan pada tahun 1958-1961, mula-mula yang aktif, Darmawi Purba (Mawi) yang waktu itu tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Tehnik USU Medan, bersama Darmawan Purba (Mawan) yang kuliah di Fakultas Kedokteran USU Medan.

Sejak dibentuk tahun 1967, Darmawi, dikenal sebagai Mawi, berperan sebagai pembetot gitar Bass merangkap sebagai Vocalist utama, sedangkan abangnya Darmawan, Mawan sebagai Lead Guitar, juga Vocalist. Pemain lain termasuk Reynold Pangabean sebagai Drummer, yang nantinya pindah ke band the Mercy's. lalu ada juga Muchsin yang memainkan Guitar Rhythm. Formasi awal ini umumnya hanya bermain disekitar Kota Medan saja, dulu lebih banyak pada pesta-pesta Dansa dan acara di Sekolah-sekolah. Dulu belum banyak bermain di Gedung-gedung pertemuan (show) dan belum terjun ke dunia rekaman.

Setelah Reynold keluar, posisinya sebagai Drummer diganti oleh Ayun dan diperkuat oleh salah seorang keluarga Purba abang dari Darmawi dan Darmawan yang bernama Darma Purba sebagai Saxophonist dan Vocalist.

Pada pertengahan tahun 1970-an Formasi band the Rhythm Kings berubah lagi, kini menjadi; Darmawi sebagai Bassist dan Vocalist, Darmawan Lead Guitar dan Vocal, Darma pemain Saxophone dan Vocalist. Diperkuat anggota baru, Yahya sebagai Drummer menggantikan Ayun, lalu Raja Muda Nasution sebagai Organist/Keyboardist juga merangkap Vocalist. Formasi ini tercatat sebagai formasi paling sukses yang membawa The Rhythm Kings sukses bermusik di banyak panggung di Sumatera Utara, Aceh sampai Malaysia. Juga the Rhythm Kings mulai memasuki dunia rekaman d Purnama Record dan Remaco di Jakarta yang berhasil melahirkan 2 Album Pop Indonesia dan 2 Album Pop Melayu.

Album Tinggal Kenangan dirilis tahun 1972, antar lain melahirkan beberapa Hit seperti, Tinggal Kenangan, Cinta Suciku dan Sunyi. Sedangkan pada Album kedua Pujaanku menuai lumayan sukses, terutama di Sumatera Utara, beberapa lagu yang cukup terkenal seperti, Pujaanku, Maafkan dan Kisah Sepasang Burung. 




RHYTHM KINGS SUKSES MEMAINKAN DENDANG MELAYU
Meskipun the Rhythm Kings lebih banyak memainkan aliran musik Rock, termasuk lagu-lagu Led Zeppelin, Deep Purple dan Grand Funk Railroad, terutama pada pertunjukan di panggung hiburan seperti di Medan Fair, Taman Ria dan Gedung Olah Raga Medan, tetapi seperti seluruh band di Indonesia, pada tahun 1970-an, the Rhythm Kings juga mengeluarkan Album Pop Melayu, bahkan sampai 2 volume. Rhythm Kings mengikuti jejak sukses Koes Plus, Panbers, the Mercy's, mengeluarkan Album Pop Melayu dengan lagu daur ulang dan lagu-lagu ciptaan sendiri. Album Pop Melayu 1 antara lain berisi lagu Aiga, lagu lama yang juga dinyanyikan kembali oleh band D'Lloyd's. Selain lagu Aiga, lagu lainnya antara lain; Sengsara, Hidup Sendiri, Pantun Gembira dan Ya Mustafa. lagu Ya Mustafa termasuk meledak di Medan dan Sumatera Utara. Iramanya cukup jenaka, cocok untuk konsumsi masyarakat Melayu di Tanah Deli. Pada Album Pop Melayu Volume 2 antara lain ada lagu Si Nasib Malang, Zaman Edan, dan Putus Kasih.




ALHAMDULILAH MARI MENIKMATI THE MERCYS + RHYTHM KINGS
Sudah lama kita tidak mendengar aktivitas band The Rhythm Kings, seperti band-band Indonesia tahun 1970-an yang lain, tentu saja, band the Rhythm Kings sudah tidak aktif lagi. Beberapa personilnya sudah tiada. Kalaupun masih ada, kebanyakan sudah tidak aktif lagi. Setahuku, saat ini, seperti band the Mercy's, yang masih aktif cuma Bang Erwin Harahap yang masih berdendang dengan beberapa personil baru membentuk Erwin Mercy's Band dan cukup aktif melakukan Streaming show atau Live di tempat-tempat tertentu. Band Panjaitan Bersaudara Panbers juga jarang tampil, memang masih ada personil lama yang masih bermain musik seperti Bang Asido yang bersama kawan-kawan baru kadang-kadang masih main musik bersama New Panbers. Aku sempat menyaksikan Show bersama Erwin Mercy's Band dan Panbers di Aula Soehana CBD pada 10 Maret 2023 lalu melalui Konser Dalam Kerinduan. Erwin Mercy's Band rencananya pada Sabtu depan ini, 28 Oktober 2023 akan main di Toba Dream Cafe Jalan Saharjo, alhamdulilah Erwin Mercy's band akan diperkuat oleh salah seorang pemain Keyboard hebat asal the Rhythm Kings Bang Raja Muda Nasution yang akan memainkan organ ala the Mercy's. Mari kita nonton kembali, ada Erwin Mercy's Band yang akan diperkuat oleh Bang Raja Muda Nasution, juga pemain Saxophone/Flute-nya, Yuyun Georgia yang merangkap sebagai Vocalist. Mari melepas Kerinduan menikmati The Mercy's berbau The Rhythm Kings.

  
 








Sunday, 15 October 2023

PERUBAHAN, ATAU MELANJUTKAN

toto zurianto

Calon Presiden Anis Baswedan dan Calon Wakil Presiden Cak Imin mantap menggelar tagline Perubahan sebagai slogan penting yang menjadi prioritas yang akan diwujudkan oleh Presiden Indonesia tahun 2024-2029. Tentu saja tagline ini dinilai negatif oleh Presiden sekarang Joko Widodo dan para pendukung fanatiknya, terutama Luhut Binsar Panjaitan yang menyanrankan Presiden yang akan datang, tidak perlu aneh-aneh,  lebih baik melanjutkan apa-apa yang sudah dilakukan saat ini. Luhut, termasuk Erick Tohir, Prabowo Subianto, juga Ganjar Pranowo, dan Mahfud MD termasuk orang-orang yang gencar dan berjanji untuk terus melanjutkan apa-apa yang sudah dicapai Joko Widodo dan kawan-kawan selama 10 tahun ini.

Salah seorang relawan dan Pendukung Jokowi yang setia yang bernama Aldi bertanya kepada Anis baswedan, katanya "Bapak selalu menyampaikan slogan untuk melakukan Perubahan, "Perubahan yang seperti apa yang akan Bapak lakukan? Menurut saya (kata Adi), Pak Jokowi selama 2 periode ini sudah melakukan banyak hal yang hebat, pertama dalam bidang pembangunan, kedua dalam bidang ekonomi, dan ketiga prestasinya mengendalikan Covid-19 yang luar biasa". Jeleknya banyak pemimpin Indonesia saat ini, Aldi melanjutkan, suka melakjukan perubahan dari Nol lagi, kenapa tidak melanjutkan hal yang sudah baik. Tidak men-develop atau melanjutkan yang sebelumnya sudah dilakukan, suka sekali memulai dari nol, menurut saya, kata Aldi, hal itu sangat disayangi".

Jawaban Pak Anis atas pertanyaan tersebut seperti ini, "Saya rasa kesempurnaan itu hanya milik Tuhan dan kita tidak berhak untuk meng-klaim bahwa kita sudah Sempurna. Menurut saya, kata Anis baswedan, selalu tersedia ruang bagi kita untuk melakukan perubahan. Contohnya, pada sektor-sektor mendasar yang berpengaruh bagi kebutuhan publik untuk memenuhi kehidupannya, banyak yang harus kita perbaiki, misalnya pada Sektor Pertanian dan Peternakan, apakah saat ini petani kita sudah diberikan kemudahan untuk mendapatkan Pupuk yang diperlukan bagi pertanian, apakah pakan ternak bisa didapatkan dengan mudah dengan harga yang terjangkau. Lalu apakah para petani bisa menjual hasil panennya secara mudah? Demikian juga pada Sektor Perkebunan dan Sektor Perikanan, semuanya masih menghadapi dilema yang membuat para petani perkebunan kecil tidak mampu menjual produknya sehingga bisa mencukupi kehidupannya. Para nelayan juga masih sulit untuk mendapatkan ikan karena berhadapan dengan pengusaha perikanan modal besar. 

Kalau presiden Joko Widodo dan para Pejabat negara saat ini berpikiran untuk tetap melanjutkan kebijakannya seperti sekarang ini, dapat dipastikan para petani, nelayan dan peternak serta pemilik perkebunan kecil, akan tetap mengalami penderitaan, apalagi pemodal asing yang didukung oleh Pejabat Tinggi Indonesia terus menerus melakukan teror dan ancaman untuk mendapatkan lahan petani secarta murah dan mudah dengan mengusir para petani dan pemilik tanah dari tanah pertaniannya yang sudak dikuasai dan dimilikinya selama ratusan tahun, seperti kasus Rempang di Pulau Batam misalnya.

Saat ini kita berhadapan dengan status tanah yang selalu diintimidasi agar petani kecil bisa meninggalkan lahannya, lalu petani dan peternak tetap kesulitan untuk mendapatkan pupuk dan pakan ternak.  Termasuk kesulitan untuk menjual hasil panen dan hasil pertaniannya.

PERUBAHAN PERLU KARENA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO SYARAT KKN
Hal paling mendasar yang harus dilakukan oleh pemerintah baru nantinya adalah melakukan Perubahan, terutama dibidang KKN yang hari ini syarat dilakukan oleh Pemerintah Presiden Joko Widodo. Masyarakat mengetahui pemerintah saat ini telah menerapkan Praktek Nepotisme yang sangat merugikan kehidupan bangsa dan negara. Joko Widodo dengan sewenang-wenang telah mengangkat keluarganya, anaknya sebagai Walikota Solo padahal anaknya masih bau kencur dan belum berpengalaman di pemerintahan. Begitu juga dengan menantunya yang diarahkan dan diangkat untuk menjadi Walikota Medan. Padahal sebelumnya Joko Widodo pernah berkoar-koar bahwa anaknya hanya seorang Penjual Martabak dan Pisang, dan tidak tertarik untuk memasuki dunia Politik. Masih kurang Joko Widodo juga telah melantik adik Iparnya menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi sehingga berpikir suatu saat bisa seenaknya mengubah undang-undang Pemilu, misalnya menurunkan syarat Umur minimal untuk menjadi Wakil Presiden sehingga disesuaikan dengan Umur anaknya.

Tidak hanya praktek Nepotisme, Joko Widodo juga membiarkan anak buahnya yang menjadi Pejabat negara untuk melakukan praktek Korupsi dan tidak melakukan tindakan padahal banyak pejabat di Kementerian Keuangan, Dirjen Pajak dan Dirjen Bea Cukai yang diduga telah melakukan korupsi atau praktek Money Laundering karena memiliki kekayaan uang sebesar 350 Triliun Rupiah. Informasi ini datangnya dari Pejabat Pemerintah Joko Widodo, Menko Polhukam Machfud MD yang mengatakan beberapa pejabat Bea dan Cukai serta Dirjen Pajak memiliki kekayaan fantastis yang diduga sebagai hasil dari praktek Korupsi dan Pencucian Uang.

Banyak lagi hal jelek yang masih dilakukan Joko Widodo selama kepemimpinannya seperti soal Ijazah palsu, ini faktor mendasar yang harus diklarifikasi Joko Widodo, juga banyaknya jabatan rangkap yang dilakukan oleh Pejabat pemerintah saat ini seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menguasai/ merangkap jabatan sekitar 30 jabatan di laur Menteri Keuangan. Kita juga memerlukan kejelasan/ dan atau klarifikasi soal penggunaan anggaran negara terutama dalam pembangunan Kereta Cepat, Ibukota Negara yang menurut Joko Widodo tidak akan memberatkan anggaran negara. Kita juga ingin mendapatkan gambaran dan penjelasan bagaimana Luhut Binsar Panjaitan dan Erick Tohir bersama keluarganya terlibat dalam kegiatan Covid-19, dan banyak proyek pemerintahan. Ada lagi berita tentang Bea Cukai, ditemukan Emas Batangan yang diklaim sebagai Emas belum jadi seberat 1000 ton yang akan dijual/diselundupkan oleh beberapa perusahaan besar Indonesia yang nilainya mencapai Rp189 triliun. Informasi ini juga telah dikemukakan oleh Menkopolhukam Mahfud MD. Apakah ini akan terus dilanjutkan oleh Presiden terpilih 2024-2029?

Apakah hal yang telah dilakukan Joko Widodo ini akan kita biarkan, atau dilanjutkan nantinya oleh Presiden Indonesia 2024. Tentu saja tidak bagi Anis Baswedan, jangan-jangan akan dilanjutkan oleh Prabowo Subianto atau ganjar Pranowo?



PERJALANAN 800KM MEDAN KE PADANG DENGAN BUS PANGERAN

toto zurianto


Akhirnya aku bisa mengulang kembali perjalanan yang pernah kulakukan sekitar 50 tahun yang lalu, 2 minggu yang lalu, Hari Minggu 24 September 2023, aku memutuskan untuk melakukan perjalanan dari Medan ke Padang dengan naik Bus Inter City AKAP "Antar Kota Antar Provinsi". kenapa ini sebagai perjalanan mengulang? Karena pada Bulan Desember 1975, aku bersama Abangku Mas Joni ditemani Ibu kami Almarhumah Mama Siti Zainar, kami melakukan perjalanan dengan menumpang Bus Antar Lintas Sumatera (ALS) dari Medan ke Padang. Beberapa hari sebelumnya kami meninggalkan rumah kami di Lampahan Kabupaten Aceh Tengah di Tanah Gayo menuju Kota Medan sekitar 400 KM juga dengan Bus AKAP PT Aceh Tengah yang menggunakan Mesin/Chasis Bus Chevrolet Type C-50. Waktu itu, tahun 1970-an, hampir semua Bus Antar Kota di Pulau Sumatera, mungkin juga di Pulau Jawa menggunakan Mesin/Chasis merek Chevrolet C-50 dengan Body yang terbuat dari Kayu dan Jendela dari Terpal/Plastik. Kursi penumpang juga masih sangat sederhana, terdiri dari sekitar 6 baris bangku yang masing-masingnya dapat diisi dengan 6 penumpang yang berdempet-dempetan.  Di bagian depan ada 2 pintu, pintu pengemudi dan pintu penumpang, kemudian ada pintu di bagian tengah sebelah kiri dan pintu belakang di sebelah kiri. Karena waktu itu Bus belum dilengkapi dengan AC dan Kipas Angin, jendela Bus umumnya terbuka sepanjang perjalanan kecuali pada malam hari atau ketika sedang hujan.
Perjalanan sekarang tentu berbeda, mesin dan chasis bus kebanyakan merek Mercedes, SCANIA, Volvo atau Hino. Body mobil juga sudah sangat modern yang didukung oleh industri karoseri lokal yang sudah sangat maju seperti Adi Putro, Laksana, Tentrem, juga Rahayu Santosa dan New Armada. Jenis body juga sudah sangat bervariasi seperti Double Decker, High Decker, juga Super High Decker. 
 
Pada perjalanan dari Medan ke Padang tersebut aku memilih Bus Pangeran yang berwarna Merah cerah dan menyala. Bus Pangeran menggunakan Chasis OF917 dengan mesin di sebelah depan jenis Eksekutif dengan tempat duduk yang bisa direbahkan lumayan bagus. Banyak pilihan yang bisa kita lakukan ketika melakukan perjalanan dari Medan ke Padang atau langsung ke seluruh kota di Sumatera, bahkan sampai ke Jakarta. Saat ini, banyak Bus yang menggunakan chasis yang lebih besar seperti mercedes 1625, atau chasis OH 1836 dan OC 500 RF 2542 juga dari Mercedes yang menggunakan mesin di bagian pelakang bus. Chasis lain yang juga sangat terkenal dan banyak dipakai adalah SCANIA K410 Ib dan K360 Ib. Juga chasis Bus Volvo B-11R dan Hino antara lain yang paling terkenal R260 dan RN285.   



BUS PANGERAN MENJADI PANGERAN DI LINTAS SUMATERA
Pilihan perusahaan Bus Pangeran menggunakan chasis OF-970 yang masuk kategori Bus Medium Long sungguh pas untuk menjelajah jalan-jalan di Sumatera yang masih banyak berliku, sempit dan mendaki cukup curam. Ketangguhannya cukup terasa nyaman ketika Bus melewati medan yang cukup sempit seperti di jalur Tarutung Sipirok sampai ke Padang Sidempuan dan pada jalur Lubuk Sikaping Palupuh sampai ke Bukittinggi.  Pada jalur yang cukup sempit dan berliku, Bus Pangeran mampu bermanufer cukup lincah dan mampu menjadi Pangeran sepanjang perjalanan.







SHOLAT JAMAK DI MESJID DAN MINUM KOPI DI WARUNG
Salah satu yang membedakan naik Bus di Jawa dengan di Sumatera adalah hubungan yang erat antara penumpang Bus dengan Crew Bus, baik pengemudi (sopir) ataupun Kenek Bus yang disana disebut sebagai Stokar. Para Crew Bus di jalur Sumatera umumnya terlihat lebih ramah dan suka berkomunikasi dengan para penumpangnya. Misalnya pada waktu tertentu Crew Bus memberikan kesempatan kepada penumpangnya untuk menunaikan Sholat di Mesjid, ke Toilet atau hanya Minum Kopi sambil mengaso. Hal ini juga dilakukan oleh Crew Bus sambil beristirahat selama sekitar 20-30 menit. 

Sepanjang perjalanan dari Medan ke Padang, pertama Bus berhenti di Kota Pematang Siantar sekitar jam 13.30 di sebuah Restaurant kecil yang bernama Rumah Makan Singgalang. Di samping untuk makan siang, para penumpang tidak lupa untuk Sholat Zuhur yang dijamak dengan Sholat Azhar. Meskipun fasilitas kamar mandi/toilet di restaurant Singgalang tidak banyak, para penumpang cukup sabar untuk Sholat dan tidak terburu-buru. Kalaulah Restaurant Singgalang seterusnya dijadikan sebagai pemberhentian Bus Pangeran untuk makan Siang dan Sholat di Kota Pematang Siantar, rasanya pihak Restaurant perlu untuk menambah fasilitas kamar mandi/toilet setidaknya menjadi 4 unit, juga Mushola yang lebih bagus dan bersih.




Rumah Makan Singgalang di Kota Pematang Siantar,
sambil Makan Siang dan Sholat Zuhur dan Azhar dijamak.


Menikmati kawasan Danau Toba yang indah

 


LEPAT BATAK OMBUS-OMBUS
Selanjutnya setelah Bus melewati kawasan Danau Toba, Kota Parapat, Porsea dan Balige, pada sekitar Jam 18.30, Bus berhenti di sebuah Mesjid di Kota Siborong-borong. Para penumpang segera turun, ke kamar mandi/toilet dan menunaikan Sholat Maghrib dan Isya yang dijamak sekaligus. Fasilitas Kamar mandi dan toilet serta Mesjid di sini, sungguh sangat baik, bersih dan memadai. Airnya melimpah dan mengalir lancar, Mesjidnya juga besar dan bersih. Berhenti di Siborong-borong sungguh nyaman karena Crew Bus dan Penumpangnya bisa santai menikmati Kopi Panas dan Gorengan di Warung Kopi yang ada pas di samping Mesjid dekat Bus Parkir. Disini aku sempat menikmati Kopi Siborong-borong yang enak ditemani dengan Gorengan dan Ombus-ombus Lepat Khas Batak yang sangat terkenal. Aku ingat pada waktu lalu, penjual Ombus-ombus menjajakan dagangannya berkeliling menggunakan Sepeda.



Lepat Ombus-ombus, Khas Batak yang enak.



Makan Tengah Malam di Padang Sidempuan,
Mie Instant pas dan cukup 



Setelah istirahat dan Sholat sekitar 30 menit di Kota Siborong-borong, Bus Pangeran kembali melanjutkan perjalanannya melewati Kota Tarutung dan Sipirok yang merayap di kegelapan malam sambil terus mendaki di kawasan pegunungan Tapanuli Utara menuju Tapanuli Selatan melewati jalanan yang cukup sempit dan berliku-liku. Pada sekitar jam 23.30 tengah malam Bus sampai di Kota Padang Sidempuan setelah menempuh perjalanan sekitar 400 KM dari Medan selama sekitar 11 jam. Di sebuah Restaurant kecil, Bus Pangeran berhenti memberikan kesempatan kepada Crew Bus dan Penumpang untuk beristirahat, makan tengah malam, minum Kopi dan membeli Oleh-oleh Salak Sidempuan yang enak, antara manis, asam dan kelat.

Selanjutnya Bus melanjutkan perjalanan melewati bagian akhir dari Provinsi Sumatera Utara, diharapkan pada Pagi Subuh Bus sudah memasuki Provinsi Sumatera Barat. Suasana bus semakin sepi, penumpang banyak yang terlelap diayun goyangan mobil yang terlihat santai dan tidak terburu-buru. Setelah sekitar 200 KM dari Padang Sidempuan, bus berhenti lagi di Kota Kotanopan Mandailing untuk istirahat sekitar Jam 03.00 pagi. Tidak lama Bus berhenti di Kotanopan, selanjutnya kembali melanjutkan perjalanannya.

Di Padang Sidempuan, kulihat Gitar tergeletak 
di meja Restaurant, langsung bersenandung
Lagu Mandailing yang terkenal Ketabo-Ketabo.



SHOLAT SUBUH DI SEBUAH MESJID DI PANTI
Pada jam 05.00 pagi Bus Pangeran berhenti lagi di sebuah Mesjid yang cukup besar dan bersih di dekat Kota Panti, jadi saat ini posisi Bus sudah berada di Provinsi Sumatera Barat ranah Minangkabau masuk di Kabupaten Pasaman. Sholat Subuh pagi ini sudah terasa indah, air Wudhu yang dingin dan bersih, Sholat berjamaah di perjalanan terasa indah dan berkesan. Setelah Sholat Subuh, pada Crew Bus dan Penumpang kompak menyeberang jalan nongkrong di Warung Kopi Sederhana sambik minum Kopi atau Teh Panas dan menikmati Pisang Goreng, sarapan pagi yang indah di Panti.  

Jam 05.00 pagi, Bus Pangeran berhenti di sebuah mesjid di
dekat kota Panti sambil Sholat Subuh dan Minum Kopi pagi.



BUS PANGERAN KE JAKARTA
Setelah Sholat Subuh Bus pangeran melanjutkan perjalanannya melewati Kota-kota Lubuk Sikaping, Bonjol, Palupuh dan akhirnya sampai di Kota Bukittinggi pada jam 08.30 pagi. Di Kota Bukittinggi Bus berhenti menurunkan penumpang yang akan menuju Kota Padang dan Padang Panjang, Bus melanjutkan perjalanannya menuju Jakarta. Aku sendiri turun di Bukittinggi berganti dengan Bus Pangeran Mitsubishi yang lebih kecil. Ada 3 orang yang ikut ke Padang, kami langsung menuju Padang tanpa berhenti lagi dan sampai di Loket Bus Pangeran di Bypass Padang sekitar jam 11.30 siang, jadi seluruhnya dari Medan ke Padang sekitar 24 Jam yang berlangsung nyaman bersama Bus Pangeran.


Equator Tugu Katulistiwa di tengah Kota Bonjol