Tuesday, 13 March 2012

OJK (sedang) Mencari Pemimpin

toto zurianto


Minggu lalu panitia seleksi Pemilihan Calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan mengumumkan 38 nama yang dinilai berhak memasuki tahap seleksi selanjutnya. Diantaranya adalah nama-nama yang secara umum sudah dikenal sebagai ahli keuangan, perbankan, birokrat, dan pengamat ekonomi.

Ada juga beberapa nama yang sudah sangat senior seperti Achjar Iljas, ekonom yang pernah menjadi Deputi Gubernur di Bank Indonesia. Cukup banyak yang berasal dari Bank Indonesia, misalnya, Muliaman D Hadad, Deputi Gubernur BI saat ini, Mulya E Siregar, Endang Kassulanjari, Kusumaningtuti, Purwantari Budiman, dan Nelson Tampubolon.
Dari Kementerian Keuangan juga banyak, antara lain; Firdaus Djaelani (juga kepala Eksekutif LPS), Isa Rachmatarwata, M. Noor Rachman, Mulabasa Hutabarat, dan Nurhaida (Kepala Bapepam. Juga Mulia P Nasution, mantan Sekjen Kemenkeu.
Nama-nama terkenal lain adalah Anggito Abimanyu, mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Umar Juoro (ekonom, Anggota Badan Supervisi Bank Indonesia), Junus Husein (mantan Kepala PPATK),  Erry Firmansyah (mantan Direktur BEJ),  Chandra M Hamzah (mantan KPK).  Cukup banyak juga yang berasal dari kalangan perbankan seperti I Wayan Agus Mertayasa (mantan Direktur Bank Mandiri) dan Peter B. Stok (Komisaris BNI).

38 nama-nama yang akan mengikuti tes kesehatan adalah  hasil dari seleksi kapabilitas dengan melihat profil calon yang prosesnya dilakukan oleh sebuah perusahaan assessment yang independen, yaity PT. Iradat Konsultan. Seleksi profil calon tersebut dilakukan untuk mengetahui kompetensi dan personality calon, yang antara lain menguji kapasitas kepemimpinannya (leadership), integritas dan independensinya. Juga dilihat kemampuannya dalam hal strategic thinking, stakeholders management, komunikasi, etika, fairness, sinergi, koordinasi, dankemampuannya melakukan  alignment.

Pemimpin seperti apa?
            Penting bagi OJK bahwa lembaga ini bukan menjalankan kegiatan yang sama sekali baru. Tetapi, sebuah organisasi baru yang memerlukan komitmen tinggi untuk menjamin kelangsungannya. Ekspektasi masyarakat terhadap OJK sangatlah tinggi.  Ada kegalauan terhadap pengawasan sistem keuangan di masa lalu yang dinilai kurang maksimal dilaksanakan. Dengan berdirinya OJK, maka keinginan masyarakat adalah, terciptanya suatu lembaga keuangan yang kredibel dan dapat dipercaya. Pengawasannya diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat. Kita meyakini bahwa lembaga keuangan yang ada, diperkirakan tidak rentan terhadap goncangan. 
Masyarakat tidak mau, akibat kesalahan manajemen/pemilik dalam mengelola usahanya, selanjutnya dengan alasan untuk mempertahankan keberlangsungan sistem keuangan yang ada, pemerintah dipaksa mengucurkan bantuan yang bebannya selanjutnya menjadi tanggungan masyarakat keseluruhan.
Tuntutan seperti ini yang membuat kita menjadi concern dan memantau pola rekrutmen pimpinan OJK yang sedang berjalan saat ini. Hakekatnya, kita sedang mencari pemimpin yang kredibel dan dapat dipercaya.
Pengalaman kepemimpinan para calon, atau dikenal dengan istilah track record, jelas sesuatu yang sangat penting. Track Record memberi keyakinan kepada kita bahwa kandidat telah memiliki kompetensi yang secara technical telah teruji. Kalau inti menjadi pertimbangan utama, maka calon dengan latar belakang kompetensi technical akan mendapatkan peluang yang lebih besar.

Tetapi bagi sebuah lembaga besar, ada beberapa pertimbangan lain yang juga sama pentingnya, yaitu karakter kepemimpinannya. Pemimpin yang memiliki strong character biasanya dilihat dari integritasnya.
Integritas adalah akar dan hakikat kepemimpinan. Menurut Warren Buffet, CEO Berkshire Hathaway, ada 3 hal penting yang diperhatikannya dalam merekrut seorang pemimpin/pegawai, yaitu integritas, inteligensia (kompetensinya), dan  energinya.  Hanya saja, jangan pernah menerima orang yang integritasnya diragukan meskipun dia sangat pintar (high competent people) dan memiliki energi tinggi (a high energy level). “If you don’t have the first (maksudnya Integritas), the other two will kill you” kata Buffet.

Lembaga penting sekelas OJK yang akan mengawal perjalanan lembaga keuangan kita ke depan yang secara tehnis sangat ditentukan oleh kredibilitasnya, tidak boleh ragu untuk mempertimbangkan aspek integritas sebagai suatu kriteria yang tidak tergantikan.

Tentunya di samping itu, karena dasar pendirian OJK termasuk pula untuk menciptakan lembaga pengawasan sektor keuangan yang independen, maka kita pada dasarnya sedang menari pemimpin atau Dewan Komisioner OJK yang juga memiliki karakter independen.
Kita sedang mencari pemimpin yang memiliki tujuan akhir untuk menjaga kepentingan bangsa, bukan kepentingan “kita”, bukan pula dari mana asal kita. Ini adalah perilaku (behavior) penting yang harus dimiliki oleh para pembesar OJK nantinya. 

No comments: