Wednesday, 15 June 2016

Pemimpin; Membangun Karakter, bukan Citra

toto zurianto

Jim Huling, salah satu penulis buku The 4 Disciplines of Execution (Franklin Covey, 2012) dalam bukunya, “Choose Your Life” membahas tentang Karakter seseorang dan hubungannya dengan mempertahankan sebuah Citra. Kebanyakan kita, suka mati-matian berusaha mempertahankan citra. Pokoknya, di depan mata, kita harus menjadi pribadi hebat. Pemimpin selalu ingin terlihat sempurna di mata orang yang dipimpinnya. Selalu ingin kelihatan sebagai pribadi kuat, paling pintar, paling punya ide, paling humble, paling care terhadap orang, juga dikenal sebagai orang yang paling menjunjung aspek integritas. Pemimpin sangat suka memperlihatkan pribadi yang jujur, dan terkesan visioner. 
Sebenarnya ini termasuk salah satu penyakit yang membuat kualitas kepemimpinan menjadi terlihat aneh. Seolah-olah tidak ada orang yang tahu. Kebanyakan pemimpin berpikir, bahwa segala sesuatunya harus dicapai. Semua orang suka yang berjuang untuk suatu kesempurnaan. Padahal tidak ada yang sempurna. Semua punya kekurangan. Being human, sebagai manusia, itulah salah satu sifat yang terkandung di dalam elemen manusia. Sifat ketidak sempurnaan. Tidak perlu merasa kurang, ketika kita tidak bisa hebat di semua hal.



Bahkan sering terlihat aneh ketika orang-orang lebih suka menutup-nutupi keanehan-keanehan yang ada pada dirinya. Tentu saja ditutup dengan sedikit kebohongan dan perilaku yang dibuat-buat. Kita akhirnya terus menerus kembali menutup-nutupi kebohongan kebohongan yang lain. Padahal seharusnya itu sesuatu yang harus kita terima. Apa yang tidak mungkin bisa kita capai, bis saja hal itu dilakukan oleh orang lain. Sebuah tim, perlu memaksimalkan potensi dari seluruh anggota tim. Orang yang paling tinggi pangkatnya, paling tinggi pendidikannya, bukan harus paling mengetahui. Kita harus mampu membangun seluruh potensi. Semua orang perlu digali peran yang bisa dijalankannya.
Jim Huling menutup essaynya dengan sebuah pepatah, “Esse quam videre”. Kita berjuang untuk “menjadi”, bukan “tampaknya”. Tidak perlu merasa hebat ketika anda sepertinya”tampaknya” hebat. Jadilah anda apa adanya, bukan hebat karena tampaknya citra anda menjadi baik.

Friday, 10 June 2016

Pemimpin; Memberikan Sesuatu yang lebih baik

toto zurianto

Para pemimpin, all leaders, selalu berpikir, bagaimana mencapai target tertentu. Pemimpin sering dihantui untuk mencapai angka-angka tertentu, terutama menyangkut penjualan, keuntungan, atau jumlah kegiatan yang dilakukan. Bahkan bisa mati-matian untuk mencapai sasaran ini.Tapi pencapaian dan sukses seorang Pemimpin bukan hanya ini. Semuanya bukan selalu harus melalui ukuran dalam bentuk angka. Pemimpin dituntut untuk bertanggung jawab dalam banyak hal yang lain, seperti, pengaruhnya kepada masyarakat, kepada keluarga, kepada organisasi, juga lingkungan di mana dia berada.
Menurut Kouzes dan Posner dalam bukunya A Leader's Legacy (2006), "being a leader brings with it a responsibility to do something of significance that makes families, communities, work organizations, nations, the environment, and the world better places than  they are today". Ini tantangan sebenarnya dari seorang Pemimpin. Bagaimana dunia, negara, departemen, perusahaan, atau lembaga yang dipimpinnya, bisa menjadi tempat yang lebih baik, lebih nyaman bagi semua orang. Jadi bukan sekedar hal-hal yang bisa dikuantifikasi.

Wednesday, 8 June 2016

PNS Terlalu Banyak

toto zurianto

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB)Yuddy Chrisnandi sudah tidak sabar untuk segera mengurangi jumlah pegawai negeri. Perlua da pengurangan sebanyak 1 juta pegawai, berkurang menjadi sekitar 3,5 juta pegawai dari jumlah sekarang yang mencapai 4,5 juta orang. Simulasi Kementerian PAN RB menetapkan jumlah ideal pegawai negeri sekitar 1,5 % dari jumlah penduduk. Jadi untuk Indonesia dengan penduduk sekitar 250 juta, juimlah ideal pegawai negeri sebanyak 3,5 juta orang.

Banyak pertimbangan yang disampaikan pemerintah mengenai pegaai negeri kita. Intinya, pegawai negeri dinilai belum cukup kompeten, sehingga pelaksanaan kegiatan tidak efisien dan tidak efektif. Kita perlu melakukan langkah besar melakukan perbaikan sistem kepegawaian, termasuk organisasi pemerintah. Banyak business process yang perlu disempurnakan. Apalagi dengan pemanfaatan teknologi, sudah waktunya bagi Indonesia untuk segera melakukan pembenahan besar. Dalam 4 tahun ke depan, pemerintah berusaha mengurangi pegawainya sebanyak 1 juta orang.

Hanya saja,  masyarakat belum mendapatkan gambaran lengkap bagaimana cara pemerintah melakukan pengurangan jumlah pegawai sebanyak 1 juta orang. Belum apa-apa, tantangan besar juga lahir dari kalangan pemerintah sendiri yang menyebutkan kebijakan MenPANRB dinilai masih prematur dan belum dibahas dengan Presiden. Presiden sendiri sebenarnya sudah setuju dengan rencana pengurangan jumlah pegawai negeri. Tetapi jelas memerlukan langkah tepat yang sering mendapat tantangan kuat.
Terlalu banyak aspek yang perlu dipersiapkan. Pemerintah perlu mendapatkan data lengkap mengenai profile pegawai yang ada sekarang. Perlu ada hasil assessment dan Maping (Profil) sebelum keputusan diambil. Lalu kalau ingin memberhentikan orang, bagaimana caranya? Apakah sudah menyiapkan alternatif tempat, pesangon, dan persiapan mental dari pegawai sendiri. Kebijakan exit memerlukan persiapan dan komunikasi. Ini yang menjadi tugas penting yang menghendaki persiapan.

Kopi dan Ngopi

toto zurianto

Bar Cafe Epic sekaligus tempat kerja Barista, menarik!


Kalau ke cafe, atau kedai kopi, tentunya tujuan utamanya bukan untuk minum kopi. Kalau cuma mau minum kopi, di rumah mungkin sebuah alternatif paling bagus. Kita bisa memilih bubuk kopi terbaik yang banyak tersedia di pasar. Termasuk kopi-kopi tradisionil Indonesia yang luar biasa. Bukan lagi kopi-kopi instant yang banyak sekali mereknya. Termasuk juga kopi-kopi yang tersedia di pasar-pasar tradisionil, atau super market besar. Kitapun bisa memesan kopi dari produsen atau penjual kopi on-line dengan tawaran kopi yang hebat.
Di rumah, kita bisa menyeduhnya sendiri ala kopi tubruk, atau kopi masak, ataupun menggunakan coffee machine modern yang manual atau automatic. Semua bisa dinikmati.

Tetapi ke cafe atau kedai kopi, di samping menikmati kopi, kita juga membeli suasana, nuansa, keindahan, kenyamanan, kekaguman dan perasaan hati yang damai. Kedai Kopi atau Cafe, sebuah tempat kongkow melepaskan diri dari keletihan dan kesumpekan. Atau hanya sekedar mencari suasana baru.

Kedai Epic di Jogja
Pertengahan Mei 2016 saya berkesempatan ke Jogja dan menginap di Hyatt Regency. Tentunya setelah hal-hal utama dan penting selesai, perlu mencari sesuatu. Salah satu pilihan, tidak jauh dari hotel Hyatt, masih di Jalan Palagan, mengunjungi Epic Cafe. Tempatnya bagus, parkir luas, dan area kedai kopi luas, bangunan tinggi seperti "gudang besar" bebas tanpa sekat. Pokoknya cukup nikmat, meskipun tanpa AC. Suasananya cukup ramai meskipun tidak crowded.
Minuman dan makanannya juga cukup lengkap. Bahkan kopinya Jempol! Epic juga mengolah kopinya sendiri. Berbekal hampir semua jenis kopi Indonesia Asli, Epic menyangrai sendiri, dan grind sendiri. Juga menyiapkan kopi dalam bungkusan-bungkusan siap pakai bisa di bawa pulang.







Di Cafe Epic, kita juga bisa melihat beragam furniturre interior yang bagus. Kalau berminat, kita bisa membelinya. Ini sesuatu yang berbeda dan perlu dilihat. Kita juga bisa duduk di luar ruang cafe, beranda samping yang lumayan enak. Apalagi pada malam hari. mari dicoba!


Untuk dibawa pulang, Epic menyajikan bermacam variasi, ada Gayo, Toraja, atau Kopi Panama.

Kopi Mandailing Tulang di Lebak Bulus
Lumayan juga, belum lama ini aku bisa nemui sebuah Kedai Kopi yang "Medan" banget. Maksudnya, disamping bisa ngopi, juga bisa menemukan kuliner Medan. Sebuah Kedai Kopi Mandailing Tulang di Jalan Lebak Bulus I, tidak jauh dari Jl. RS Fatmawati. Kopinya okay, juga Teh Tareknya, disajikan dalam Gelas Bagus. Tapi harganya enggak terlalu murah, sudah di atas Rp30 ribu. Lumayan. Kalau lagi kangen makanan Medan, datang saja ke sini! Cuma bukanya enggak terlalu pagi, jadi gak bisa breakfast.


Nasi Goreng dan Teh Tarik, enak!





Kopi Aceh Bang Edwin di Cinere

Di Cinere, tidak jauh dari Mal Cinere, di Jalan Markisa, kita bisa menemukan sebuah Kedai Kopi Aceh, tidak terlalu besar, namanya Edwin Kupi (maksudnya Kedai Kopi Bang Edwin). Anda tidak keliru, ini milik Bang Edwin, Selebriti Presenter yang dulu sering muncul di Televisi bersama Jodi (Edwin Jodi).
Sudah lebih 2 bulan Edwin's Kupi hadir di Cinere, Secara khusus, ini termasuk Warung Kopi Aceh, Hampir semuanya serba Aceh, Tertunya Kopi Aceh, juga kita bisa menikmati Nasi Goreng Aceh, Mie Aceh, dan Martabak Aceh. Termasuk Roti Cane dengan Kuah Karinya. Kalau anda rindu Timpan, sejenis Lepat Khas Aceh, bisa didapat di Kedai Kupi Bang Edwin.
Rasa makanan disini, termasuk enak, Kopinya, harum. Teh Tariknya Keren. Juga harganya tidak mahal.