toto zurianto
Buku-buku tentang Bank Sentral dalam
bahasa Indonesia, tidak banyak kita temui. Apalagi kalau itu menyangkut kajian
teori dan bagaimana praktiknya dalam sebuah perekonomian negara. Karena itu,
tulisan Dr. Perry Warjiyo dan Dr. Solikin M. Juhro dengan judul "Kebijakan Bank Sentral; Teori dan Praktik" terbitan RajaGragindo Persada (2016)
menarik untuk dibahas. Sayangnya, atau mungkin hebatnya, buku ini terlihat
sangatlah lengkap, dengan tebal 776 halaman termasuk indeks. Jadi memerlukan
waktu untuk membaca dan memahaminya. Apalagi banyak teori dan model yang harus
diulas secara lengkap. Jadi memang buku ini bukan untuk kebanyakan orang
seperti kata penulisnya. Buku ini lebih sesuai untuk kalangan akademisi dan
para dosen (pengajar) ilmu ekonomi di level lanjutan S2 dan S3.
Buku Kebijakan Bank Sentral; Teori dan Praktek dibagi dalam 5 bagian, bagian pertama meliputi
sejarah dan evolusi bank sentral sejak zaman bank sentral pertama, Swedish
Riksbank yang mulai berdiri pada tahun 1668. Pada Bagian Kedua, diuraikan mengenai
perkembangan kebijakan moneter dan perekonomian. Termasuk mengenai peran uang,
teori nilai tukar, dan mekanisme kebijakan moneter. Bagian Ketiga membahas kerangka kebijakan moneter, termasuk
mengenai model dan teori moneter, kerangka operasionalnya, serta
implementasinya di beberapa negara. Banyak diulas sejarah dan perkembangan
rezim kebijakan moneter di Indonesia, operasi moneter, konsep dan penerapan
Inflation Targetting Framework dan hubungannya dengan krisis keuangan global. Bagian Keempat meliputi aspek kelembagaan Bank Sentral. Bagian
ini banyak membahas aspek independensi bank sentral dan akuntabilitasnya. Termasuk mengenai aspek transparency dan
startegi komunikais sebuah bank sentral.
Lalu pada bagian terakhir, Bagian Kelima, penulis membahas mengenai
paradigma (baru) kebijakan bank sentral. Bagian kelima perlu mendapatkan
perhatian kita karena menyangkut sebuah perubahan paradigma agar sebuah bank
sentral tetap relevan untuk menjawab tantangan pada zaman yang berbeda. Bagian
ini juga membahas Kebijakan Makroprudensial dan Stabilitas Sistem Keuangan,
serta Bauran Kebijakan bank sentral. Tentunya dalam hal ini secara spesifik,
bagaimana bank sentral Indonesia, Bank Indonesia dalam memainkan perannya.
Secara umum, peran yang diinginkan
masyarakat atas keberadaan sebuah bank sentral, adalah bagaimana bank sentral
mampu menjaga stabilitas makro, menjaga
stabilitas harga atau inflasi agar bisa memberikan stimulasi bagi tumbuhnya
aktivitas perekonomian. Menjaga harga barang dan jasa, atau mengendalikan
inflasi agar tetap stabil yang membuat aktivitas ekonomi menggeliat dan tumbuh.
Lalu pada zaman modern dan global, bank sentral juga, searah dengan menjaga
harga barang (dan uang), memimpin untuk
mengantisipasi krisis keuangan global. Faktor ini, kemudian, ketika bank
sentral Indonesia, “Bank Indonesia” tidak lagi melakukan tugas mengawasi
bank-bank, memunculkan istilah sasaran kebijakan makroprudensial. Sasaran dan Kebijakan Makroprudensial yang
dilakukan Bank Indonesia bertujuan untuk menjaga keseimbangan makrofinansial
dan risiko sistemik dari stabilitas sistem keuangan. Upaya ini dilakukan
melalui kebijakan makroprudensial dalam bentuk pengawasan dan pengaturan (lihat uraian pada halaman 593 sampai 606). Pada
dimensi yang lain, implementasinya pasti akan berhubungan dengan kebijakan dan
pengawasan sektor keuangan yang menjadi domain otoritas lain, yakni Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
Sayang uraian mengenai
hubungan-hubungan kelembagaan dengan otoritas lain ini, khususnya di Indonesia,
seperti hubungannya dengan Otoritas Pengawasan Lembaga Keuangan (OJK) dan
Otoritas Fiskal (Kementerian Keuangan) masih belum banyak diuraikan pada buku
ini. Pada sebuah manajemen negara yang saling berhubungan dan
berketergantungan, sangat perlu untuk memperjelas
hubungan ini dalam rangka membangun
sinergi yang lebih kuat. Pemisahan tugas pengawasan bank dari Bank Indonesia ke
Otoritas Jasa Keuangan, perlu melahirkan paradigma (baru) bank sentral yang
lebih fokus tetapi tetap memiliki peran sentral. Bank Sentral ke depan (harus) memungkinkan
untuk memiliki banyak pilihan dan perspektif alternatif yang membuat bank sentral eksis dan relevan sesuai
zamannya.
Kita masih menunggu uraian lain yang
lebih implementatif tetapi dengan uraian-uraian pada level praktek. Apa yang
disampaikan Dr. Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia dan Dr. Solikin
M. Juhro, Direktur Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia, dalam buku ini, telah
membuka khasanah kita untuk memahami perjalanan sebuah bank sentral. Buku ini
juga akan menambah khasanah pengetahuan dan akademik bangsa yang luar biasa.
Sebagaimana kata Prof. Boediono,
begawan Ekonomi Indonesia yang pernah menjabat Wakil Presiden dan Gubernur Bank
Indonesia, buku ini sangatlah lengkap, sebuah Survei komplit dasar-dasar teori
dan empiris kebijakan moneter serta prinsip-prinsip dan praktik kebijakan bank
sentral. Buku ini juga telah memaparkan secara lugas bagaimana integrasi teori
ekonomi, bukti empiris, dan praktik kebijakan kebanksentralan berkembang
menjadi suatu disiplin ilmu baru yang patut dipelajari kata Dr. Insukindro.