Sekitar 20
tahun Alibaba telah menjelma menjadi salah satu kekuatan bisnis dunia. Kelompok
konglomerasi multinasional ini memiliki nilai kapitalisasi sekitar 231 milyar
dollar (2018), termasuk salah satu dari Top 10 perusahaan paling berharga di
dunia. Melalui spesialisasi di bidang e-commerce,
retail, internet dan technology,
termasuk televise dan film, Alibaba aktif pada kegiatan consumer-to-consumer (C2C), business-to-consumer (B2C), dan business-to-business (B2B) melalui
pelayanan web-portal, electronic payment,
service search engines, dan cloud
computing. Belum tahu kita batasan akhir dari sebuah Alibaba. Apalagi yang
akan digelutinya. Pemikiran Jack Ma yang terus berkembang membuat kita tidak
tahu lagi batasan-batasan bisnis yang mungkin bisa dijalankannya.
Sekarang,
melalui MYbank, kembali Jack Ma memberikan kejutan yang tidak kalah
revolusionernya. Kalau bank-bank konvensionil masih terlalu berlama-lama untuk
memberikan keputusan pemberian kreditnya, maka kita hanya bisa mengatakan Good Bye
selamat tinggal!
Saatnya
kita menyambut kehadiran MYbank. Dengan dukungan pemanfaatan Big Data, yakni
melalui real-time payments data dan kehadiran
risk management system, MYbank mampu
secara cepat ,melakukan analisis mendalam atas 3000 variable utama untuk
mendukung kecepatan pengambilan keputusan. Hanya dalam waktu 4 tahun, MYbank secara
kumulatif mampu memberikan pinjaman sekitar 2 triliun Yuan, atau sekitar 290
milyar dollar kepada hampir 16 juta
perusahaan kecil sejenis UMKM di Indonesia.
Bagaimana
caranya? Sungguh kadang-kadang tidak masuk dalam akal pikiran kita. Hanya menggunakan
smartphone, seorang calon debitur
bisa mendapatkan pinjaman (cash) secara cepat ketika permohonannya disetujui.
Tanpa memerlukan Bankir atau Analyst Credit, apalagi Satpam penjaga kantor dan
Receptionist yang kadang-kadang susah senyum, kita hanya memerlukan waktu
kurang dari 3 menit. Cukuplah 3 menit dengan smartphone! Sekedar informasi, tingkat kegagalan system
ini hanya 1%.
Yang
hebat, MYbank banyak memberikan pelayanan kepada masyarakat kecil, UMKM! Nah
ini pantas kita bandingkan dengan kondisi kita di Indonesia. Mungkin banyak
yang perlu kita perhatikan. Kalau pelayanan bank seperti ini mulai beroperasi,
bagaimana BPR dan BPRS kita, bagaimana BPD-BPD kita, juga bank-bank umum yang
kecil! Lihat, seperti yang dikatakan salah seorang eksekutif MYbank, biaya
operasional untuk sebuah pinjaman hanya 3 yuan saja. Padahal bank-bank
tradisionil memerlukan biaya tidak kurang dari 2000 Yuan untuk setiap
transaksi.
Lalu kenapa
MYbank, atau system keuangan Cina bisa berkembang cukup pesat dibandingkan
dengan yang ada di tempat lain? Menurut Sheng,
kerangka sistem hukum dan pandangan regulator yang suka berpihak pada pengurangan
hak-hak pribadi yang sering terlalu dibesar-besarkan di banyak negara. Aturan hukum
banyak dirasakan terlalu berpihak kepada para pemilik modal sehingga sering
untouchable. Keith
Pogson, eksekutif Ernst & Young Hong Kong mencatat, bagaimana kini banyak
pihak yang membeirkan ruang lebih besar bagi perusahaan Small and Medium
Enterprises. Dulu bank-bank merasa enggan berhubungan dengan UKM ini, tapi
sekarang semuanya mulai merasakan suasana yang lebih comfortable (nyaman).
Pasti ada
risiko, tetapi tidak ada yang tidak bisa diantisipasi. Kita, dengan
perkembangan teknologi dan adanya perubahan pandangan pada banyak pihak,
suasana menjadi lebih “Mestakung”. Sebuah golden
opportunity bagi kita di Indonesia untuk mencoba.