Monday, 29 July 2019

Revolusi Keuangan; Bank Virtual sudah jalan!

toto zurianto


Sekitar 20 tahun Alibaba telah menjelma menjadi salah satu kekuatan bisnis dunia. Kelompok konglomerasi multinasional ini memiliki nilai kapitalisasi sekitar 231 milyar dollar (2018), termasuk salah satu dari Top 10 perusahaan paling berharga di dunia. Melalui spesialisasi di bidang e-commerce, retail, internet dan technology, termasuk televise dan film, Alibaba aktif pada kegiatan consumer-to-consumer (C2C), business-to-consumer (B2C), dan business-to-business (B2B) melalui pelayanan web-portal, electronic payment, service search engines, dan cloud computing. Belum tahu kita batasan akhir dari sebuah Alibaba. Apalagi yang akan digelutinya. Pemikiran Jack Ma yang terus berkembang membuat kita tidak tahu lagi batasan-batasan bisnis yang mungkin bisa dijalankannya.
Sekarang, melalui MYbank, kembali Jack Ma memberikan kejutan yang tidak kalah revolusionernya. Kalau bank-bank konvensionil masih terlalu berlama-lama untuk memberikan keputusan pemberian kreditnya, maka kita hanya bisa mengatakan Good Bye selamat tinggal!
Saatnya kita menyambut kehadiran MYbank. Dengan dukungan pemanfaatan Big Data, yakni melalui real-time payments data dan kehadiran risk management system, MYbank mampu secara cepat ,melakukan analisis mendalam atas 3000 variable utama untuk mendukung kecepatan pengambilan keputusan. Hanya dalam waktu 4 tahun, MYbank secara kumulatif mampu memberikan pinjaman sekitar 2 triliun Yuan, atau sekitar 290 milyar dollar kepada hampir 16 juta perusahaan kecil sejenis UMKM di Indonesia.
Bagaimana caranya? Sungguh kadang-kadang tidak masuk dalam akal pikiran kita. Hanya menggunakan smartphone, seorang calon debitur bisa mendapatkan pinjaman (cash) secara cepat ketika permohonannya disetujui. Tanpa memerlukan Bankir atau Analyst Credit, apalagi Satpam penjaga kantor dan Receptionist yang kadang-kadang susah senyum, kita hanya memerlukan waktu kurang dari 3 menit. Cukuplah 3 menit dengan smartphone!  Sekedar informasi, tingkat kegagalan system ini hanya 1%.
Yang hebat, MYbank banyak memberikan pelayanan kepada masyarakat kecil, UMKM! Nah ini pantas kita bandingkan dengan kondisi kita di Indonesia. Mungkin banyak yang perlu kita perhatikan. Kalau pelayanan bank seperti ini mulai beroperasi, bagaimana BPR dan BPRS kita, bagaimana BPD-BPD kita, juga bank-bank umum yang kecil! Lihat, seperti yang dikatakan salah seorang eksekutif MYbank, biaya operasional untuk sebuah pinjaman hanya 3 yuan saja. Padahal bank-bank tradisionil memerlukan biaya tidak kurang dari 2000 Yuan untuk setiap transaksi.
Lalu kenapa MYbank, atau system keuangan Cina bisa berkembang cukup pesat dibandingkan dengan yang ada di tempat lain? Menurut Sheng, kerangka sistem hukum dan pandangan regulator yang suka berpihak pada pengurangan hak-hak pribadi yang sering terlalu dibesar-besarkan di banyak negara. Aturan hukum banyak dirasakan terlalu berpihak kepada para pemilik modal sehingga sering untouchable. Keith Pogson, eksekutif Ernst & Young Hong Kong mencatat, bagaimana kini banyak pihak yang membeirkan ruang lebih besar bagi perusahaan Small and Medium Enterprises. Dulu bank-bank merasa enggan berhubungan dengan UKM ini, tapi sekarang semuanya mulai merasakan suasana yang lebih comfortable (nyaman).
Pasti ada risiko, tetapi tidak ada yang tidak bisa diantisipasi. Kita, dengan perkembangan teknologi dan adanya perubahan pandangan pada banyak pihak, suasana menjadi lebih “Mestakung”. Sebuah golden opportunity bagi kita di Indonesia untuk mencoba.

No comments: