Saturday, 6 January 2024

KECELAKAAN KERETA API TURANGGA DENGAN KERETA API LOKAL BANDUNG RAYA

toto zurianto


Kita kembali dikejutkan atas terjadinya kecelakaan antara Kereta Api Turangga dengan Kereta APi Lokal Bandung Raya di jalur Cicalengka - Haurpugur sekitar Jam 06.03 pada Jumat pagi 5 Januari 2024. Menyedihkan, ada 4 yang meninggal dunia termasuk Masinis Kereta Commuter Line Bandung Raya yang masih miuda Julian Dwi Setiono (28 tahun). Korban lain adalah Ponisam (Asisten Masinis), Ardiansyah dan Enjang Yudi, keduanya pegawai KAI. Selain itu, ada 42 orang yang mengalami luka ringan dan berat dari penumpang kedua kereta api. Pada saat kecelakaan, Kereta Api Turangga mengangkut 287 penumpang sedangkan Kereta Api Commuter Line Lokal Bandung Raya mengangkut 191 penumpang.

Peristiwa kecelakaan ini membuat kita sedih, memang tidak ada penumpang yang meninggal tetapi ada 4 insan Kereta Api yang meninggal dunia. Memang ironi, karena saat ini banyak masyarakat Jakarta bandung yang sedang berlomba dan bersenang-senang ingin mencoba untuk naik Kereta Cepat Whoosh Jakarta Bandung yang mampu berjalan sampai 350 Kilometer per jam. Padahal masih banyak Kereta Api kita yang memerlukan perbaikan.

Photo kecelakaan Kereta Api Turangga dengan Kereta Api
Commuter Line Bandung Raya
(dari google)

Kecelakaan Kereta Api Turangga dengan Kereta Api
Commuter Line Bandung Raya di Cicalengka
 (dari google)



MEMBANGUN KERETA API INDONESIA
Jelas banyak yang bangga dengan Kereta Cepat Whoosh Jakarta Bandung, tetapi dengan biaya yang mencapai Rp112 triliun, banyak hal yang bisa kita lakukan pada perkeretaapian kita. Sebelumnya selama sekitar 10 tahun terakhir, perjalanan kereta Api khususnya di Pulau Jawa, sudah berlangsung dengan sangat bagus, terutama menyangkut Kereta Api Kelas Agro, pembenahan sistem ticketing dan pelayanan di stasiun-stasiun yang semakin profesional.

Sekarang, para pengguna kereta api sudah bisa melakukan pemesanan ticket dengan sangat mudah dan tentunya bisa menikmati kereta api yang sudah sangat bagus dan cepat. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan keamanan dan menyamanan kereta api Indonesia, masih ada beberapa hal yang bisa dan perlu kita lakukan. Dari pada kita mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun Kereta Api Cepat Jakarta Surabaya KepatKarya yang memerlukan biaya lebih dari Rp200 Triliun, lebih bagus kita menyempurnakan Kereta Semi Cepat (KERMIPAT) dan Kereta Lokal (KEKAL) yang sudah ada sekarang, misalnya;
  1. Memperbanyak jalur Double Track seperti Jakarta Surabaya, Semarang Jogjakarta, dan Bandung Jogjakarta.
  2. Meningkatkan Kecepatan Kereta dari sekitar 100 KM per jam menjadi 150 sampai 200 KM per jam. Dengan kecepatan medium seperti ini, perjalanan Jakarta Surabaya bisa ditingkatkan dari 9-10 jam menjadi sekitar 5 jam. Jakarta Semarang bisa ditempuh sekitar 3 jam. Kecepatan ini lebih memadai karena tidak perlu mengganggu sistem transportasi yang lain, misalnya untuk perjalanan Jakarta Surabaya kita bisa memilih bepergian dengan Pesawat Terbang (dengan waktu sekitar 1 jam), atau Bus (sekitar 10 jam). 
  3. Pengembangan pembangunan Kereta Api Medium diyakini bisa dilakukan oleh tenaga ahli dari negeri sendiri sehingga tidak perlu memperbesar pinjaman Luar Negeri.
Mari membangun Sistem Kereta Api Indonesia memanfaatkan Tenaga Ahli Negeri Sendiri, kalau bisa sendiri kenapa harus pinjam?

No comments: