Saturday, 7 March 2009

Underperformed, How to Improve?

toto zurianto

TIDAK INGIN MENDENGAR KELEMAHAN DIRI SENDIRI

Kebanyakan kita tidak ingin melihat kelemahan diri sendiri. Karena itu tidaklah heran, kalau dalam bekerjapun, kitapun tidak ingin orang lain berkata jujur kepada diri kita. Kita menjadi lebih senang kalau orang-orang; atasan kita, bawahan kita, atau teman kita, selalu memberikan pujian akan ketangguhan dan keberhasilan kita. Kritikan selalu akan menyakitkan. Kita tidak suka mendengar orang lain berkata tentang kelemahan kita. Bahkan sering pula kritikan kita anggap sebagai bentuk kecemburuan dari orang lain yang tidak perlu untuk diikuti.

Kalau mentality tidak ingin melihat kelemahan atau kesenjangan itu menjadi sangat dominan pada diri kita, maka hasilnya sangatlah berbahaya. Kita akan selalu menganggap diri kita sudah baik dan berprestasi, sangat narsistis! Hal ini akan menghalangi kita untuk tumbuh dan berkembang. Kata orang Cina, “Benal-benal cilaka dua bela”

Banyak orang yang tidak mamahami, kenapa Jack Welch selalu ingin melakukan differensiasi, sehingga harus selalu menilai adanya sekelompok pegawai yang masuk dalam kelompok 5% terendah, tujuannya juga sama. Agar para atasan atau supervisor, bisa sedini mungkin dapat memberikan peringatan kepada para bawahan yang kurang performed untuk melakukan perbaikan diri (to improve). Kitapun atau siapapun yang kebetulan dinilai rendah, harus memahami bahwa performance kita dibandingkan orang lain, saat ini berada dalam posisi yang cukup kritis, sehingga perlu untuk ditingkatkan.

Kalau sinyal (untuk mengetahui kesenjangan performance) tersebut tidak dapat tercipta pada suatu organisasi, maka pada suatu ketika, tanpa sempat untuk memperbaiki diri, tiba-tiba kita harus keluar dari organisasi sebagai Unimportant Liabilities.

No comments: