toto zurianto
Beberapa pejabat OJK dari berbagai sektor menghadiri ASIC 2015 Annual Forum di Sydney tanggal 23 and 24 Maret 2015. Kegiatan yang berlangsung di ballroom Hotel Hilton tersebut dihadiri ratusan pimpinan sektor keuangan Australia dan beberapa negara lain.
CHANGE and Leadership mengundang teman dan sahabat untuk sharing pengetahuan, informasi, atau hiburan dalam rangka memperluas wawasan dan persahabatan! CHANGE and Leadership tidak membatasi peminat pada suatu bidang keilmuan atau minat tertentu. CHANGE and Leadership adalah forum lintas pengetahuan, bisa digunakan untuk mengulas hal-hal yang berhubungan dengan praktek kepemimpinan, manajemen, SDM, sosial, ekonomi, dan politik, juga bagi penggemar sport, sastra, musik, kuliner, dan travel!
Thursday, 26 March 2015
Monday, 16 March 2015
Gunung Bunder Bogor
toto zurianto
Departemen Organisasi dan Sumber Daya Manusia (DOSM) Otoritas Jasa Keuangan, Jumat dan Sabtu (13-14 Maret 2015) melaksanakan Team Building di kawasan Gunung Bunder, kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor yang berhawa dingin di ketinggian sekitar 750-1000 meter dari permukaan laut. Kegiatan Team Building yang berthemakan “Understanding the Essence the Team Work” diikuti sekitar 70 pegawai se DOSM adalah forum membangun kebersamaan, kekuatan dan saling mengenal untuk mewujudkan pencapaian tugas lembaga secara baik. Juga membangun kultur Inpresiv OJK yang memiliki Integritas, bersikap Profesional, bekerja secara Sinergi untuk sebuah hasil yang maksimal, menciptakan masyarakat keuangan yang Inklusif, serta berpandangan Visioner ke depan.
Departemen Organisasi dan Sumber Daya Manusia (DOSM) Otoritas Jasa Keuangan, Jumat dan Sabtu (13-14 Maret 2015) melaksanakan Team Building di kawasan Gunung Bunder, kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor yang berhawa dingin di ketinggian sekitar 750-1000 meter dari permukaan laut. Kegiatan Team Building yang berthemakan “Understanding the Essence the Team Work” diikuti sekitar 70 pegawai se DOSM adalah forum membangun kebersamaan, kekuatan dan saling mengenal untuk mewujudkan pencapaian tugas lembaga secara baik. Juga membangun kultur Inpresiv OJK yang memiliki Integritas, bersikap Profesional, bekerja secara Sinergi untuk sebuah hasil yang maksimal, menciptakan masyarakat keuangan yang Inklusif, serta berpandangan Visioner ke depan.
Kegiatan yang difasilitasi oleh team
Duta Bangsa tersebut juga diisi dengan ceramah membangkitkan motivasi
profesional yang inpresiv, dalam rangka menciptakan produk dan pelayanan
lembaga yang berkualitas. Banyak kegiatan lapangan (field activity) yang
diikuti peserta dengan anthusias, meskipun harus berjalan kaki yang meletihkan.
DOSM in Action |
DPSM Family in Gunung Bunder, Pamijahan, Bogor |
A Family of Organization Development Directorate |
DSDM OJK sedang beraksi |
Passport Hijau Negeriku Hijau; Membuat Passport Tanpa Calo
toto zurianto
Passport Hijau, khas sekali. Inilah dokumen perjalanan Indonesia yang selama ini telah menjadi kebutuhan utama setiap warga negara yang bepergian ke luar negeri. Tentu saja, cirinya yang lain adalah, bahwa passport ini tidak berlaku di Israel dan Taiwan. Sedangkan di negara selain kedua negara itu, tentu saja dapat berlaku apabila mendapatkan izin tinggal (visa).
Minggu lalu, karena masa berlaku passport segera habis, maka kami mendatangi kantor imigrasi untuk membuat passport baru (perpanjangan). Biasanya kami mendatangi kantor imigrasi yang ada di Warung Buncit Raya, dan biasanya kami "terpaksa" mengandalkan pihak jasa pengurusan passport (istilah umumnya, calo, tetapi tidak memaksa). Biasanya, semua dokumen sudah dipersiapkan, sudah diisi oleh pihak pemberi jasa pengurusan. Jadi begitu ke Kantor Imigrasi, langsung ke ruang photo, menunggu sebentar, tidak lebih dari 10 menit, dan langsung ke meja untuk mengecek data dan photo. Tentu saja kami harus membayar biaya jasa pengurusan.
Lalu minggu lalu, kami memutuskan untuk mengurus passport sendiri. Harus ada waktu yang dikorbankan, tapi tidak apa-apa. Lokasinya cukup dekat dengan rumah kami, di Jalan Karang Tengah Raya, di sebuah pertokoan/kantor antara Lebak Bulus dengan Cinere. Menurut informasi, semua yang ingin membuat passport secara langsung (baru atau perpanjangan/pergantian), haruslah mencatatkan namanya di papan antrian. Bagi yang melakukan proses secara on-line, tentunya pengantrian dilakukan menurut jadwal (yang diisi secara on-line). Ketika aku mendaftar di papan antri, sekitar jam 06.00 pagi, sudah ada 10 orang yang mendaftar.
Selanjutnya tepat jam 08.00 pagi, pintu kantor di buka, dan nama-nama yang sudha mendaftar dipanggil untuk antri. Tentu saja semua dokumen pendukung harus disediakan sehingga semuanya siap saat mengisi dan menyampaikan formulir (yang sudah diisi) kepada petugas imigrasi. Semua peserta pada antri dengan cukup tertib, sekitar 1 sampai 2 jam, kitapun dipanggil untuk klarifikasi data dan photo apabila semua persyaratan sudah terpenuhi.
Apabila semuanya sudah okay, maka pemohon langsung membayar melalui Kartu Debit/ATM Bank yang disediakan di kantor imigrasi, dalam hal ini baru Bank Mandiri dan BCA. Apabila pemohon tidak mempunyai Kartu ATM kedua bank tersebut, maka akan dibuatkan formulir penyetoran, dan pemohon akan membayar langsung di bank. Singkat kata, tidak ada transaksi uang kas antara pemohon dengan petugas imigrasi. Untuk sebuah Passport (hijau) 48 halaman, saya membayar sesuai kuitansi Rp355.000. Setelah membayar, langsung Photo dan diberikan semacam bukti pembuatan passport untuk pengambilan dalam waktu 3 (tiga) hari kerja berikutnya.
Setelah 3 hari menunggu, akhirnya Passport Hijau baru Indonesiapun keluar. Wah passport sekarang memang terlihat lebih keren. Warna Covernya berubah sedikit, tidak lagi hijau tua agak butek, tapi lebih bagus. Juga perhatikan halaman dalamnya, sungguh lebih bagus. Di setiap halaman, secara transparant terdapat gambar hewan asli Indonesia yang sangat membanggakan.
Kita memang bseharusnya bangga mempunyai paspor (passport) Indonesia kita. Kita bangga dengan warnanya yang berubah cukup bagus. Kita bangga, di dalamnya ada gambar hewan asli Indonesia yang sangat indah. Kita juga bangga, ternyata mengurusnya tidaklah sulit. Ada pengorbanan waktu, tetapi bisa dilakukan sendiri tanpa perantara (tanpa jasa pengurusan atau calo). Biayanya pun sangat terjangkau tanpa ada pemerasan.
Ada perubahan, semoga semua proses keimigrasian kita menjadi lebih baik. Termasuk imigrasi masuk di bandara yang pelayanannya masih belum seperti pelayanan di luar negeri.
Passport Hijau, khas sekali. Inilah dokumen perjalanan Indonesia yang selama ini telah menjadi kebutuhan utama setiap warga negara yang bepergian ke luar negeri. Tentu saja, cirinya yang lain adalah, bahwa passport ini tidak berlaku di Israel dan Taiwan. Sedangkan di negara selain kedua negara itu, tentu saja dapat berlaku apabila mendapatkan izin tinggal (visa).
Minggu lalu, karena masa berlaku passport segera habis, maka kami mendatangi kantor imigrasi untuk membuat passport baru (perpanjangan). Biasanya kami mendatangi kantor imigrasi yang ada di Warung Buncit Raya, dan biasanya kami "terpaksa" mengandalkan pihak jasa pengurusan passport (istilah umumnya, calo, tetapi tidak memaksa). Biasanya, semua dokumen sudah dipersiapkan, sudah diisi oleh pihak pemberi jasa pengurusan. Jadi begitu ke Kantor Imigrasi, langsung ke ruang photo, menunggu sebentar, tidak lebih dari 10 menit, dan langsung ke meja untuk mengecek data dan photo. Tentu saja kami harus membayar biaya jasa pengurusan.
Lalu minggu lalu, kami memutuskan untuk mengurus passport sendiri. Harus ada waktu yang dikorbankan, tapi tidak apa-apa. Lokasinya cukup dekat dengan rumah kami, di Jalan Karang Tengah Raya, di sebuah pertokoan/kantor antara Lebak Bulus dengan Cinere. Menurut informasi, semua yang ingin membuat passport secara langsung (baru atau perpanjangan/pergantian), haruslah mencatatkan namanya di papan antrian. Bagi yang melakukan proses secara on-line, tentunya pengantrian dilakukan menurut jadwal (yang diisi secara on-line). Ketika aku mendaftar di papan antri, sekitar jam 06.00 pagi, sudah ada 10 orang yang mendaftar.
Selanjutnya tepat jam 08.00 pagi, pintu kantor di buka, dan nama-nama yang sudha mendaftar dipanggil untuk antri. Tentu saja semua dokumen pendukung harus disediakan sehingga semuanya siap saat mengisi dan menyampaikan formulir (yang sudah diisi) kepada petugas imigrasi. Semua peserta pada antri dengan cukup tertib, sekitar 1 sampai 2 jam, kitapun dipanggil untuk klarifikasi data dan photo apabila semua persyaratan sudah terpenuhi.
Apabila semuanya sudah okay, maka pemohon langsung membayar melalui Kartu Debit/ATM Bank yang disediakan di kantor imigrasi, dalam hal ini baru Bank Mandiri dan BCA. Apabila pemohon tidak mempunyai Kartu ATM kedua bank tersebut, maka akan dibuatkan formulir penyetoran, dan pemohon akan membayar langsung di bank. Singkat kata, tidak ada transaksi uang kas antara pemohon dengan petugas imigrasi. Untuk sebuah Passport (hijau) 48 halaman, saya membayar sesuai kuitansi Rp355.000. Setelah membayar, langsung Photo dan diberikan semacam bukti pembuatan passport untuk pengambilan dalam waktu 3 (tiga) hari kerja berikutnya.
Setelah 3 hari menunggu, akhirnya Passport Hijau baru Indonesiapun keluar. Wah passport sekarang memang terlihat lebih keren. Warna Covernya berubah sedikit, tidak lagi hijau tua agak butek, tapi lebih bagus. Juga perhatikan halaman dalamnya, sungguh lebih bagus. Di setiap halaman, secara transparant terdapat gambar hewan asli Indonesia yang sangat membanggakan.
Bukan Paspor Hijau lagi |
Kita memang bseharusnya bangga mempunyai paspor (passport) Indonesia kita. Kita bangga dengan warnanya yang berubah cukup bagus. Kita bangga, di dalamnya ada gambar hewan asli Indonesia yang sangat indah. Kita juga bangga, ternyata mengurusnya tidaklah sulit. Ada pengorbanan waktu, tetapi bisa dilakukan sendiri tanpa perantara (tanpa jasa pengurusan atau calo). Biayanya pun sangat terjangkau tanpa ada pemerasan.
Ada perubahan, semoga semua proses keimigrasian kita menjadi lebih baik. Termasuk imigrasi masuk di bandara yang pelayanannya masih belum seperti pelayanan di luar negeri.
Thursday, 12 March 2015
OJK; Aspek Edukasi dan Perlindungan Konsumen
toto zurianto
Untuk membangun sektor keuangan Indonesia agar secara organisasi berkinerja sehat, dan memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama dalam pembangunan ekonomi bangsa, dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakatnya, maka peran edukasi dan perlindungan konsumen, menjadi penting dan tidak bisa dilakukan secara sambilan. Kehadiran Otoritas Jasa Keuangan bukan saja dalam rangka melakukan pengawasan terhadap industri keuangan secara terintegrasi/terpadu, yang sebelumnya dilakukan oleh beberapa instansi secara terpisah. Kini OJK dilengkapi dengan fungsi edukasi dan perlindungan konsumen sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya membangun sektor keuangan Indonesia.
Dalam rangka mewujudkan dan meningkatkan peran OJK di bidang edukasi dan perlindungan konsumen, Dewan Komisioner OJK menetapkan untuk merekrut pegawai level staf yang secara khusus akan menangani kegiatan bidang edukasi dan perlindungan konsumen, terutama untuk memenuhi kebutuhan di kantor OJK di daerah. Program tersebut didisain secara khusus oleh Direktorat Pengembangan SDM OJK yang disebut sebagai program Pendidikan Calon Staf Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, atau PCE-OJK. PCE OJK adalah program pendidikan yang akan menyiapkan pegawai tingkat staf yang nantinya akan ditempatkan di seluruh satuan kerja OJK di seluruh Indonesia, terutama di Kantor Regional dan KOJK, untuk menangani pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan edukasi dan perlindungan konsumen.
Untuk tujuan tersebut, pada hari Selasa 10 Maret 2015, Wakil Ketua OJK, Rahmat Waluyanto telah membuka pendidikan dimaksud di Ruang Seminar 108 Kampus Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Kemang Jakarta Selatan. Pendidikan yang diikuti 39 peserta tersebut, akan berlangsung selama 6, bulan, terdiri dari 1 bulan pendidikan Klasikal, 2 On-the Job Training, dan sekitar 5 bulan kegiatan Orientasi Kerja.
Untuk membangun sektor keuangan Indonesia agar secara organisasi berkinerja sehat, dan memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama dalam pembangunan ekonomi bangsa, dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakatnya, maka peran edukasi dan perlindungan konsumen, menjadi penting dan tidak bisa dilakukan secara sambilan. Kehadiran Otoritas Jasa Keuangan bukan saja dalam rangka melakukan pengawasan terhadap industri keuangan secara terintegrasi/terpadu, yang sebelumnya dilakukan oleh beberapa instansi secara terpisah. Kini OJK dilengkapi dengan fungsi edukasi dan perlindungan konsumen sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya membangun sektor keuangan Indonesia.
Dalam rangka mewujudkan dan meningkatkan peran OJK di bidang edukasi dan perlindungan konsumen, Dewan Komisioner OJK menetapkan untuk merekrut pegawai level staf yang secara khusus akan menangani kegiatan bidang edukasi dan perlindungan konsumen, terutama untuk memenuhi kebutuhan di kantor OJK di daerah. Program tersebut didisain secara khusus oleh Direktorat Pengembangan SDM OJK yang disebut sebagai program Pendidikan Calon Staf Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, atau PCE-OJK. PCE OJK adalah program pendidikan yang akan menyiapkan pegawai tingkat staf yang nantinya akan ditempatkan di seluruh satuan kerja OJK di seluruh Indonesia, terutama di Kantor Regional dan KOJK, untuk menangani pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan edukasi dan perlindungan konsumen.
Untuk tujuan tersebut, pada hari Selasa 10 Maret 2015, Wakil Ketua OJK, Rahmat Waluyanto telah membuka pendidikan dimaksud di Ruang Seminar 108 Kampus Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Kemang Jakarta Selatan. Pendidikan yang diikuti 39 peserta tersebut, akan berlangsung selama 6, bulan, terdiri dari 1 bulan pendidikan Klasikal, 2 On-the Job Training, dan sekitar 5 bulan kegiatan Orientasi Kerja.
Wakil Ketua OJK Rahmat Waluyanto, para Pejabat OJK dan peserta program Pendidikan Calon Staf OJK 2015 photo bersama di Kampus LPPI Kemang. |
Penyematan tanda peserta oleh Wakil Ketua OJK Rahmat Waluyanto |
Wakil Ketua OJK Rahmat Waluyanto memberikan Sambutan dan Arahan kepada peserta Pendidikan Calon Staf Edukasi dan Perlindungan Konsumen. |
Kepala Departemen Organisasi dan Sumber Daya Manusia Hernawan B. Sasongko bersama Pejabat DOSM memberikan penjelasan dan arahan kepada peserta pendidikan PCE-OJK (10 Maret 2015) |
Saturday, 7 March 2015
Haji Lulung dan Ahok
toto zurianto
Ahok menjadi pribadi yang fenomenal. Banyak orang yang kagum. Seorang Cina yang dianggap sangak sukses menjadi orang Indonesia. Pernah jadi Bupati Belitung Timur, Anggota DPR. Saudara kandungnya sekarang juga menjadi Bupati. Hanya sebentar menjadi Wakil Gubernur Jakarta, sekarang menjadi Gubernur. Bicaranya keras dan sangat kasar. Kelihatan sebagai orang yang sangat hebat, pribadi yang dikesankan jujur dan tidak memerlukan jabatan, apalagi urang. Masyarakatlah yang memerlukan Ahok, bukan sebaliknya. Jadi Ahok orang yang maju terus pantang mundur. Sering menggunakan gue dan elo! Juga (nama hewan) sebagai ungkapan. Beberapa waktu yang lalu, membawa dokumen tebal ke KPK untuk melaporkan DPRD DKI, yang dituduh "mencuri" uang negara lebih dari Rp12 triliun.
Lalu Haji Lulung. Dikenal sebagai pengusaha di Tanah Abang. Mungkin ada orang yang menuduhnya berusaha menggunakan (kekerasan) untuk berhasil. Dia sekarang Anggota DPRD DKI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan salah seorang Wakil Ketua. Haji Lulung bersama Pimpinan DPRD DKI lain, sekarang dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab mengkorupsi (atau menggelembungkan) nilai/angka RAPBD DKI. Masyarakat, termasuk yang di sosial media, banyak yang mem-bully Haji Lulung. Sungguh luar biasa, apakah karena merasa memang Haji Lulung seorang Penjahat, atau karena memang sebagai pendukung utama Ahok yang dianggap sangat bersih dan mulia. Pokoknya Pak Haji Lulung dianggap sebagai yang "harus dibasmi".
Tentu saja kasus ini memerlukan bukti sebagai alat pembenaran yang lebih pas. Hanya saja, berdasarkan pembahasan di Indonesia Lawyer Club (ILC), maka semua angka-angka RAPBD DKI, pasti diusulkan pihak eksekutif yang berada dalam tanggung jawab Pak Gubernur Ahok. Kemudian dibahas bersama-sama, DPRD (bukan hanya Haji Lulung) dan Gubernur (para Pejabat Gubernur). Lalu hasilnya sebagai kesepakatan bersama yang ditandatangani bersama sebelum disampaikan ke Menteri Dalam Negeri. Selanjutnya apabila semuanya berjalan normal, maka eksekusi dari APBD (DKI) sepenuhnya dilakukan oleh Eksekutif, Gubernur dan jajarannya. DPRD sama sekali tidak melakukan eksekusi anggaran. Jadi bagaimana ya sikap kita menghadapi kasus ini. Kalaupun anggota DPRD DKI terlibat dan mendapatkan uang, pasti karena dikasih oleh Pemerintah (DKI). Jadi agak aneh juga ketika Gubernur Ahok menganggap Anggota DPRD DKI melakukan mencurian uang (RAPBD).
Cerita Ahok memang sepertinya tidak bisa berhenti. Dia selalu beranggapan, semua Anggota DPRD DKI sebagai siluman yang sangat mungkin melakukan tindak pidana korupsi. Masyarakat banyak yang berpikir begitu. Bahkan terlalu suka menuduh tanpa bukti yang jelas. Semoga mereka, Ahok (Gubernur DKI dan Pejabat Pemda DKI) dan Haji Lulung (seluruh Anggota DPRD DKI) bukan pemain Sandiwara yang suka mempermainkan emosi rakyat. Yang membuat rakyat bisa saling membenci, atau memihak secara emosional tanpa alasan dan pertimbangan yang jelas.
Ahok menjadi pribadi yang fenomenal. Banyak orang yang kagum. Seorang Cina yang dianggap sangak sukses menjadi orang Indonesia. Pernah jadi Bupati Belitung Timur, Anggota DPR. Saudara kandungnya sekarang juga menjadi Bupati. Hanya sebentar menjadi Wakil Gubernur Jakarta, sekarang menjadi Gubernur. Bicaranya keras dan sangat kasar. Kelihatan sebagai orang yang sangat hebat, pribadi yang dikesankan jujur dan tidak memerlukan jabatan, apalagi urang. Masyarakatlah yang memerlukan Ahok, bukan sebaliknya. Jadi Ahok orang yang maju terus pantang mundur. Sering menggunakan gue dan elo! Juga (nama hewan) sebagai ungkapan. Beberapa waktu yang lalu, membawa dokumen tebal ke KPK untuk melaporkan DPRD DKI, yang dituduh "mencuri" uang negara lebih dari Rp12 triliun.
Lalu Haji Lulung. Dikenal sebagai pengusaha di Tanah Abang. Mungkin ada orang yang menuduhnya berusaha menggunakan (kekerasan) untuk berhasil. Dia sekarang Anggota DPRD DKI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan salah seorang Wakil Ketua. Haji Lulung bersama Pimpinan DPRD DKI lain, sekarang dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab mengkorupsi (atau menggelembungkan) nilai/angka RAPBD DKI. Masyarakat, termasuk yang di sosial media, banyak yang mem-bully Haji Lulung. Sungguh luar biasa, apakah karena merasa memang Haji Lulung seorang Penjahat, atau karena memang sebagai pendukung utama Ahok yang dianggap sangat bersih dan mulia. Pokoknya Pak Haji Lulung dianggap sebagai yang "harus dibasmi".
Tentu saja kasus ini memerlukan bukti sebagai alat pembenaran yang lebih pas. Hanya saja, berdasarkan pembahasan di Indonesia Lawyer Club (ILC), maka semua angka-angka RAPBD DKI, pasti diusulkan pihak eksekutif yang berada dalam tanggung jawab Pak Gubernur Ahok. Kemudian dibahas bersama-sama, DPRD (bukan hanya Haji Lulung) dan Gubernur (para Pejabat Gubernur). Lalu hasilnya sebagai kesepakatan bersama yang ditandatangani bersama sebelum disampaikan ke Menteri Dalam Negeri. Selanjutnya apabila semuanya berjalan normal, maka eksekusi dari APBD (DKI) sepenuhnya dilakukan oleh Eksekutif, Gubernur dan jajarannya. DPRD sama sekali tidak melakukan eksekusi anggaran. Jadi bagaimana ya sikap kita menghadapi kasus ini. Kalaupun anggota DPRD DKI terlibat dan mendapatkan uang, pasti karena dikasih oleh Pemerintah (DKI). Jadi agak aneh juga ketika Gubernur Ahok menganggap Anggota DPRD DKI melakukan mencurian uang (RAPBD).
Cerita Ahok memang sepertinya tidak bisa berhenti. Dia selalu beranggapan, semua Anggota DPRD DKI sebagai siluman yang sangat mungkin melakukan tindak pidana korupsi. Masyarakat banyak yang berpikir begitu. Bahkan terlalu suka menuduh tanpa bukti yang jelas. Semoga mereka, Ahok (Gubernur DKI dan Pejabat Pemda DKI) dan Haji Lulung (seluruh Anggota DPRD DKI) bukan pemain Sandiwara yang suka mempermainkan emosi rakyat. Yang membuat rakyat bisa saling membenci, atau memihak secara emosional tanpa alasan dan pertimbangan yang jelas.
Friday, 6 March 2015
Treat People Right
toto zurianto
Sebuah buku cukup lama sekitar tahun 2003 dari Edward E. Lawler, judulnya Treat People Right; How Organizations and Individuals Can Propel Each Other Into A Virtuous Spiral of Success. Buku ini menarik dan selalu menjadi referensi penting para pengelola SDM di seluruh dunia. Inspirasi buku ini, bukan sekedar memperjuangkan hak-hak individu pegawai dalam suatu perusahaan/organisasi, tetapi terutama karena tujuan perusahaan/organisasi yang selalu harus eksis, bermanfaat, menghasilkan (menguntungkan) dan berkembang terus. Karena perusahaan atau organisasi harus selalu dijaga perjalanannya, maka penting pula untuk menjaga orang-orang yang ada di perusahaan/organisasi agar lebih kontributif. Tidak pernah ada yang bisa berjalan sendiri-sendiri. Kalau perusahaan berjalan bagus, maka orang-orang yang ada (people) haruslah hebat dan terbaik. Lalu untuk mendapatkan orang-orang yang hebat, profesional dan dengan karakter kuat, maka perusahaan/organisasi haruslah hebat dan sukses.
Tentu saja, memperlakukan orang-orang dengan benar dan baik, bukan karena perusahaan/organisasi menjadi sok generous. Tetapi upaya membangkitkan motivasi dan kreativitas agar akhirnya orang-orang yang ada, dapat memberikan manfaat lebih kepada perusahaan/organisasi.
Sebuah buku cukup lama sekitar tahun 2003 dari Edward E. Lawler, judulnya Treat People Right; How Organizations and Individuals Can Propel Each Other Into A Virtuous Spiral of Success. Buku ini menarik dan selalu menjadi referensi penting para pengelola SDM di seluruh dunia. Inspirasi buku ini, bukan sekedar memperjuangkan hak-hak individu pegawai dalam suatu perusahaan/organisasi, tetapi terutama karena tujuan perusahaan/organisasi yang selalu harus eksis, bermanfaat, menghasilkan (menguntungkan) dan berkembang terus. Karena perusahaan atau organisasi harus selalu dijaga perjalanannya, maka penting pula untuk menjaga orang-orang yang ada di perusahaan/organisasi agar lebih kontributif. Tidak pernah ada yang bisa berjalan sendiri-sendiri. Kalau perusahaan berjalan bagus, maka orang-orang yang ada (people) haruslah hebat dan terbaik. Lalu untuk mendapatkan orang-orang yang hebat, profesional dan dengan karakter kuat, maka perusahaan/organisasi haruslah hebat dan sukses.
Tentu saja, memperlakukan orang-orang dengan benar dan baik, bukan karena perusahaan/organisasi menjadi sok generous. Tetapi upaya membangkitkan motivasi dan kreativitas agar akhirnya orang-orang yang ada, dapat memberikan manfaat lebih kepada perusahaan/organisasi.
Thursday, 5 March 2015
PCS-OJK Angkatan II, at LPPI Campus
toto zurianto
Inilah momen-momen ketika para peserta Pendidikan Calon Staf Otoritas Jasa Keuangan PCS-OJK Angkatan II tahun 2015-2016 baru saja memulai programnya di Kampus LPPI, Jalan Kemang Ray Jakarta Selatan. Program yang berlangsung selama sekitar 11 bulan ini dibagi dalam beberapa modul/kurikulum pembelajaran, yaitu; modul ke-OJK-an (tentang organisasi OJK secara keseluruhan), Modul Pengetahuan OJK (terutama yang berhubungan dengan tugas pokok OJK di bidang pengawasan sektor jasa keuangan dan edukasi perlindungan konsumen), Modul Pengembangan Diri dan Kepemimpinan, Modul On-the Job Training (secara berkelompok peserta akan melakukan OJT untuk memahami pelaksanaan tugas di beberapa satuan kerja), dan Modul Orientasi Kerja (sebagai persiapan kerja/praktek kerja di satuan kerja rencana penempatan peserta).
Para peserta juga akan mengikuti kegiatan kebangsaan, cinta tanah air dan disiplin dalam program Kesamaptaan di training ground Paspampres Bogor selama 9 hari kerja.
Setiap kegiatan akan dievaluasi dalam bentuk ujian, penulisan laporan/paper dan pelaksanaan presentasi, baik secara kelompok maupun secara individual.
II
Inilah momen-momen ketika para peserta Pendidikan Calon Staf Otoritas Jasa Keuangan PCS-OJK Angkatan II tahun 2015-2016 baru saja memulai programnya di Kampus LPPI, Jalan Kemang Ray Jakarta Selatan. Program yang berlangsung selama sekitar 11 bulan ini dibagi dalam beberapa modul/kurikulum pembelajaran, yaitu; modul ke-OJK-an (tentang organisasi OJK secara keseluruhan), Modul Pengetahuan OJK (terutama yang berhubungan dengan tugas pokok OJK di bidang pengawasan sektor jasa keuangan dan edukasi perlindungan konsumen), Modul Pengembangan Diri dan Kepemimpinan, Modul On-the Job Training (secara berkelompok peserta akan melakukan OJT untuk memahami pelaksanaan tugas di beberapa satuan kerja), dan Modul Orientasi Kerja (sebagai persiapan kerja/praktek kerja di satuan kerja rencana penempatan peserta).
Para peserta juga akan mengikuti kegiatan kebangsaan, cinta tanah air dan disiplin dalam program Kesamaptaan di training ground Paspampres Bogor selama 9 hari kerja.
Setiap kegiatan akan dievaluasi dalam bentuk ujian, penulisan laporan/paper dan pelaksanaan presentasi, baik secara kelompok maupun secara individual.
Peserta PCS-OJK Angkatan II bersama Ibu Anny Ratnawati, Wamenkeu 2010-2014 |
Sedang mendengar Kuliah Umum Bapak Muhammad Yusuf, Kepala PPATK RI. |
II
Pejabat OJK, photo bersama sebelum pembukaan PCS-OJK Angkatan II |
Program Pendidikan Calon Staf OJK Angkatan II
toto zurianto
Bertempat di Ruang Serba Guna Kampus Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Jalan Kemang Raya Jakarta Selatan, Selasa 3 Maret 2015, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad didamping Wakil Ketua Rahmat Waluyanto membuka program Pendidikan Calon Staf (PCS) OJK Angkatan II yang diikuti 214 peserta. Pendidikan dalam rangka mempersiapkan calon pegawai OJK sehingga siap bekerja di lingkungan OJK di seluruh Indonesia, berlangsung sekitar 11 bulan yang dibagi dalam 5 modul pendidikan, yaitu; modul ke-OJK-an, modul pengetahuan OJK, modul pengembangan diri dan kepemimpinan, modul on-the job training (OJT), dan modul orientasi kerja.
Ketua OJK dalam sambutan pembukaan menekankan kepada peserta untuk mengambil peran aktif dalam rangka membangun organisasi OJK sehingga memberikan arti bagi organisasi, bagi perkembangan sistem keuangan Indonesia, dan pembangunan ekonomi bangsa.
Khusus bagi peserta PCS, juga ditekankan melihat organisasi OJK melalui perspektif yang lebih luas, mampu memberikan arti bagi lembaga dan tertantang untuk mengisi ruang-ruang kosong yang perlu diberi warna dan diberi arti. Semua orang di OJK diberikan kesempatan yang luas untuk membeirkan kontribusinya bagi pembentukan organisasi yang bisa memberikan kontribusi kepada bangsa. Perkembangan sektor jasa keuangan yang demikian luas, telah menempatkan OJK sebagai salah satu institusi penting yang terus menunjukkan perannya yang menjadi sangat strategis.
Bertempat di Ruang Serba Guna Kampus Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Jalan Kemang Raya Jakarta Selatan, Selasa 3 Maret 2015, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad didamping Wakil Ketua Rahmat Waluyanto membuka program Pendidikan Calon Staf (PCS) OJK Angkatan II yang diikuti 214 peserta. Pendidikan dalam rangka mempersiapkan calon pegawai OJK sehingga siap bekerja di lingkungan OJK di seluruh Indonesia, berlangsung sekitar 11 bulan yang dibagi dalam 5 modul pendidikan, yaitu; modul ke-OJK-an, modul pengetahuan OJK, modul pengembangan diri dan kepemimpinan, modul on-the job training (OJT), dan modul orientasi kerja.
Ketua OJK dalam sambutan pembukaan menekankan kepada peserta untuk mengambil peran aktif dalam rangka membangun organisasi OJK sehingga memberikan arti bagi organisasi, bagi perkembangan sistem keuangan Indonesia, dan pembangunan ekonomi bangsa.
Khusus bagi peserta PCS, juga ditekankan melihat organisasi OJK melalui perspektif yang lebih luas, mampu memberikan arti bagi lembaga dan tertantang untuk mengisi ruang-ruang kosong yang perlu diberi warna dan diberi arti. Semua orang di OJK diberikan kesempatan yang luas untuk membeirkan kontribusinya bagi pembentukan organisasi yang bisa memberikan kontribusi kepada bangsa. Perkembangan sektor jasa keuangan yang demikian luas, telah menempatkan OJK sebagai salah satu institusi penting yang terus menunjukkan perannya yang menjadi sangat strategis.
Ketua dan Wakil Ketua OJK photo bersama peserta PCS-OJK Angkatan II |
Peserta PCS OJK Angkatan II bersama Bapak Muhammad Yusuf Kepala PPATK |
Episode Kehidupan
toto zurianto
Hidup itu menarik. Karena dia sebuah episode, sebuah
perjalanan dan perjuangan panjang untuk berusaha menjadi baik. Tetapi tidak
perlu merasa yang paling baik, yang paling benar. Kalau menjadi pemimpin, tidak
perlu merasa menjadi yang paling mengetahui. Menganggap orang lain tidak mengerti apa-apa. Apalagi kalau harus menghina orang dan berkata
kasar. Pemimpin selalu melakukan perubahan, membuat sesuatu menjadi lebih
berarti, membuat orang menjadi lebih dihargai-juga dihormati. Sebuah perilaku
yang humble yang membuka hati dan jiwa. Kita sedang mencari seorang yang visioner, tetapi dengan jiwa yang ikhlas, memberikan inspirasi dan tidak sok jago. Dimana kau pemimpin berjiwa nabi yang setiap kata-katanya selalu membuat semua menjadi terharu?
Monday, 2 March 2015
Suksesi Politik Indonesia
toto zurianto
Salah satu pergantian kepemimpinan partai politik yang cukup menarik, hangat tetapi berlangsung lancar adalah suksesi Kepemimpinan di Partai Amanat Nasional (PAN). Partai yang berdiri di awal reformasi dan transformasi politik Indonesia atas prakarsa tokoh reformasi Amin Rais, sekali lagi membuktikan terlaksananya pergantian kepemimpinan yang cukup bagus. Berbeda dengan yang terjadi di Partai Golongan Karya (Golkar), atau Partai Persatuan Pembangunan (PPP), apa yang dilakukan para kader PAN, kelihatannya memberikan nuansa progresif dan baik. Meskipun bukan sebagai partai yang besar, tetapi PAN tercatat sebagai Partai Politik Indonesia yang kehadirannya cukup memberi warna. Kadernya banyak yang tercatat sebagai tokoh nasional di berbagai bidang. Ini sebuah perjalanan yang kiranya perlu dijadikan benchmarking.
Kita bisa melihat bagaimana pergantuan kepemimpinan di partai itu, mulai pemrakarsanya dan pemimpin pertama, Amin Rais, lalu Sutrisno Bachir, kemudian Hatta Rajasa, dan sekarang eranya Zulkifli. Situasi berlangsung ketat, meriah, dengan persaingan tinggi, tetapi melalui atmosphere yang kundusif.
Inilah salah satu suksesi perpolitikan yang mungkin sebagai gaya Indonesia yang patut dipertimbangkan. Memang kita sedang menunggu, bagaimana sebenarnya sebuah gaya politik suksesi Indonesia yang progresif tetapi tidak mengerikan, bisa diwujudkan di Indonesia. Bukan gaya Partai Demokrat (PD), atau Gaya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang belum melahirkan sebuah sistem suksesinya yang terbaik. Atau mungkin apa yang terjadi di Partai Gerindra dan Hanura!
Kita sedang menunggu kelahiran sebuah sistem suksesi partai politik Indonesia yang tidak menakutkan, sistem suksesi yang memberikan apresiasi kepada pihak yang kuat juga pihak yang lebih lemah. Tempat dimana para politisi bisa maksimal kontribusinya, dimanapun dia berada.
Salah satu pergantian kepemimpinan partai politik yang cukup menarik, hangat tetapi berlangsung lancar adalah suksesi Kepemimpinan di Partai Amanat Nasional (PAN). Partai yang berdiri di awal reformasi dan transformasi politik Indonesia atas prakarsa tokoh reformasi Amin Rais, sekali lagi membuktikan terlaksananya pergantian kepemimpinan yang cukup bagus. Berbeda dengan yang terjadi di Partai Golongan Karya (Golkar), atau Partai Persatuan Pembangunan (PPP), apa yang dilakukan para kader PAN, kelihatannya memberikan nuansa progresif dan baik. Meskipun bukan sebagai partai yang besar, tetapi PAN tercatat sebagai Partai Politik Indonesia yang kehadirannya cukup memberi warna. Kadernya banyak yang tercatat sebagai tokoh nasional di berbagai bidang. Ini sebuah perjalanan yang kiranya perlu dijadikan benchmarking.
Kita bisa melihat bagaimana pergantuan kepemimpinan di partai itu, mulai pemrakarsanya dan pemimpin pertama, Amin Rais, lalu Sutrisno Bachir, kemudian Hatta Rajasa, dan sekarang eranya Zulkifli. Situasi berlangsung ketat, meriah, dengan persaingan tinggi, tetapi melalui atmosphere yang kundusif.
Inilah salah satu suksesi perpolitikan yang mungkin sebagai gaya Indonesia yang patut dipertimbangkan. Memang kita sedang menunggu, bagaimana sebenarnya sebuah gaya politik suksesi Indonesia yang progresif tetapi tidak mengerikan, bisa diwujudkan di Indonesia. Bukan gaya Partai Demokrat (PD), atau Gaya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang belum melahirkan sebuah sistem suksesinya yang terbaik. Atau mungkin apa yang terjadi di Partai Gerindra dan Hanura!
Kita sedang menunggu kelahiran sebuah sistem suksesi partai politik Indonesia yang tidak menakutkan, sistem suksesi yang memberikan apresiasi kepada pihak yang kuat juga pihak yang lebih lemah. Tempat dimana para politisi bisa maksimal kontribusinya, dimanapun dia berada.
Subscribe to:
Posts (Atom)