Sunday 29 June 2014

Puasa 2014

toto zurianto

Hari ini Minggu 29 Junin 2014 umat Islam, khususnya di Indonesia, mulai menjalankan ibadah puasa. Hakekatnya sama dengan puasa-puasa yang lalu. Tujuannya adalah bagaimana agar kita menjadi lebih taqwa. Ujian bagi umat Islam, sekaligus bagaimana agar kita lebih solider, lebih peka, dan bisa menahan atas segala hal yang membatalkan puasa.

Tapi disamping itu, secara pribadi, kadang-kadang suasananya berbeda. Kita masing-masing menghadapinya dengan perasaan yang berbeda. Dulu kita menjalankannya seperti ini. Sekarang tidak lagi. Apalagi nuansa religiusitas diantara manusia sering tidak selalu sama. Inilah yang termasuk pada kategori ujian. Semua umat Islam menghadapi ujian yang berbeda-beda. Ada ujian di keluarga, di masyarakatb dan tetangga, atau di pekerjaannya. Persoalan ekonomi juga sebagai ujian berat yang membuat kita sering menjadi tidak stabil. Apalagi ujian di antara sesama umat, ini sering menjadi ganjalan dan berlarut-larut. Termasuk mengenai paham keberagaman yang sulit untuk dipertemukan.

Puasa adalah ujian dan perlu kita antisipasi. Banyak hal yang bisa diperbaiki dan disempurnakan. Hubungan silaturahim yang sempat menjauh, tidak ada salahnya untuk diperbaiki. Puasa dan Ramadhan adalah kesempatan untuk memberi maaf. Atau bisa juga untuk meminta maaf. Dapat dikatakan, hampir tidak ada orang yang sedang berpuasa, menjadi tidak peduli terhadap pentingnya silaturahim. Memberi maaf adalah amal jariah utama di bulan Ramadhan yang menjadi idaman setiap umat Islam.

Kesempatan untuk mempererat silaturahim tidak berlangsung setiap hari. Utamanya kita lakukan di bulan puasa. Selama hampir 30 hari kita mempunyai waktu-waktu yang berpaedah untuk melakukan koreksi diri, membuka pintu maaf, dan meminta untuk dimaafkan.

Kita, puasa 2014 memang berbeda. Ada perhelaan akbar di Indonesia dan dunia sepanjang Ramadhan 2014 ini. Kita di Indonesia, kini sedang saling berhadapan dan bertentangan karena pemilihan Presiden. banyak diantara kita yang tidak mampu mengendalikan diri untuk mencela dan menghancurkan saudara kita sendiri karena perbedaan pendapat. Ini jelas sesuatu yang bisa sangat destruktif dan saling menghancurkan. Bukankah Ramadhan ini menjadi peluang bagi kita untuk tidak saling mengejek? Mari kita perbaiki, ucapan dan  tulisan yang saling menghancurkan dan menista sesama sesaudara. Insya Allah, tanpa menghina dan mengejek, apalagi memfitnah, pemilihan Presiden, juga menjalankan Ibadah Ramadhan, bisa kita lalui secara baik dan memberi manfaat. Termasuk juga suasana Piala Dunia yang mudah-mudahan tidak mengganggu susana khusuk berpuasa dan amaliah Ramadhan kikta.
Ramadhan 2014 sungguh sebuah kesempatan dan ujian. Kiranya bisa kita lalui dengan sebaik-baiknya.  


No comments: