Debat calon Presiden
negara Adidaya Amerika Serikat antara Hillary Clinton dengan Donald Trump
menark perhatian masyarakat seluruh dunia. Tidk hanya bagi orang Amerika,
tetapi kiita juga di Indonesia telah memberikan perhatian yang sama. tetapi,
Menurut CNN, dengan berbagai alasan, apakah karena persiapannya sangat
maksimal, atau memang karena memiliki pengalaman yang luas, sebagai Menteri
Luar Negeri Amerika dan sebagai Ibu negara, Hillary dinilai telah memperoleh
hasil yang lebih baik. Sekitar 62% responden menganggap Hillary memenangkan
debat pertama, sedangkan Trump mendapatkan dukungan 27%. Hillary dinilai unggul
pada bidang kebijakan luar negeri, penanganan terorisme. Sedangkan dalam hal
kebijakan ekonomi, keduanya dinilai cukup berimbang.
Sementara itu, menurut
pooling CNBC, calon Partai Demokrat ini meraup 61% suara dibandingkan 39% untuk
Trump. Sejumlah analis juga menyebutkan pamor milyader properti dan hiburan
tersebut, belum surut. Tetapi, “semua tahu bahwa Clinton cukup cerdas”. Trump
tidak cukup bagus. Dia kelihatan kurang berhasil memenangkan pertarungan malam
itu. Hillary bagus, tetapi masih memerlukan usaha besar untuk memenangkan kursi
Presiden.
Pada debat pertama
dari 3 debat yang direncanakan, kedua kandidat terlihat saling serang dan
berbalas kritik yang saling menohok dan tajam. Tentu saja, Hillary menyebut
Trump sebagai orang yang cenderung rasis, seksisme, dan tidak jujur serta
berusaha menghindari pembayaran pajak ke negara.
Perjalanan masih
panjang. Masih ada 2 sesi debat lagi di depan. Tetapi bagi Trump yang terlihat
berusaha lebih menekan lawannya, banyak hal yang harus diperbaikinya.
Masyarakat Amerika rasanya masih belum terlalu siap menghadapi model
kepemimpinan yang suka nyeleneh ala Donald Trump. Peradaban kepemimpinan masih
memerlukan tata cara dan sikap diplomatis yang santun. Sesuatu yang sudah
dimiliki Hillary, dan selalu diejek Trump sebagai cara yang lembek dan tidak
pantas bagi seorang Presiden. Apalagi Trump cenderung sangat saka menganggap
remeh orang lain, merendahkan perempuan (karena dinilai mempunyai fisik yang
lemah), serta menganggap orang kulit putih lebih superior dibandingkan orang
lain.
Apakah sesi debat
selanjutnya akan berbeda? Kita tunggu respon kubu Trump, tetap mempertahankan
gaya kepemimpinan urakan dan menganggap dirinya sudah hebat, atau berusaha
untuk lebih humble dan menjalin persaudaraan. Let’see. Kitapun tidak perlu
hanya terpukau dengan Pilkada DKI yang cukup hangat dan melahirkan pertentangan
internal yang tajam.Pemilihan Presiden Amerika Serikat adalah sesuatu yang
penting yang bisa membawa kita ke suasana kedewasaan di dalam sistem politik kita dan pola-pola
kepemimpinan yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment