Friday 4 August 2017

Pemimpin; Ayo Move on

toto zurianto

Tulisan kecil dari Socrates, seorang filosop Yunani terkenal, "Let Him who would move the World, first Move Himself". Ini sebuah proverb yang biasa kita temukan. Jangan pernah sekedar bicara perubahan, tetapi kita masih tetap berdiri di tempat. Kita sering menemukan munculnya pemimpin-pemimpin lemah yang lebih banyak menggunakan kekuasaan (power) di dalam melakukan proses (perubahan) yang diyakininya. Ada Pemimpin yang melakukan proses perubahan secara ujug-ujug. Secara cepat melakukan asumsi dan pengambilan keputusan, langsung melakukan eksekusi cepat. Untuk mendukung keputusannya, pemimpin seperti ini, berusaha menciptakan situasi "krisis" yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri. Pemimpin melakukan proses perubahan, tetapi tidak melakukan komunikasi, sebenarnya kita sedang melakukan kegiatan apa. Analisis situasi seperti apa yang menjadi background proses perubahan yang sedang dijalankan. Lalu kegiatan-kegiatan apa yang akan kita lakukan diserta target-target yang akan dicapai. Kemudian siapa yang menjalankan proses perubahan itu? Apakah melibatkan orang atau hanya dilakukan oleh segelintir orang?
Inilah situasi kepemimpinan yang kita sebut tidak move on.  Pemimpin yang memiliki asumsi sendiri dan bergerak seperti inteligent yang tidak dipahami orang-orang yang ada, sungguh membuat masyarakat menjadi semakin buta. Kita tidak tahu apa yang dilakukan, tiba-tiba muncul keputusan-keputusan perubahan organisasi tanpa komunikasi. Tentu saja tidak pernah ada pembahasan sebelumnya. Lebih hebat, pemimpin seperti ini juga tidak segan untuk melakukan perubahan-perubahan team kerja, melakukan mutasi dan promosi pegawai secara cepat, tertutup, dan tanpa alasan yang jelas.
Proses perubahan memerlukan pemimpin yang cepat move-on. Penting untuk melakukan komunikasi dan tentunya mempercayai tim kerja yang ada. Dalam proses perubahan, memang selalu ada yang berada di luar tembok. Tetapi tetap perlu dikomunikasikan, dilibatkan, diangkat martabatnya. Seperti kata Kendall dan Daloisio, "leaders trusted and empowered their people to contribute their brilliance to the change", (Change The Way You Change; 5 Roles of Leaders Who Accelerate Business Performance, 2017, halaman  147).
Pemimpin memang akhirnya harus move-on. Mari melihat dan menggunakan behavioural approach sebelum melakukan perubahan-perubahan yang bersifat hard aspek. Pemimpin harus spend time on the soft to overcome the hard. People adalah aset organisasi yang sangat berharga yang harus disentuh terlebuh dahulu, didayagunakan, dan diajak untuk mengeluarkan kekuatan mereka secara penuh.

No comments: