Friday 11 August 2017

Strategi Membangun Kinerja Organisasi

toto zurianto

Upaya organisasi/perusahaan di dalam meningkatkan kinerjanya (performance), atau yang sering disebut sebagai sebuah strategi, berhubungan erat dengan ciri khas bagaimana organisasi atau perusahaan itu neroperasi. Apakah kegiatan-kegiatan yang dijalankan, lebih  banyak menghasilkan produk-produk tertentu yang bersifat fisik, misalnya membuat mobil, bisnis makanan, atau yang bersifat pemberian layanan kepada customer/masyarakat, atau menghasilkan ketentuan (policy) tertentu, atau menjalankan proses pemeriksaan/pengawasan. Hasil akhir dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan, akan menentukan komposisi sumber daya organisasi yang dijalankan. Tentunya, hal ini akan berpengaruh kepada strategi atau kebijakan organisasi yang akan dijalankan.

Secara umum, sebagaimana yang dikatakan Dave Ulrich dan Wendy Ulrich (The Why of Work, halaman 168-169), moda dari pekerjaan dapat dibagi atas 3 jenis yaitu; pekerjaan yang lebih bersifat intelektual (intellectual), pekerjaan yang mengutamakan kemampuan fisik (physical), dan pekerjaan yang menyangkut hubungan-hubungan antar organisasi atau manusia (relationship). 
Pekerjaan yang lebih bersifat penggunaan daya intelektual umumnya lebih memfokuskan dirinya pada upaya untuk meningkatkan produktivitas dari pengetahuan yang ada. Kegiatan yang umum adalah dengan melakukan analisis persoalan (analyze problems), mencari alternative penyelesaian, mengasah pemikiran (shape thinking), dan mencari solusi yang inovatif. Karena itu, apa yang menjadi usulan (word) dan pemikiran (idea), menjadi hal   penting yang harus diciptakan (basic element). Sebuah organisasi yang mengedepankan pemikiran intelektual, memberikan ruang (kesempatan) bagi pegawainya untuk melakukan dialog, diskusi atau debates. Itulah cara terbaik untuk mendapatkan jawaban (solusi) atas berbagai persoalan yang muncul. Tidak sama dengan pekerjaan-pekerjaan yang lebih mengandalkan kemampuan fisik. Pada pekerjaan yang bersifat lebih intelektual, jelas alat ukur yang digunakan akan berbeda.
Untuk pekerjaan yang bersifat penggunaan kemampuan fisik (physical work), ukuran keberhasilan pencapaian lebih mudah dilihat dan dapat ditrasir (traceable). Pekerjaan seperti ini biasanya memanfaatkan material  yang jelas, memprosesnya secara manual atau dengan menggunakan mesin tertentu, dan selanjutnya hasil pekerjaannya (product) bisa dijual atau dimanfaatkan oleh orang lain.                   
Lalu ada pekerjaan yang dilakukan atas keterlibatan beberapa atau banyak pihak. Pekerjaan dilakukan tidak sendiri-sendiri, tetapi berhubungan dan melibatkan pihak lain. Pekerjaan seperti ini umumnya sangat memerlukan kemampuan untuk berinterelasi (kolaborasi). Seseorang yang melakukan sebagian kecil dari sebuah proses panjang, perlu meyakini bahwa apa yang dilakukannya, adalah proses terbaik yang bisa dilakukan. Kualitas kerja oleh masing-masing pihak akan menentukan hasil akhir dari pekerjaan yang dilakukan bersama.
Melihat moda dari pekerjaan-pekerjaan yang ada, maka strategi bisnis yang dijalankan sebuah perusahaan atau organisasi, selalu melihat unsur-unsur yang dominan pada organisasi tersebut. Apakah lebih mengedepankan model intelektual, atau pendekatan fisik, atau mempertimbangkan relasi-relasi antar manusia/organisasi yang saling berhubungan. Ketidakjelian kita mempertimbangkan ciri khas organisasi, sering menghasilkan keputusan organisasi yang keliru. Pada organisasi yang lebih mengedepankan kapasitas intelektual, strategis bisnis yang dijalan kan adalah lebih memberikan prioritas pada kapasitas Sumber Daya Manusia. Kebijakan pendidikan (training), Focus Group Discussion, Seminar, Workshop, pemberian penjelasan kepada pegawai, dan memberikan kesempatan untuk melakukan proses dialog atau debate. Berbeda dengan organisasi yang mengedepankan kegiatan yang bersifat fisik atau material. Kita juga harus memberikan perhatian yang berbeda untuk pekerjaan yang bersifat relationship.
Ketidakjelian di dalam menjalankan strategi bisnis, akan berdampak negatif pada organisasi. bahkan terlalu sulit untuk bisa diperbaiki. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain, kecuali kita perlu mempertimbangkan bentuk dan ciri khas organisasi kita, lebih dominan kemana? Apakah lebih bersifat intelektual, mengandalkan fisik dan meterial, atau yang mempertimbangkan relationship antar orang dan antar organisasi.  
-->

No comments: