Wednesday 25 February 2009

Reengineering the Corporation

BUSINESS PROCESS REENGINEERING

Michael Hammer and James Champy


Aku termasuk penggemar berat Dr. Hammer yang sekitar tahun 1993 bersama dengan Dr. James Champy menerbitkan Buku Best Seller Reengineering Corporation; A Manifesto for Business Revolution. Buku ini termasuk salah satu bible bagi perubahan organisasi bisnis yang dilakukan secara dahsyat, very revolutionary! 4 Kata Kunci yang sering muncul dalam buku ini adalah; Fundamental (rethinking), Radical (redesign), Dramatic (change), and Process (business).

Lebih 15 tahun sejak Hammer dan Champy menerbitkannya, ide yang mereka hadirkan, masih tetap relevant, terutama dalam rangka pengelolaan suatu organisasi dan SDM yang lebih efisien, efektif, dan adaptif terhadap perubahan. Ukuran keberhasilan suatu organisasi (dan bisnis), tetap relevant digunakan, misalnya melalui parameter cost, quality, service, dan speed!

Saya baru tahu, rupanya Dr Hammer yang termasuk sebagai salah satu dari 25 Most Influential People menurut Times Magazines, sejak tahun lalu (September 2008) sudah meninggal dunia karena komplikasi brain haemorrhage.

http://photos-b.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v2108/16/120/1665252393/n1665252393_158289_8812.jpg

RESTO - KULINER

DIBAO UNTUANG, Nikmatnya Masakan Padang

Beberapa waktu yang lalu, saya diajak seorang teman (Suhaedi), makan siang di sebuah Restaurant Padang namanya Dibao Untuang, di Jl. Wahid Hasyim, dekat perapatan Sarinah. Menurut saya masakannya Khas sekali, beda dengan masakan di Restaurant Padang/Minang lainnya. Yang paling Istimewa adalah Gulai Tunjang Padeh (Gulai Kikil Pedas) dan Gajeboh! Pokoknya termasuk yang paling nikmat yang pernah saya rasakan.

Kalau anda penggemar masakan Padang, dan kebetulan sedang di Jakarta, silahkan mampir ke Jl. Wahid Hasyim, sekitar 100 meter dari perapatan Sarinah, tepat di samping Toko Piala "Trophy". DiBao Untuang buka setiap hari mulai jam 11.00 siang sampai 11.00 malam.


Restaurant ini sebelumnya hanya Restaurant Kaki Lima yang buka mulai jam 5.00 sore sampai jam 10.00 malam. Dulu lokasinya di dekat BCA, 50 meter dari Pasar Tanah Abang. Saya beberapa kali mengunjungi Restaurant (kaki lima) Dibao Untuang, sekitar tahun 1988-1990, sekitar 20 tahun yang lalu. Tapi Jangan khawatir, rasanya tetap mantap. Jangan Lupa Pesan Kikil yang besar, biar puas. Dan untuk sementara, lupakan dahulu Kolesterol dan Asam Urat! Sodap Kali!

Info Tambahan
Sebenarnya, sepertinya Dibao Untuang (DbU) ini tidak terlalu asli masakan Minang (Padang Food), sudah dimodifikasi. Cara penyajiannya berdasarkan order, dan menunya juga beda dengan kebanyakan Restaurant Padang. Kita bisa menemukan Tempe Goreng yang dipotong tipis, ada Sop Buntut, ada Ikan Mujair Goreng!

Human Resource Guru DAVE ULRICH

Top HR Guru Today

Pertama kali aku kenal Ulrich, ketika seorang teman, Mike Ryan memberikan copy sebuah artikel yang diterbitkan Harvard Business Review (sekitar tahun 2001). Artikel itu menceritakan mengenai Peran HR Professional dalam menunjang keberhasilan pada suatu perusahaan/organisasi. Terkenal dengan istilah 4 HR Roles in Organization, yaitu peran Strategic Partner, Change Agent, Employee Champion, dan sebagai Administrative Expert. Ulasan lebih lengkap dari HR Roles tersebut dibeberkan Ulrich pada bukunya Human Resource Champion, salah satu Best Seller!

Sampai saat ini Ulrich yang sehari-harinya sebagai Pengajar (Profesor) di University of Michigan Ann Arbor, telah menerbitkan 12 buku HR dan Leadership, baik sendiri maupun dengan berkolaborasi, antara lain bukunya; Result Based Leadership, HR ScoreCard, The GE Work-Out, The Future of Human Resource Management, The Boundaryless Organization, HR Value Preposition, Why the Bottom Line Isn't, dan terakhir Leadership Brand dan Competency!

To Be Professional

MENJADI SUKSES ATAU?


Jangan pernah meng-klaim diri kita sukses, biar orang lain yang menyatakannya.
Bagaimana agar bekerja bisa Sukses?

Pertama, anda harus mempunyai Integritas. People with Integrity tell the truth, and keep their word. Mereka memegang tangungjawab atas apa yang dilakukan (past action), menerima kesalahan dan memperbaikinya!

Kedua, anda harus memiliki Intelegensia (Intelligence), bukan harus mengetahui seluruh ilmu, apalagi mengenai scientific yang kompleks. Intelligence berarti anda mengedepankan intelektualitas dengan nafas keilmuan yang kuat. Orang yang memiliki Intelligence kuat banyak yang berasal dari Universitas Top yang terkenal. Tapi dari perguruan tinggi biasa-biasa sajapun anda bisa saja mempunyai intelligence yang bisa diandalkan. Jadi Pendidikan is only a piece of picture. Anda bisa pintar dengan belajar, bahkan tidak harus melalui perguruan tinggi.

Ketiga, anda harus mature. Maturity tidak selalu berhubungan dengan usia (pangkat, golongan, atau masa dinas). You can be mature at any age, and immature too! Orang yang matang (“dewasa”) biasanya lebih menghormati emosi orang lain. Mereka merasa sangat confident, tetapi tidak arrogant.

Disamping 3 hal tersebut diatas, orang yang sukses biasanya memiliki energy yang positip, they love to work, and to play too, and just love life. Mereka bisa mengajak orang lain untuk involved melakukan sesuatu kegiatan (inspire others), berani mengambil keputusan (courage to make tough yes-or-no decision), serta mampu menyelesaikan pekerjaan (the ability to get the job done).
Akhirnya kesuksesan biasanya perlu dipacu oleh passionate kita atas kehidupan, bukan hanya semangat tentang pekerjaannya saja, but everything!

Demikian Jack Welch and Suzy Welch (Winning, 2005)

Indonesia menuju Green Economy

KITA BISA MELAKUKANNYA, KENAPA TIDAK MEMULAINYA SEKARANG?


Sebuah buku oleh Peter Senge, Bryan Smith, Nina Kruschwitz, Joe Laur, dan Sara Schley, berjudul The Necessary Revolution: How Individuals and Organizations Are Working Together to Create a Sustainable World, 406 halaman termasuk indeks, Doubleday, 2008.


Meskipun belum habis membaca buku ini, saya termasuk sangat terpesona dengan uraian yang disampaikan Peter Senge dan kawan-kawan (bersama Bryan Smith, Nina Kruschwitz, Joe Laur, dan Sara Schley) dalam buku The Necessary Revolution: How Individuals and Organizations Are Working Together to Create a Sustainable World (Doubleday, 2008). Buku ini mengajak kita melakukan revolusi hidup, melakukan perubahan secara nyata, bukan artifisial perlahan yang sering tidak terlihat hasilnya. Apa yang perlu dan harus kita lakukan adalah, mengubah pola dan perilaku kita dalam menggunakan tempat kita hidup. Perubahan yang dimaksud Senge, adalah suatu pekerjaan besar yang tidak bisa kita lakukan sendiri-sendiri, perlu melibatkan sekelompok orang; scientist, politisi, ekonom, eksekutif perusahaan atau pengusaha (enterpreneur), termasuk para central banker tentunya, atau bahkan siapa saja yang tergerak untuk menyelamatkan lingkungan tempat kita hidup. Persoalan lingkungan yang kita hadapi, harus menjadi persoalan bersama, bahkan anak-anak sekalipun perlu untuk diajari agar memiliki kepedulian yang besar pada bumi yang perlu kita jaga kemampuannya. Mungkin cukup mengejutkan, jika para ahli manajemen dan organization behavior seperti Peter Senge mulai menumpahkan perhatiannya kepada isu sustainability seperti ini, bukan hanya persoalan management and learning sebagaimana buku the Fifth Discipline yang pernah menjadi best seller itu (1990an).

Buku ini sangat inspiratif dan memberi semangat kepada kita untuk melakukan upaya-upaya yang lebih konkrit dalam rangka menyelamatkan bumi agar bisa lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia. Banyak keberhasilan yang dilakukan orang lain yang bisa kita jadikan contoh untuk membuat bumi menjadi lebih nyaman dan bisa lebih lama digunakan. Contoh yang sering digunakan antara lain bagaimana perilaku kita dalam menggunakan energi yang pada saat ini sekitar 90 persen diantaranya masih didukung oleh energi bahan fossil yang tidak dapat diperbaharui. Kita tidak bisa secara terus menerus menggunakan asumsi hidup yang selama ini kita yakini yang seolah-olah mengatakan bahwa energi (fossil) itu murah dan jumlahnya selalu tidak terbatas (halaman 39). Bahkan tempat kita membuang sampah (waste) saja semakin hari semakin susah. Bahkan, ini hal paling penting juga, pertumbuhan ekonomi-pun (GDP) tidak selamanya menjadi pilihan terbaik untuk mengurangi kesenjangan sosial pada masyarakat (reduced social inequities). Pembangunan (ekonomi) perlu dilihat sebagai suatu aspirasi kolektif yang mendesak yang dilakukan dengan menggunakan cara pandang dan cara kerja baru yang lebih menyeluruh (see the whole together).


Semboyan Kita juga bisa, bukan slogan!
Upaya penyelamatan bumi secara lebih nyata saat ini sudah banyak dilakukan di berbagai negara, antara lain yang sangat berhasil adalah Swedia, sebuah negara maju yang kecil di Eropa utara yang sangat berhasil mengubah konsumsi energi minyak dari fossil kepada energi yang lebih bersahabat dan bisa mendukung upaya penyelamatan bumi. Saat ini (2008), Swedia hanya menggunakan energi bahan fossil sekitar 30 persen padahal 30 tahun yang lalu, konsumsinya mencapai 77 persen (1977). Sementara Amerika Serikat masih menggunakan energi fossil sebanyak 85 persen. Di Swedia, sekitar 15 persen dari kenderaan bermotor menggunakan bahan bakar ethanol, meningkat tajam dari hanya 2 persen pada tahun 2000. Penggunaan BBM dari ethanol memberikan efek merusak yang jauh lebih kecil dibandingkan BBM fossil. Sebuah mobil yang digerakan ethanol (dibuat dari tebu atau cellulose) mengurangi efek rumah kaca sekitar 85 sampai 90 persen dibandingkan dengan mobil yang digerakan oleh BBM fossil.

Apa yang dilakukan di Swedia, perlu menjadi perhatian kita di Indonesia. Krisis harga minyak dunia yang harganya pernah mencapai US$145 per barrel beberapa waktu yang lalu, tidak mungkin kita hadapi melalui kebijakan antisipatif jangka pendek dengan menaikan harga BBM dalam negeri atau melakukan penghematan dan terus menerus mengurangi/memberikan subsidi kepada masyarakat. Kita perlu melahirkan kebijakan yang lebih revolusioner tetapi tetap sangat mungkin untuk dijalankan. Potensi negara ini sangat luas dan sangat subur untuk melakukan shifting agar tidak saja kita lebih terlibat aktif pada upaya penyelamatan bumi secara lebih baik, tetapi sekaligus membuat kehidupan kita menjadi lebih berkualitas, dan lebih sehat. Semuanya dilakukan melalui pendekatan terpadu yang bersifat jangka panjang. Sebagai contoh, Swedia memerlukan waktu 10 tahun untuk mendirikan 100 stasiun pengisian BBM ethanol (tahun 2004), selanjutnya semakin cepat menjadi dua kali lipat pada tahun 2005, dan tahun 2007 jumlahnya mencapai 1000 stasiun di seluruh negeri, atau sudah sekitar 25 persen dari seluruh stasiun BBM yang ada.

Bagaimana mewujudkannya?
Uraian-uraian pada buku ini lebih menekankan kepada peran masyarakat dunia secara bersama-sama, tidak parsial pada masing-masing Negara, misalnya soal pencapaian GDP pada suatu Negara, hendaknya perlu dilihat melalui konteks yang lebih luas. Bisa saja kita maju dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi menjadi tidak efektif apabila pada bagian lain kita melakukan perusakan hutan (bumi) secara tidak terkendali lagi. Senge dan kawan-kawan menyuruh kita untuk melakukan perubahan pada cara berpikir kita, tidak lagi terlalu individualistis, tetapi harus dalam kerangka kesejahteraan bersama.

Bagaimanapun perkembangan globalisasi adalah keniscayaan dan nyata yang membuat saling berketergantungan menjadi semakin tinggi dan sulit dihindari. Memang bisa saja jika suatu Negara atau sekelompok orang melakukan isolasi diri dan mencukupi kehidupannya secara sendiri-sendiri. Tetapi, pasti biayanya akan sangat mahal, atau menjadi tidak efisien. Saat ini tidak bisa dan tidak mungkin, atau menjadi tidak efisien apabila masyarakat Amerika Serikat dan Negara Eropa, dan juga Asia dan Afrika memilih untuk hidup secara sendiri. Akan tetapi seberapa banyak diantara kita, juga memikirkan dampak dari suatu produk atau jasa yang kita gunakan yang dihasilkan oleh pihak lain yang berpengaruh kepada sustainability bumi kita? Misalnya ketika kita mengkonsumsi orange juice buatan USA, Cina atau Australia, seberapa besar pengaruh orange juice tersebut terhadap kerusakan bumi karena dibawa dengan menggunakan alat transportasi yang didukung oleh BBM fossil?

Senge mengajak kita, dalam setiap tindakan kita, setidaknya perlu mengggunakan cara berpikir yang lebih luas. Tujuannya agar kita tidak saja konsisten dengan tujuan untuk menyelamatkan bumi, tetapi sekaligus bisa lebih cepat dan murah. 3 hal yang menjadi penting dan mendasari sistem berpikir kita; pertama, melihat setiap peristiwa atau isu harus dilihat dalam tatanan sistem yang lebih luas an terintegrasi (larger systems/holistic). Jangan suka cepat puas melalui penyelesaian parsial dan quick fix. Kedua, dalam melakukan pekerjaan, kita harus bisa melakukan kolaborasi dengan banyak pihak, baik dalam lingkungan organisasi maupun dengan pihak lain. Cara ini diawali dengan upaya membangun trust dan hubungan yang tulus dari orang-orang yang berhubungan dengan kita. Selanjutnya, kita memerlukan komitmen tinggi, imaginasi luas dalam rangka menciptakan masa depan yang lebih menjanjikan.

Buku ini cukup tebal dan membuat kita bisa lelah untuk membacanya. Saran saya, kalau kita tidak cukup waktu, kita bisa membacanya secara parsial. Dari 7 bab yang dikemukakan, kita bisa memilih isu-isu yang menarik perhatian kita, tidak kurang ada 29 isu menarik yang bisa kita keteng satu per-satu untuk memahaminya. Hal penting dari The Necessary Revolution, menyangkut hal-hal yang bisa kita lakukan, secara individu dan organisasi (maupun melalui kebijakan suatu Negara) dengan menggunakan tools dan cara berpikir revolusioner untuk mewujudkan suatu dunia yang lebih sustainable.

Selamat membaca!

Toto Zurianto

To Be Professional

MATURITY

Dewasa dalam bekerja, sering disebut Mature! Meskipun tidak selalu berhubungan dengan usia (atau pangkat, atau golongan, atau masa bekerja), naturalnya, semakin tinggi jabatan seseorang dan semakin banyak pengalamannya dalam bekerja, maka perilakunya seharusnya menjadi semakin “dewasa”. Tetapi banyak juga orang yang tidak dewasa-dewasa, padahal usia dan jabatannya sudah sangat tinggi, antara lain biasanya dia menjadi kurang bisa menghargai/menghormati emosi orang lain.

Jack Welch mencatat 3 hal penting yang harus diperhatikan sebelum meng-hire seseorang, salah satunya tuntutan kedewasaan (maturity), disamping Integritas dan Intelegensia-nya.

Kita, siapapun dan pada posisi apapun, mari berupaya untuk selalu mendewasakan diri kita sendiri. Tidak ada hambatan jabatan atau usia untuk menjadi dewasa. Anda bisa menjadi dewasa meskipun usia anda relatif muda, atau jabatan anda relatif rendah. Atau anda bisa saja tidak pernah menjadi dewasa-dewasa (never grown-up) meskipun usia anda sudah tua, atau jabatan anda sudah tinggi. You can be mature at any age and immature too!

Salah satu hal penting yang menandakan seseorang itu “dewasa” adalah bagaimana kita menghormati dan menghargai perasaan dan emosi orang lain. Disamping selalu merasa confidence, orang-orang yang dewasa biasanya tidak arrogant!

Tuesday 24 February 2009

GOOD IS THE ENEMY OF GREAT

GOOD IS THE ENEMY OF GREAT

Toto Zurianto

Dalam Good to Great; Why some companies make the leap .............. and others don't, Jim Collins membuka bukunya dengan kata-kata “Good is the Enemy of Great”.
Kita tidak mempunyai hasil yang lebih baik, karena kita sudah puas dengan hasil yang baik selama ini. Kita tidak mempunyai pemerintah yang hebat, karena para politisi dan birokrat, sudah senang dengan yang dicapainya sekarang. Kita tidak mempunyai policy yang cemerlang, karena kita masih terlalu sibuk mengotak-atik hal-hal yang tidak terlalu penting yang sudah kita lakukan bertahun-tahun. Sebagian besar dari kita tidak pernah menjadi cemerlang, karena kebanyakan kita sudah cukup baik (menurut kita)!

Inilah tantangan dari membangun Performance-Based Culture. Pencapaian prestasi selalu dibenchmark untuk mewujudkan target yang terlalu absolute. Padahal prestasi menjadi kurang berarti, kalau orang lain ternyata bergerak lebih cepat dari kita. Dengan kata lain, saya pikir maksud dari pernyataan Collins, antara lain; seandainya, hari ini atau tahun ini kita melakukan hal-hal yang tidak terlalu berbeda dengan yang kita lakukan tahun lalu, maka sebenarnya kita tidak melakukan apa-apa.

Orang yang cukup puas dengan hal-hal yang telah ada, telah kehilangan identitas dan eksistensinya. Bayangkan jika seorang Leaders yang taunya cuma mengulang-ulang program kerja tahun sebelumnya. Alangkah mudahnya melakukannya. Ini bukan tugas Leaders yang perlu inovatif dan mencari sesuatu yang baru yang dipentingkan organisasinya.

Oleh karena itu, sehari-hari kita memerlukan orang-orang yang mempunyai inisiatip, yang bisa membedakan antara yang rutin dan mengulang, dengan sesuatu yang baru, orisinil, dan bisa menyumbangkan manfaat bagi organisasi. Itu berlaku ketika kita memilih para pemimpin negara, para pemimpin perusahaan, atau bahkan para Ketua RT sekalipun.

Monday 23 February 2009

People With Strong CHARACTERS

People With STRONG CHARACTERS

Orang-orang yang memiliki Karakter Kuat (people with strong character) dibangun dengan mengasah kredibilitasnya; mereka adalah orang-orang yang selalu dihormati dan diterima lingkungannya karena mampu dan menghasilkan produk (deliver result), bersikap pro-aktif dengan inisiatif yang selalu segar dan menantang hal-hal baru yang membawa perbaikan;

Perubahan kearah yang lebih baik harus dijadikan sebagai kultur yang mendarah daging dalam dirinya yang secara terus menerus dibawa dan mengalir ke semua penjuru sendi-sendi dan tulang sumsum organisasi dalam rangka mewujudkan organisasi yang lebih dihormati;

Orang yang memiliki Karakter Kuat, adalah orang-orang yang juga berfungsi sebagai Pendidik dan Pencipta Orang Berbakat (Talent Manager) pada organisasinya/lembaga yang membekali anak buahnya melalui keterampilan dan intelektual mumpuni, bagi individu maupun organisasi.

Oh yaaa, penting sekali untuk mengambil peran di garda paling depan untuk memahami para stakeholder, apa yang diinginkannya, dan bagaimana menterjemahkannya pada action yang progressive yang harus dilakukan para karyawan. Jangan sampai aktivitas internal organisasi dilakukan bukan dalam kerangka memenuhi harapan para stakeholders;

Kita juga harus concern mengarahkan organisasi yang diamanahkan kepada kita untuk mampu mewujudkan sasarannya secara efisien dan efektif, baik dalam kerangka mengelola manusia (managing people), maupun sumber daya organisasi lain yang kita gunakan. Amanah organisasi yang dipegang seorang pemimpin atau manajer, bukan harta benda yang diberikan kepadanya secara cuma-cuma. Seluruh sumber daya organisasi, perlu dipertanggung-jawabkan oleh para pengemban amanah!

Salam Pagi

The PASSION (take from Love 'Em or Lose 'Em)

The Passion

Passion for work means that people find what they do to be so exciting that it sometimes doesn’t even feel like work – so exciting that it brings exhilaration, a high. Granted, even those who have this passion seldom have it every day – but they do know that feeling, and they know when they lose it.

Tahukah anda hal-hal yang begitu didambakan oleh para pegawai? Apa yang membuat kita setiap pagi merasa begitu merindukan sesuatu yang membuat kita begitu bersemangat untuk segera bekerja? Antara lain, suasana kerja yang penuh gairah! Passionate!

Passion dalam bekerja, artinya kita menemukan suasana bekerja yang demikian exciting, yaitu mampu memberikan stimulasi, membuat perasaan bahagia, membuat hidup penuh semangat, selalu antusias mencari hal baru yang lebih baik, kadang-kadang membuat suasana bekerja seperti sedang tidak bekerja, yang membuat kita selalu ingin mengulang dan mengulanginya terus menerus! Kita sering tidak sadar, tiba-tiba sudah sore!

Keadaan seperti apa yang membuat suasana kerja penub passionate?
1. Memberi kesempatan bagi orang untuk melakukan inovasi, melakukan sesuatu yang baru yang diperlukan organisasi. Sesuatu yang selama ini belum pernah dilakukan, atau tidak ada yang pernah membayangkannya!
2. Adanya kesempatan untuk membantu orang lain (I love to help someone get better at something and get happier in the process);
3. Menjadi bagian dari suatu kelompok yang hebat (I love being part of great company that is doing important work);
4. Bisa membuat sesuatu menjadi lebih baik dan berfungsi (My passion is turnaround – taking something that is broken and fixing it);
5. Bekerja sesuai kompetensi dan keinginan kita (I love drawing, welding, building something);
6. I love numbers. I’d rather work with them than with people;
7. I really get excited when I discover a new rule in match;
8. Punya kesempatan untuk memberikan motivasi kepada orang lain (I love managing others. What a kick it is to motivate and guide a team to do great things).

13 Perilaku untuk menciptakan TRUST

Apakah kita yakin, kalau trust akan menciptakan organisasi yang lebih efisien? Kalau kita yakin, menurut Stephen MR Covey (ini anaknya Stephen R Covey), terdapat 13 perilaku yang harus kita perhatikan dalam rangka menciptakan Trust ini;
Satu

1) Talk Straight – Artinya, kita harus selalu berbicara tegas! Jangan berbohong (tell half truth). Jangan berbicara terlalu datar tanpa ekspresi (flatter);
2) Demonstrate Respect – Nah ini penting, sering kita tidak menunjukkan hormat kepada orang lain!
3) Create Transparency – Jangan suka bersikap tertutup, apalagi menutup-nutup informasi hanya pada diri dan kelompoknya saja. Kita tidak boleh berasumsi bahwa tindakan kita yang suka “keep secret” itu sudah benar. Kita tidak boleh memonopoli kebenaran!
4) Right Wrong – Kalau kita salah, lekas memperbaiki diri. Jangan berasumsi, kesalahan bisa termaafkan secara otomatis.
5) Show Loyalty – Tunjukan bahwa anda memiliki semangat, tetapi jangan berpikir hal itu hanya untuk anda. Jangan suka mengambil kredit atas prestasi orang lain.
6) Deliver Result – Hei Hei Hei! Ini penting tuan dan puan. Tentu saja bukan sekedar Result yang disepakati tetapi result yang membuat kita “Different”! Banyak juga result yang sekedar apa adanya. Mampu dicapai tetapi tidak membuat kita semakin bagus, atau meskipun tidak dapat dicapai, tidak membuat kita menjadi semakin sulit! Jadi jangan suka gaming dalam menetapkan result. Mungkin untuk sementara kita “berhasil” tetapi, suatu saat akan dikoreksi oleh orang lain yang benar-benar “result oriented” Lillahita ala!
7) Get Better – Orang yang sama dengan kemaren adalah orang yang merugi!
8) Confront Reality – Selalu mengarahkan aktivitas atau perilaku untuk menguji realitas yang ada. Jangan pernah bersembunyi dari realitas!
9) Clarify Expectation – Kita perlu memperjelas maksud seseorang, jangan suka membuat asumsi yang akhirnya bisa keliru.
10) Practice Accountability – Ini paling sulit dilakukan. Kebanyakan kita merasa enggan untuk memikul tanggung jawab tetapi sangat suka untuk memiliki wewenang banyak!
11) Listen First – kebanyakan kita, dengan alasan untuk cepat, kurang mau mendengar. Banyak yang terlalu yakin dengan kemampuannya sendiri, kurang mendengar, langsung saja ngomong dan bertindak. Walah-walah, hasilnya bisa mengejutkan.
12) Keep Commitment - Please deh, jangan anda melanggar janji (break commitment). Anda akan kesulitan, dan sulit mendapatkan kepercayaan kalau anda suka mem-violate promise!
13) Extend Trust – Jadikanlah Trust bukan sekedar janji, tetapi sebagai suatu hasil kerja. Extend Trust membuat kita menjadi semakin dipercaya (become more trusting leaders).