toto zurianto
Hari ini, Indonesia bertemu Denmark di Final Bulutangkis Thomas Cup. Sebuah mencapaian luar biasa. Di semi final Indonesia menundukkan Korea Selatan 3-1. Ganda Indonesia Ricky Karanda Surwardi dan Angga Pratama menundukkan pasangan Korea Kim Gi-Jung dan Kim Sa-Rang dengan skor 21-15, 21-18.
Kita belum memenangkan Piala Thomas, tetapi ini sesuatu yang layak untuk diapresiasi, dihargai dan disyukuri. Boleh dikatakan, pencapaian ini adalah hasil kerja keras generasi muda yang belum begitu dikenal. Ada Kevin Sanjaya, Jonatan Christie, Anthony Ginting, juga Ikhsan Maulana Mustopa yang baru berusia antara 19-21 tahun. Sudah lama sekali kita tidak ke final, terakhir tahun 2010 yang akhirnya ditundukkan final. Prestasi terbaik Indonesia tahun 1996 ketika di final juga bertemu Denmark, dan menang.
Apakah ini pertanda kebangkitan olah raga Bulutangkis kita? Semoga begitu. Kita teringat era Rudi Hartono, Muljadi, Tjuntjun dan Djohan Wahjudi, ada Ade Chandra dan Christian. Mereka adalah para maestro bulutangkis kita. Termasuk Amril Nurman, Indra Gunawan, dan selanjutnya era Liem Swie King, Itjuk, dan banyak lagi.
Semoga ini sesuatu yang akan hebat. Bagaimanapun Bulutangkis sesuatu yang yang sudah mendarah daging bagi masyarakat Indonesia.
1 comment:
Akhirnya Indonesia kalah 2-3 dari Denmark. Setelah lama, meskipun sudah cukup menjanjikan, akhirnya kita belum bisa menang. Tidak apa-apa. Berlatih terus, terutama partai tunggal kita yang belum cukup ganas. Tehnik dan terutama Stamina, masih perlu ditingkatkan. Jangan putus asa.
Post a Comment