Kalau berkunjung ke Berastagi dan Kabanjahe, sempatkan ke Cafe Juma. Tempatnya dekat Kecamatan Tiga Panah, Jalan menuju Kutacane, hanya sekitar 30 menit dari Kabanjahe. Bagi pengemar jalan-jalan, terutama yang suka kopi, bolehlah datang. Cafe Juma yang didirikan oleh pemiliknya (Antony Bangun), tidak sekedar Cafe. Ini sebuah idealisme yang meliputi perkebunan Kopi Arabika Karo (Kopi Bru Karo), Wisata Alam yang Indah, dan Cafe.
Pada akhir Juni 2018, beberapa hari setelah Lebaran, kami sekeluarga terbang langsung dari Jakarta menuju Banda Silangit di Siborong-borong. Lalu menginap semalam di Tepi Danau Toba yang indah (saat itu terjadi peristiwa tenggelamnya Kapal Wisata Danau Toba), bersama keluarga besar yang datang dari Medan, dan kemudian langsung melakukan perjalanan ke Kabanjahe, juga menginap semalam.
Sebelum meninggalkan Jakarta, kami sudah menempatkan Cafe Juma sebagai salah satu tempat yang harus dikunjungi (a must visit), selama kami liburan di Sumatera Utara. Jadilah pada sekitar jam 10.00 kami meninggalkan Rumah Kabanjahe menuju arah Tiga Panah jalan raya menuju Kutacane. Hanya sekitar 1/2 jam kami sudah menikmati alam Cafe Juma yang indah. Di belakang bangunan Cafe, Bang Antony menanam Kopi Arabika Karo dan Bunga bunga yang indah khas Tanah Karo. Ada juga Bibit Kopi Arabika Gayo yang dikembangkan disini. Sebuah upaya kreatif untuk mendapatkan hasil yang paling baik.
Memang saat ini tanaman Kopi mulai mendapat perhatian para petani dan masyarakat Tanah Karo. Sebelumnya selama puluhan tahun, Tanah Karo dikenal sebagai salah satu sentra penghasil sayuran terbesar di Indonesia, bahkan sebagian memenuhi kebutuhan ekspor ke Singapore dan Malaysia. Tapi dalam 10-20 tahun terakhir, hasil dari sayuran, semakin mengecil. terutama sejak adanya ketidakpastian abu vulkanik Gunung Sinabung yang sangat mengganggu tanaman sayur para petani. Termasuk juga buah-buahan semacam Jeruk, Markisah, dan Terong Belanda.
Kita tetap harus mempertahankan pentingnya dataran tinggi Karo sebagai penghasil sayuran dan buah-buahan untuk keperluan dalam negeri dan ekspor. Tetapi mulai berkembangnya perkebunan Kopi Karo, perlu kita antisipasi secara cepat. Kopi Arabika tampaknya mulai memainkan peran yang semakin penting di masa yang akan datang. Pada dataran yang lebih tinggi, antara 1000 sampai 1400 meter di atas permukaan laut, tanaman Kopi Arabika diperkirakan akan memberikan hasil yang sangat baik bagi para petani kopi. Apalagi sebagaimana yang disampaikan seorang penggiat dan pengusaha tanaman kopi Karo, Antony Bangun, setiap hektar tanah, dapat ditanam sekitar 1300 batang Kopi Arabika Karo. Pada masa panen, setiap tahun setiap batang akan menghasilkan sekitar 5 kg buah matang (green beans) yang disebut cherry setiap panen. Karena setiap tahun bisa dilakukan 2 kali panen, maka setiap batang akan menghasilkan green beans sebanyak 10 kg. Hasil penjualan petani saat ini mencapai Rp10.000 per kg. Jadi untuk 1 hektar tanah, setiap tahun akan memberikan hasil sebesar 1300 (batang) x 10 kg x Rp10.000/kg, yaitu Rp130 juta setahun per hektar (kotor). Tentu aja, hasil yang lebih banyak kalau kita bisa meningkatkan value added dari tanaman Kopi Arabika Karo ini, seperti dalam bentuk Roasted, Ground, atau diekspor ke luar negeri. Termasuk dengan membuka Cafe-cafe.
Pose di depan cafe Juma dengan latar belakang Gunung
Sinabung yang mengeluarkan asap perdamaian dan tenang.
|
Photo bersama Owner Cafe Juma Bang Antony Bangun, sebuah idealisme
membangun era baru Kopi Karo yang memiliki prospek dan masa depan.
|
Penikmat Kopi bisa memesan dengan cara penyajian yang
diinginkan. Apakah V-60 atau Kopi Tubruk? Pasti Nikmat.
|
Mari membeli Kopi Bru Karo, Asli Kopi Arabika Tanah Karo |
Cafe Juma cukup luas, terbuka memandang Gunung Sinabung, sejuk dengan
dominasi kayu. Tempat yang nyaman menikmati Kopi dan Pisang Goreng.
|
No comments:
Post a Comment