Monday 18 February 2019

Nonton Bioskop Tahun 70-an

toto zurianto

Sangat beda suasana nonton bioskop tahun 70-an dengan saat ini. Sejak era jaringan bioskop 21 (Twenty-One), di Jakarta dan juga di kota-kota besar bermunculan bioskop multiplex. Artinya, satu bioskop dengan beberapa studio, paling kurang 4 studio atau theatre dengan film yang bisa sama bisa berbeda. Bahkan ada juga kelas Premier, atau  Super Vip.
Dulu, bioskop hanya tunggal, dan tidak berlokasi di Mall. Kalau di Jakarta, ada Bioskop Megaria, atau Djakarta Theatre, atau Bioskop yang berlokasi di kawasan Senen yang umumnya memutar film India. Ada juga yang sudah agak modern, President Theatre di kawasan Monas, sebelah Djakarta Fair, atau dekat Taman Ria Monas.
Sekitar akhir 80-an, kalau tidak salah (awal) tahun 1988, dimulailah era Bioskop Multiplex. Dimulai dengan Bioskop Studio 21 Twenty-One di Jalan Thamrin (lokasinya tidak jauh dari Sarinah). Ada 4 studio ketika itu yang berlokasi di lantai 2. Sedangkan Lantai 1 diisi dengan Restoran Bakmi GM dan Toko Bakery Delicious. Sukses studio 21, lalu dilanjutkan dengan beberapa cineplex lain, ada Bioskop Ratu 21 di Ratu Plaza, Odeon 21 di kawasan Monas dekat Bowling Monas dan President Theater, dan di banyak tempat yang lain. Termasuk di Bandung, Surabaya, Medan, dan kota besar lain.
Kalau kita balik ke tahun 70-an, situasinya sangatlah berbeda. Sangat jarang Bioskop yang dilengkapi fasilitas AC. Kebanyakan mengandalkan Kipas Angin yang dulu terasa sudah cukup nyaman. Beberapa bioskop di daerah, banyak yang mengalami waktu jeda. Jadi pada saat pertengahan Film, terpaksa berhenti, dan lampu dinyalain. Katanya Roll Film-nya belum datang. Pengantar Film belum sampai dari Bioskop lain yang kebetulan memutar Film yang sama. Nah, tidak jarang pada saat Jeda, penonton pergi ke Toilet, juga ke kantin Bioskop untuk membeli Minuman atau makanan kecil ala kadarnya. Tentu saja pada tahun 70-an, kita belum menikmati Pop Corn yang lezat seperti sekarang. Dulu juga tidak ada penjual Coffee Cappuccino ala Cafe seperti sekarang.
Memang tetap enak menonton, tidka saja sekarang. Dulupun tetap enak.

(Tulisan lama Date #29 Desember 2016)  

No comments: