Sunday 17 February 2019

PEMIMPIN INDONESIA; KINI DAN ESOK

toto zurianto


Dalam menyongsong pemilihan Presiden 2019 beberapa waktu lagi, di samping kita sendiri-sendiri sudah mempunyai pilihan kita sendiri yang kita cintai dan sepertinya tidak bisa berubah, tidak ada salahnya saya tampilkan kembali beberapa kriteria yang mungkin berguna bagi Indonesia ke depan. Sosok pemimpin seperti apa lebih pas untuk Indonesia yang sampai kini masih memiliki tantangan luas. Kita masih punya PR besar agar menjadi sebuah negara (besar) yang independen mampu memaksimalkan potensi sumber daya nya secara baik. Kita ingin perekonomian kita menjadi kuat, mempunyai basis ekspor yang besar sehingga neraca perdagangan menjadi tidak lagi defisit. Kita ingin uang kita tidak selalu up and down akibat yang dilakukan negara lain. Kita ingin tanah air kita yang kaya sebagai basis ekonomi pertanian dan perkebunan, menjadi hebat. Juga potensi laut bisa dikelola secara maksimal. Kita ingin tidak hanya pintar membakar kapal asing pencuri ikan, tetapi benar-benar menjadi menghasil ikan terbesar di kawasan. Kita juga sangat ingin tanah air kita yang indah ini, bisa dikunjungi tourist sebagai salah satu destination terbesar di dunia. Pemandangan yang indah serta budaya yang kaya, adalah potensi ekonomi yang sampai kini belum mampu kita kelola secara profesional.
Lalu bagaimana mewujudkan keinginan keingan itu? Kalau menurut Alyssa Chumbley (2017), sedikitnya ada 5 kriteria utama pemimpin yang kita perlukan. Semua jajaran kepemimpinan Indonesia perlu memiliki beberapa unsur penting ini. Pertama, kita memerlukan Pemimpin yang selalu membuka pintu komunikasi, they leave the door open! Sederhananya, membuat semua orang merasa aman untuk menyampaikan pandangannya. Orang yang sederhana sekalipun, tidak merasa “bodoh”, tetapi justru seperti diberi ruang, dan dianggap memberikan kontribusi. Orang biasa tidak terbiasa berbicara, apalagi memberikan ide dan pemikiran. Tapi mereka punya pengalaman yang cukup lama. Sering pandangannya sangat genuine, asli. Sering pemimpin besar, sering selalu merasa terlalu besar, sehingga tidak menaruh perhatian pada orang kecil dengan ide-ide yang biasanya kecil. Pemimpin perlu menghadirkan rasa nyaman bagi anak buahnya untuk kelahiran ide-ide yang brilliant. Bahkan sering terlebih dahulu melewati hal-hal yang sulit, termasuk kritik tajam. Tetapi ketika situasi ini tercipta, maka kita akan merasa mudah memenangi kepercayaan dan kehormatan. Ini yang kita sebut A Trust and Respected Leadership.
Hal kedua yang kita bangun adalah menjaga konsistensi. Konsisten dalam ucapan dan tindakan adalah harta penting seorang pemimpin. Kalau kita suka berubah-ubah, lain sore lain pagi, orang-orang kan sulit memprediksi kita. Lingkungan kita, akan selalu menunggu sikap akhir kita. Mereka khawatir, kita akan berubah pandangan. Tentu saja, konsistensi biasanya erat hubungannya dengan kapasitas, kemampuan, keilmuan dan pengalaman seorang pemimpin.
Faktor ketiga yang diperhatikan banyak orang adalah keterlibatan dan tanggung jawab. Jangan pernah selalu ingin “bersih sendiri”. Pemimpin harus berada di depan dan menjadi pioneer, bukan omong doang. Terutama untuk hal-hal yang sensitive, sering kita perlu tampil dan menunjukkan, memang kita hadir. Ini menjadi symbol kebersamaan dan kesatuan.
Selanjutnya yang keempat, seorang pemimpin harus memberikan keputusan yang memiliki level terbaik. Jangan mencla-mencle dan coba-coba. Tantangan penting disini, knowledge, pengalaman dan keluasan pandangan adalah kunci. Jangan pernah berkompromi dengan faktor kompetensi. Ketika kita tidak bisa konsisten menjaga kapasitas kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita, maka akan banyak keputusan yang liar. Keputusan yang Wishy-washy membuat perjalanan kita menjadi seperti sandiwara. Banyak keputusan tetapi nilainya rendah. Tujuan organisasi menjadi semakin jauh terwujud. Orang-orang semakin tidak menghargai kita.
Terakhir, pemimpin harus memahami bahwa semua aktivitas yang dilakukannnya adalah dalam rangka pembentukan legacy. Kita pada dasarnya sedang menjadi pusat perhatian para generasi akan datang. Jadi jangan berhenti berpikir untuk memberikan hal-hal baik yang nanti bisa menjadi pegangan. Kalau kita ingin trust dan respect tidak ada pilihan, maka sampaikan ucapan dan pikiran cerdas, bukan sekedar kekuasaan.

No comments: