Tuesday, 12 February 2019

MENCARI PEMIMPIN

toto zurianto

Indonesia saat ini sedang berada pada masa penting, menetapkan Pemimpin Nasional yang akan menghela negara pada 5 tahun ke depan (2019-2024). Masih banyak hal yang perlu kita kerjakan. Kita perlu membawa sebagian masyarakat kita yang masih berada pada kondisi miskin, menjadi lebih baik keadaannya. Gap antara kelompok sangat kaya yang menguasai ekonomi, perlu lebih mendistribusikan kekayaannya sehingga bisa dinikmati kelompok masyarakat yang masih kekurangan.
Kita perlu mengadirkan pemimpin yang memiliki visi cemerlang. Di bidang perekonomian, sektor pertanian yang dihuni kelompok masyarakat paling besar, perlu diarahkan untuk memainkan perannya. Sistem Pertanian dan Perkebunan kita perlu dikelola lebih baik. Tentu saja, termasuk kehutanan, peternakan dan perikanan yang tercatat sebagai kekayaan bangsa yang sangat luar biasa.
Di samping itu, perdagangan dan industri yang juga harus mampu berkembang, ditandai dengan semakin besarnya hasil-hasil kita yang dapat diekspor ke luar. Neraca Perdagangan perlu mendapatkan perhatian khusus. Kita harus tidak puas dengan kondisi saat ini yang belum mampu membangun basis ekspor secara terus menerus. Difisit perdagangan, lemahnya ekspor, sering mengganggu perekonomian kita. Terutama tekanan terhadap neraca pembayaran dan tekanan terhadap Rupiah.
Oleh karena itu, kita memerlukan banyak pemimpin yang tidak saja kompeten, juga sekaligus visioner dengan kemampuan inovasi dan kreativitas yang terukur. Indonesia memerlukan orang-orang kreatif, yang mampu melakukan perubahan secara lebih substansial dan mendasar.

Sosok pemimpin seperti apa?
Kalau menurut Alyssa Chumbley (2017), ada 5 kriteria utama yang kita perlukan. Pertama, kita memerlukan Pemimpin yang selalu membuka pintu komunikasi, they leave the door open! Sederhananya, membuat semua orang merasa aman untuk menyampaikan pandangannya. Orang yang sederhana sekalipun, tidak merasa “bodoh”, tetapi justru seperti diberi ruang, dan dianggap memberikan kontribusi. Orang biasa tidak terbiasa berbicara, apalagi memberikan ide dan pemikiran. Tapi mereka punya pengalaman yang cukup lama. Sering pandangannya sangat genuine, asli. Pemimpin besar, sering selalu merasa terlalu besar, sehingga tidak menaruh perhatian pada orang kecil dengan ide-ide yang biasanya kecil. Pemimpin perlu menghadirkan rasa nyaman bagi anak buahnya untuk kelahiran ide-ide yang brilliant. Bahkan sering terlebih dahulu melewati hal-hal yang sulit, termasuk kritik tajam. Tetapi ketika situasi ini tercipta, maka kita akan merasa mudah memenangi kepercayaan dan kehormatan. Ini yang kita sebut A Trust and Respected Leadership.
Hal kedua yang kita bangun adalah menjaga konsistensi. Konsisten dalam ucapan dan tindakan adalah harta penting dari seorang pemimpin. Kalau kita suka berubah-ubah, lain sore lain pagi, orang-orang akan sulit memprediksi kita. Lingkungan kita, akan selalu menunggu ucapan akhir kita. Mereka khawatir, kita akan berubah pandangan. Tentu saja, konsistensi biasanya erat hubungannya dengan kapasitas, kemampuan, keilmuan dan pengalaman seorang pemimpin.
Faktor ketiga yang diperhatikan banyak orang adalah keterlibatan dan tanggung jawab. Jangan pernah selalu ingin “bersih sendiri”. Pemimpin harus berada di depan dan menjadi pioneer, bukan omong doang. Terutama untuk hal-hal yang sensitif, sering kita perlu tampil dan menunjukkan, memang kita hadir. Ini menjadi simbol kebersamaan dan kesatuan. Jangan pernah hanya sekedar tampil untuk menunjukkan personality saja. Kita perlu memberikan peran pada hal-hal yang memang menjadi kapasitas kita. Tidak semua hal menjadi tugas kita. Kita memang harus berbagi. Ada hal-hal yang menjadi tanggung jawab kita, tetapi kita perlu memberikan kesempatan kepada orang lain sesuai dengan tugas dan kapasitasnya.
Selanjutnya yang keempat, seorang pemimpin harus memberikan keputusan dengan kualitas yang terbaik. Jangan mencla-mencle dan coba-coba. Tantangan penting disini, knowledge, pengalaman dan keluasan pandangan adalah kunci. Jangan pernah berkompromi dengan faktor kompetensi. Ketika kita tidak bisa konsisten menjaga kapasitas kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita, maka akan banyak keputusan yang liar. Keputusan yang Wishy-washy membuat perjalanan kita menjadi seperti sandiwara. Banyak keputusan tetapi nilainya rendah. Tujuan organisasi menjadi semakin jauh terwujud. Orang-orang semakin tidak menghargai kita.
Terakhir, pemimpin harus memahami bahwa semua aktivitas yang dilakukannnya adalah dalam rangka pembentukan legacy. Kita pada dasarnya sedang menjadi pusat perhatian para generasi akan datang. Jadi jangan berhenti berpikir untuk memberikan hal-hal baik yang nanti bisa menjadi pegangan. Kalau kita ingin trust dan respect tidak ada pilihan, maka sampaikan ucapan dan pikiran cerdas, bukan sekedar kekuasaan.
Karena itu kepada para Pemimpin, jangan berhenti meng-upgrade diri. Jangan berpuas hati. Masih banyak hal yang perlu diperbaiki. Perbaiki cara komunikasi kita, please open door. Tingkatkan kapasitas, libatkan banyak orang, jadilah teladan generasi depan. Jangan suka grusu-grusu. Pemimpin selalu terbuka pada banyak pandangan.


No comments: