toto zurianto
Tidak ada yang salah kalau kita keberatan di-cap Neoliberlism, juga sangat sah-sah saja kalau kitapun keberatan dianggap berpaham kiri, atau mungkin dianggap lebih suka hal-hal yang berbau lebih sosialis. Kalau kita mati-matian pun membela paham Ekonomi Pancasila, juga boleh. Baik melalui pengertian yang umum dan baku, atau karena pemahaman kita sendiri-sendiri, kita boleh untuk suka terhadap apapun yang ada, atau tidak suka terhadap sesuatu yang disukai orang lain.
Penting untuk kita pegang dalam "meyakini" suatu paham adalah, jangan sampai kita melanggar hukum. Kadang-kadang belum sampai melanggar hukum tetapi suka menyakiti hati dan perasaan orang lain, atau membuat orang lain agak sedih karena tingkah laku dan ucapan kita. Ini hal-hal yang patut kita hindari.
Pilihan-pilihan yang lebih ekstreem dan tegas, sering menarik perhatian orang untuk ditanggapi. Tapi itu bagus dan pilihan kita sendiri. Saya sangat tertarik dan berusaha untuk selalu belajar kepada orang-orang yang pilihan dan identitasnya jelas. Setidaknya, belajar untuk tidak membenci, tidak menjadi tidak suka, belajar untuk tetap menghormati, walaupun menganggap pilihannya aneh dan tidak rasional. Itulah pandangan saya mengenai pemahaman-pemahaman, termasuk diantaranya pandangan Neoliberalism, atau pemikiran yang lain.
Saya suka dan hormat kalau ada orang yang memilih, misalnya Neoliberalism. Atau tegas-tegas berkata, "saya adalah pembela Ekonomi Pancasila paling tulen". Yang penting siapapun kita tetap patuh pada aturan.
No comments:
Post a Comment