Wednesday, 31 December 2014

OJK Institute

toto zurianto

Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebuah lembaga pengawasan sektor jasa keuangan Republik Indonesia, kehadirannya belumlah lama. OJK mulai hadir dan melayani sektor jasa keuangan Indonesia sejak 1 Januari 2013. Sesuai Undang-undang kelahirannya, melalui Undang-undang RI Nomor 21 tahun 2011, OJK merupakan sebuah lembaga pengawasan yang terintegrasi dari fungsi-fungsi yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Keuangan (Pengawasan Pasa Modal dan Industri Keuangan Non Bank) dan Bank Indonesia (Pengawasan Perbankan).

Kini, dengan tujuan untuk menjaga agar seluruh kegiatan sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel dan mampu tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu memberikan perlindungan kepada konsumen dan masyarakat; OJK menempatkan perkembangan SDM (people) sebagai bagian penting yang harus mendapatkan perhatian utama. Tentunya tidak saja SDM dari OJK sendiri yang selalu harus profesional dan memiliki integritas terbaik, juga SDM sektor jasa keuangan dan industri yang memberikan pelayanan dan perlindungan kepada pengguna dan masyarakat Indonesia.

Mempertimbangkan tugas penting OJK dalam menata dan membangun SDM Sektor Jasa Keuangan yang Profesional tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Muliaman D. Hadad telah melakukan soft-opening OJK Institute pada tanggal 10 November 2014 bertempat di OJK Learning Center Menara Merdeka Jl. Budi Kemuliaan 1. OJK Institute adalah jawaban yang harus dilakukan OJK untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi perkembangan SDM di lingkungan internal OJK dan bagi Industri Keuangan Indonesia, termasuk juga akan memberikan kesempatan bagi perguruan tinggi, lembaga penelitian, mahasiswa/pelajar dan masyarakat umum. OJK Institute, atau juga dikenal sebagai OJK University meliputi OJK Knowledge Center (Learning Center), Assessment and Talent Management, Research Center, Financial Exhibition Museum dan Leadership and Financial Cyber Library.

OJK Institute adalah kawah candra dimuka untuk pengetahuan dan intelektual dalam rangka mendidik dan melahirkan kader pemimpin dan para profesional yang highly competent dan memiliki nilai-nilai luhur organisasi melalui proses pembelajaran yang terencana dan berkelanjutan. Sebuah persembahan bagi bangsa, khususnya masyarakat sektor keuangan  Indonesia melalui proses pencerdasan, peningkatan ilmu pengetahuan, penelitian dan proses pembelajaran yang berkelanjutan.

Tuesday, 30 December 2014

toto zurianto

Air Asia ditemukan

toto zurianto

Alhamdulilah, tidak sampai 3 hari, pesawat Air Asia QZ-8501 yang hilang sejak Minggu pagi (28 Desember 2014), akhirnya ditemukan hari ini. Tentunya, meskipun diperkirakan kecelakaan ini termasuk kategori paling menyedihkan, setidaknya, ada sebuah kepastian. Para keluarga, tidak hanya keluarga penumpang pesawat, tetapi juga keluarga awak pesawat, tentu merasa sedikit lebih lega. Besar kemungkinan semua korban akan ditemukan dalam sebuah pencarian yang luar biasa.

Kita berterima kasih kepada para anggota tim yang terlibat dalam pencarian ini. Tidak saja tim yang berada di lapangan, baik tim  darat, udara, atau di laut, tetapi termasuk juga yang berada di ruang-ruang pencarian, pemberi informasi, dan siapa saja yang telah berkontribusi bagi upaya ini. Saya pikir, masyarakat, juga telah menunjukkan peran yang luar biasa. Terutama karena telah berkontribusi dalam memberikan informasi sesuai yang mereka lihat atau alami.

Masih memerlukan waktu beberapa lama, sebelum kegiatan pencarian korban dan bangkai pesawat ditemukan sepenuhnya. Mudah-mudahan para keluarga korban, setidaknya mendapatkan kepastian bahwa sebagian korban dan beberapa benda yang penting saat ini sudah dievakuasi.

Monday, 29 December 2014

Air Asia QZ-8501 menghilang

toto zurianto

Hari Minggu pagi 28 Desember 2014, masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia kembali dikejutkan oleh berita tentang hilangnya pesawat Air Asia, Airbus 320 seri 200, penerbangan QZ-8501 yang berangkat pagi dari Surabaya menuju Singapore. Rencananya pesawat itu akan sampai di Bandara Changi sekitar jam 7.30 waktu setempat, tetapi tidak terpantau lagi sejak pukul 06.18 (WIB). Terakhir, hubungan antara Pilot dengan Air Traffic Control (ATC) terjadi sekitar jam 06.12 ketika pesawat minta izin untuk pindah jalur dan menaikkan ketinggian hingga 38.000 kaki untuk menghindari awan yang cukup tebal.

Sejak Pukul 06.18 sampai saat ini, lebih dari 24 jam, pesawat yang membawa 155 penumpang + 7 awak (2 pilot/ko-pilot) dan 5 awak kabin, berbagai upaya sudah/sedang dilakukan pemerintah Indonesia, pihak airlines dan juga bantuan dari banyak negara. Tetapi belum ada informasi atau kabar yang memungkinkan untuk menemukan pesawat yang dinyatakan hilang tersebut.

Ini salah satu kecelakaan pesawat yang sangat luar biasa yang pernah terjadi, terutama sejak menghilangnya pesawat Boeng 777 Malaysia Airlines beberapa bulan yang lalu yang sampai saat ini belum bisa ditemukan. Berbeda dengan kejadian lain, hilangnya pesawat tanpa ditemukan, termasuk kejadian yang sangat jarang terjadi di dunia penerbangan. Tentunya ini belum kesimpulan akhir. Semoga upaya pencarian pesawat Air Asia QZ-8501 bisa dilakukan secepatnya untuk memberi kepastian bagi penumpangnya (semoga tetap selamat), bagi keluarganya, keluarga awak pesawat, pemerintah, perusahaan dan dunia penerbangan.

Friday, 28 November 2014

Gelombang Dee Dewi Lestari

toto zurianto


Membaca buku sama seperti menonton sinetron, selalu tidak pernah berhenti. Muncul sesuatu yang baru, dan yang baru lagi. Da cerita baru, ada karakter baru, dan selalu seperti itu. Dulu ketika aku SMA, cerita Kho Ping Ho adalah bacaan wajib, menarik dan tidak pernah berhenti. Betahun-tahun, aku berusaha mengikuti berbagai seri Kho Ping Ho. Tetap saja nikmat dan dapat dinikmati.
Membaca Supernova-nya Dee mungkin begitu juga, terutama Gelombang yang belum lama terbit.  Dua minggu lalu aku mulai membaca Gelombang. Hanya beberapa jam, aku menyelesaikan sepertiga bagian Supernova. Terutama bagian di Amerika Selatan yang cukup menarik untuk diikuti. Lalu sempat berhenti beberapa hari. Kemudian, bagian paling menarik adalah ketika kita dibawa Dee untuk memahami cerita awal kehidupan masyarakat Batak dari daerah asalnya. Termasuk yang tidak banyak diketahui oleh bukan orang Batak, yaitu sejarah dan perkembangan agama asli suku Batak Parmalim.
Kisah si Ichon, atau si Thomas Alfa Edison, dari pinggir Danau Toba, petualang seru yang dialaminya, bahkan perjalanannya sampai ke Jakarta.

Awal cerita adalah tentang Gio, di sebuah tempat di kawasan belantara di Amerika Selatan, di Peru. Gio bersama Paulo an beberapa temannya masih berada di Taman Nasional Bahuaja-Sonene. Mereka sedang mencari Diva Anastasia yang hilang di kawsan itu, di lembah Amazon yang ganas. Sudah lebih 2 bulan, tanpa ada tanda-tanda ditemukan. Bagi Gio, yang berasal dari Jakarta, Diva adalah sangat sesuatu yang membuatnya tidak bisa berhenti untuk mencari dan menemukannya.

Lalu kisah Ichon, sejak peristiwa dahsyat di kampungnya, meningggalkan tanah Batak menuju Jakarta, dan kemudian ke New York. Dia sukses, tidak saja berubah dari seorang imigrant gelap, lalu jadi mahasiswa di Cornell. Kemudian, menjadi ahli keuangan yang hebat di sebuah lembaga keuangan di Manhattan New York.
Hanya Ichon tetap mengalami persoalan mimpi yang tidak berhenti dan berpotensi menghilangkan nyawanya, sejak di kampung, di Jakarta, bahkan sampai ke New York. Selanjutnya dia berusaha menyelesaikan masalah itu bahkan sampai ke Tibet dan berakhir disana. Kisahnya belum selesai tetapi memperlihatkan adanya perbaikan yang nantinya (mungkin) akan diselesaikan di Indonesia pada episode Inteligensi Embun Pagi. Kini Ichon sedang dalam perjalanan menuju Jakarta, mungkin kembali lagi ke kampungnya di tepi Danau Toba untuk menuntaskan semua yang diawalinya sejak kecil.
Mungkin kisah ini harus seperti ini. Belum bisa ditebak bagaimana akhirnya. Bukan seperti Perahu Kertas yang lebih romantis dan memberikan kesan percintaan yang dahsyat. Atau seperti Madre yang perjalanannya begitu indah untk dinikmati. Selamat menunggu akhirnya. 

Monday, 13 October 2014

Zuckerberg ke Indonesia

toto zurianto

Tidak ada gembor-gembor. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, Mark Elliot Zuckerberg, penggagas jejaring sosial terbesar, hadir di Indonesia. Dia berkesempatan hadir di Candi Borobudur Jawa Tengah Sabtu 12 Oktober 2014. Photo yang diupload-nya sendiri memperlihatkan bagaimana Zuck secara santai duduk di suatu sudut di Candi dan menikmati keindahan bangunan hebat bangsa Indonesia.
Luar biasa, orang seperti Zuckerberg yang tanpa kawalan berusaha menjadi orang biasa dan menikmati kehidupan biasa-biasa. Bahkan dia bersedia memhoto orang lain ketika diminta.

Salut sama Zuckerberg yang berbeda. Di Indonesia, sebenarnya situasinya sangat berbeda. Banyak orang yang selalu ingin dikawal. Lihat saja, lalulintas Jakarta yang sangat padat dan macet. Tapi hampir semua pejabat ingin mendapatkan pengawalan ketika harus melintas jalur Sudirman Thamrin yang sudah sangat padat. Raungan serine mobil polisi yang memekakkan telinga, berbarengan dengan armada pengawal yang selalu memaksa pengemudi lain untuk minggir karena harus mendahulukan mobil para pejabat yang tidak mau antri. Juga di luar kota ketika orang pada antri, banyak orang yang ingin jalan pintas ingin cepat.
Kita malu dengan tingkah pola seperti ini. Semoga Elliot Zuckerberg bisa mengajar kita untuk menghargai orang lain, mau antri dan tidak memaksa untuk cepat dengan alasan yang tidak bisa kita pahami.

Friday, 19 September 2014

Haneda Airport

toto zurianto

Ada 2 airport besar di Tokyo, pertama, Narita, yang lebih banyak melayani penerbangan internasional, dan kedua, Haneda, di samping penerbangan internasional, juga dalam negeri dan regional.




 
 

Friday, 12 September 2014

Give me my people

toto zurianto

Seperti kata Henry Ford, "you can take my business, burn up my building, but give me my people, and I'll build the business right back again".

Tentu saja yang dimaksud Henry Ford, adalah orang-orang yang memiliki komitmen dan emosional untuk bekerja dengan sepenuh hati. Bukan yang separuh hati. Kita mengenalnya sebagai orang yang "fully enggaged". Orang yang penuh komitmen ini tidak banyak. Dalam suatu perusahaan, menurut Kevin Sheridan (2012), berkisar sekitar 27% saja. Sebagian besar, 60% adalah orang-orang yang tidak enggaged atau orang yang ambivalent. Belum mempunyai komitmen, tetapi sangat mungkin untuk menjadi fully engaged apabila berada pada pemimpin yang benar. Tetapi kalau dia jatuh ke pelukan pemimpin yang "Actively Disengaged", mereka ada sekitar 13%, maka perusahaan akan kesulitan dan akhirnya tenggelam.

Pemimpin atau orang-orang yang dipercaya, selalu bermain pada level ini. Bagaimana membuat 80% pegawai menjadi bersemangat dan enthusiasm untuk mencurahkan kemampuan, kekuatan, ilmu dan energinya bagi keberhasilan perusahaan. Tugas pemimpin harus membuat orang menjadi "go above and beyond", atau berbuat lebih dari yang seharusnya diminta. Pemimpin harus selalu berusaha membuat suasana menjadi nyaman dimana orang menjadi sangat passionate untuk berbicara mengenai misi dan visi organisasi serta mengembangkan nilai-nilai organisasi secara utuh.
Lalu semuanya menjadi tergerak sendiri secara otomatis tanpa diperintah untuk self-motivated and self-driven mencapai kinerja terbaik di level tertinggi.
Pemimpin harus mampu menganggap anak buahnya atau orang-orang yang dipimpinnya menjadi nyaman bekerja dan berlomba memberikan kontribusi lebih, ide terbaik, dan melakukan perubahan secara terus menerus untuk mencapai efisiensi dan efektivitas organisasi.

Sebuah organisasi, pada dasarnya, sangat tergantung pada kapasitas pemimpin yang mengelolanya. Pemimpin bukan untuk dirinya sendiri, tetapi bagaimana membuat, orang-orang yang ambivalent, menjadi lebih engaged, dan selanjutnya menjadi fully engaged. Ini yang akan membuat sebuah perusahaan berkembang sehingga mencapai tahap yang sempurna. Tantangan kita ke depan adalah menciptakan suasana seperti ini, bukan membuat orang menjadi disengaged, atau actively disengaged.

Wednesday, 10 September 2014

Mobil Menteri

toto zurianto

Pemerintah SBY diakhir masa bakti 2009-2014, telah melakukan proses pengadaan mobil dinas menteri dan pejabat negara lain untuk periode 2014-2019. Ada 80 mobil yang akan dibeli, 35 untuk menteri baru, 31 untuk pejabat negara lain, lalu sisanya untuk mantan Presiden dan Wakil Presiden, tamu negara dan kenderaan cadangan. Kalau biasanya yang menang selalu merek Toyota, antara lain Toyota Crown Royal Salon dan Toyota Camry, kali ini yang menang Mercedez Benz dengan total biaya hampir Rp100 milyar.
Lalu banyak yang protest, dan dinilai kemahalan dan tidak pantas. Termasuk Pak Jokowi yang selalu mengedepankan efisiensi. Tetapi, tentu saja, hal ini merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan pemerintah Presiden SBY yang menyiapkan kenderaan dinas bagi Menteri dan Pejabat negara periode mendatang. Apalagi semua budget sudah disiapkan dan prosesnya sudah dilakukan (sesuai dengan aturan main yang sudah tersedia).
Bagaimana kita melihat situasi ini? Jelas tidak ada aturan untuk setuju atau tidak setuju. Apapun bisa menjadi pertimbangan kita. Masing-masing punya alasannya sendiri-sendiri. Kalau kita setuju dengan keputusan pemerintah, yah memang sangatlah pantas kalau para Menteri dan Pejabat tinggi kita mendapatkan kenderaan dinas se kelas Mercedez Benz seharga sekitar Rp1,2 milyar. Lihat saja para pejabat di bawah para eselon 3, 2, dan 1, mobil dinasnya juga seharga sekitar Rp250 juta (sekelas Innova), atau Rp350-400 juta sekelas Toyota Altis dan Rp 500-800 juta untuk kelas Toyota Camry Hybrid. Belum lagi para pemimpin perusahaan BUMN, rata-rata juga mengenderai mobil Mercedez Benz, Camry, atau BMW series 5 terbaru. Bahkan sering mendapatkan fasilitas mobil lebih dari satu.
Sekarang memang semuanya mendapatkan kenderaan dinas, juga ke pejabat TNI dan Kepolisian.
Belum lagi pengadaan kenderaan dinas operasional yang jumlahnya mencapai puluhan dan ratusan untuk setiap kementerian dan lembaga negara.
Pemberian mobil dinas adalah harga yang pantas untuk memberikan penghargaan bagi para pejabat negara, sekaligus sebagai tuntutan agar para Menteri dan Pejabat negara mampu meningkatkan kinerjanya dan tidak lagi melakukan praktek yang intinya tetap memanfaatkan fasilitas negara yang lain.
Tapi, banyak juga yang menginginkan efisiensi dan kalau bisa spesifikasinya diturunkan. Maunya jangan mobil mewahlah, kalau bisa para Menteri cuma pakai Toyota Innova, atau maksimum yang harganya Rp500 juta. Ini juga termasuk suatu keinginan yang terasa aneh dan kurang pas.
Selalu ada pendapat pro dan kontra, kadang terlihat sedikit "lebay". Entahlah, yang mana yang kita lakukan. Atau mungkin karena kita selalu ingin dinilai concern? Saya tidak tahu. Kita serahkan kepada aturannya. Yang penting, kalaulah harganya mahal, jangan sampai di-sia-siakan. Mobil mewah, mudah-mudahan dapat meningkatkan kinerja Menteri dan para Pejabat Negara lain. Kerjanya menjadi lebih semangat dan tetap anti korupsi. Kalaupun harganya lebih murah, jangan sempat mobilnya mogok atau cepat rusak. Para pejabat juga sebuah jabatan yang kita hargai dan hormati. Mereka adalah wakil kita yang kehadirannya perlu dijaga dan dengan kualitas yang baik.

 

Friday, 5 September 2014

Mencari Pemimpin

toto zurianto

Sebenarnya pemimpin tidak usah dicari. Situasinya selalu sebagai sesuatu yang harus diterima. Kita pada akhirnya hanya menerima seseorang yang kebetulan senior dan menjadi atasan kita. Kadang-kadang kita mendapatkan atasan yang hebat luar biasa dan sesuai dengan jabatannya sebagai pemimpin "kita". Bukan saja lebih memotivasi dan mampu menjadi pemimpin, tetapi sekaligus memiliki pribadi mumpuni, visioner dan tidak menyulitkan. Bahkan mampu membuka hati anak buah untuk menjadi lebih baik. Inilah pemimpin yang membuat semuanya menjadi mudah. Ketika kita kurang hebat, dia datang dan membuat segalanya menjadi mudah. Bahkan kita menjadi lebih tergerak untuk mencari dan mencari berbagai alternatif yang lebih baik.

Inilah yang kita butuhkan. Bukan atasan atau pemimpin yang terlalu suka dipuji dan dianggap hebat. Kita sayangnya sering berjumpa pemimpin yang gila pujian dan suka sanjungan. Banyak pemimpin yang gila seperti ini. Tidak mau berdiskusi, apalagi berbeda pendapat. Pokoknya mau menang sendiri. Padahal kompetensinya kurang, tapi tetap selalu ingin disebut paling mengetahui dan paling pintar. Susah kita kalau bernasib sial seperti ini. Pokoknya anda semuanya karena saya. Sayalah yang menentukan nasib anda. Promosi atau kenaikan gaji, semua karena dia. Bukan karena prestasi kita sendiri.
Mau seperti apa kita? Mau melawan, matilah kita. Mau diam, lama-lama mati juga. Apalagi kalau semuanya serba diam dan tidak bersuara. Pokoknya, akhirnya segala bentuk kreativitas dan inovasi menjadi semakin menjauh. Lama-lama memang kita menjadi terlihat semakin jelek dan tidak berprestasi. Akhirnya  kitapun lemah dan sangat tergantung kepada pemimpin otoriter seperti ini. Lalu kitapun menjadi lemah dan mulailah melakukan kompromi, atau akhirnya mati sendiri.

Monday, 25 August 2014

Gerakan Partai Politik Ala Indonesia

toto zurianto

Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan Tim Prabowo-Hatta mengenai sengketa Pemilihan Presiden, Jokowi-JK sepertinya hampir resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia peiode 2014-2019. Lalu Koalisi Prabowo-Hatta yang didukung lebih banyak suara anggota DPR dibandingkan dengan Tim Jokowi-JK, mulai menghadapi tantangan berat yang sebenarnya sangat menggambarkan wajah perpolitikan di Indonesia.

Gerakan partai politik Indonesia yang "dinilai" sebagian pengamat politik dunia sebagai sebuah fenomena yang cukup dahsyat, tetap sebagai nuansa perpolitikan Indonesia. Cirinya, sangat mudah mencla-mencla dan pindah-pindah partai dan koalisi. Partai Golkar adalah partai pertama yang digoyah olah sebagian pemimpinnya. Ada pihak yang berusaha untuk mengajak Partai beringin itu untuk segera meninggalkan koalisi Prabowo-Hatta dan berbalik menjadi pendukung Jokowi-JK. Terutama tentunya mantan Ketua Umum Golkar sendiri pak JK yang menyebutkan tradisi Golkar sebagai partai yang selalu berada di pihak "pemerintah" bukan oposisi. Ada juga desakan dari pengurus dan mantan petinggi, antara lain; Agung Laksono, dan Fahmi Idris yang segera meminta Pimpinan Partai untuk melakukan Musyawarah atau Kongresnya.

Lalu partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga terlihat mulai melakukan manuver melalui mantan petinggi partai, termasuk Hamzah Haz yang mengajak fungsionarisnya untuk pindah ke koalisi Jokowi-JK.
Keduai partai ini, Partai Golkar dan PPP diharapkan akan memperkuat koalisi Jokowi-JK di parlemen (DPR) untuk mendukung kebijakan pemerintah yang saat ini tentunya tidak mudah apabila koalisi Prabowo-Hatta tetap solid di DPR.

Kita belum tahu bagaimana perkembangan akhir soal partai politik Indonesia ini pada akhirnya. Semuanya mempunyai pertimbangan yang berbeda. Tetapi memang begitulah situasi partai politik Indonesia saat ini. Selalu menghadapi tantangan internalnya sendiri yang membuat sebuah partai menjadi sulit berkembang dan tidak mempunyai tradisi politik yang kuat dan mampu membuat pemilihnya bertahan. Kini, semuanya sering terpulang kepada kepentingan elite yang tidak selalu mempertimbangkan kebutuhan para konstituennya. Ini adalah tantangan tersendiri dari perkembangan partai politik di Indonesia.

Thursday, 21 August 2014

Untung dan Malang

toto zurianto

Pepatah lama menyebutkan, "untung tak dapat diraih dan malang tak dapat dihindari".  Sekitar seminggu sebelum lebaran tahun ini (28 Juli 2014), aku mengalami kecelakaan, tabrakan dan membentur aspal di sekitar Gandul, beberapa ratus meter sebelum Kampus Pusat Pelatihan Kemenhum. Sendi bahu membelah dan tulang rusuk patah sebanyak 9. Akhirnya aku harus mengalami operasi sendi bahu, dan menjalani perawatan (bed rest) sekitar 3 minggu di rumah sakit. Tentunya termasuk menikmati 1 syawal di rumah sakit, dan baru minggu lalu keluar rumah sakit.

Patah tulang rusuk dan operasi sendi baru termasuk operasi besar yang penyembuhannya berlangsung relatif cukup lama. Banyak kegiatan (tangan kanan) yang belum bisa dilakukan, termasuk merasa sakit (ngilu) ketika harus tidur dan bangun tidur.


Monday, 14 July 2014

Jerman Nomor 1

toto zurianto

Usaha Jerman yang luar biasa setelah di semi final merontokan raksasa tuan rumah Brazil 7-1, kini diperpanjangan waktu babak II di menit 112, Mario Goettze, berhasil merobek jala Romario, 1-0. Gol emas yang diciptakan Goetze, dimulai dari penyusuran luar biasa dari Andre Schuerrle yang menaklukkan 3 pemain Argentina, meneruskan umpan silang yang disambut dengan control dada sedikit dan bang, kaki kiri Goetze membuat Argentina menangis. Mario Goetze yang menggantikan Miroslav Klose di menit 87, tidak menyia-nyiakan kepercayaan Joachim, pelatih Jerman.

Kini, rakyat Jerman pantas berpesta menyusul kemenangan kesebelasan Eropa yang pertama di negeri Amerika Latin.

Thursday, 10 July 2014

Presiden Baru Indonesia

toto zurianto

Kemaren Rabu 9 Juli 2014, rakyat Indonesia sudah menyatakan pilihannya, siapa Presiden Indonesia 2014-2019. Ada 2 calon Presiden dan Wakil Presiden, pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajaza, atau Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Secara resmi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menyampaikan hasil perhitungannya tanggal 22 Juli 2014 nanti. Tetapi sebagaimana yang biasa terjadi dalam kegiatan pemilihan umum, apakah pemilihan Presiden atau pemilihan Anggota Legislatif (DPR, DPRD, DPD), maka aktivitas lembaga hitung cepat pemilu (quick count) telah dijadikan rujukan yang biasanya memiliki tingkat akurasi yang sangat terpercaya. Lembaga penghitung cepat sudah berkembang cukup pesat di Indonesia dalam beberapa tahun ini. Sebagian telah membuktikan profesionalitasnya.

Merujuk hasil perhitungan cepat tersebut yang biasanya mengambil sampel dari sekitar 2000-3000 TPS sacara random sampling di seluruh TPS di Indonesia, sebagian lembaga survey telah mengunggulkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pemenang pemilu presiden Indonesia 20014 dengan persentasi pemilihan sekitar 47-48 persen untuk pasangan Prabowo/Hatta dan 52-53 persen untuk pasangan Jokowi/JK. Antara lain lembaga survey tersebut adalah Lingkaran Survei Indonesia (LSI), IPI (Indikator Politik Indonesia), Poltracking Institute, Kompas, CSIS, RRI, SMRC (Saiful Mujani Research and Consultan), dan Populi Center.

Berdasarkan hasil survey tersebut, pimpinan partai politik yang tergabung dalam koalisi PDI-Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, Partai Hanura dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) telah menggelar konperensi kemenangan (menyatakan kemenangan) berdasarkan perhitungan cepat. Tidak lama kemudian Joko Widodo juga menggelar rapat umum dan menyampaikan pidato kemenangan di hadapan pendukungnya di Tugu Proklamasi.

Sementara itu, hasil lembaga survey lain, antara lain Puskaptis, JSI (Jaringan Suara Indonesia), LSN (Lembaga Survei Nasional), dan IRC (Indonesia Research Center) mencatat hasil quick countnya dengan persentasi 50,56 persen - 52,05 persen untuk kemenangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Meskipun dengan selisih yang lebih kecil, partai Gerinda, dengan merespon pengumuman kemenangan oleh Megawati, juga menyatakan kemenangannya.  Pernyataan kemenangan Prabowo Hatta dilakukan oleh Mahfud MD, ketua pemenangan Prabowo-Hatta.

Pernyataan kemenangan memang tidak begitu lazim dalam penyelenggaraan pemilu di berbagai negara, khususnya di Amerika dan Eropah. Yang biasa terjadi adalah mengucapkan selamat kepada pihak yang dinilai sudah memenuhi persyaratan oleh pihak yang kalah. Hanya untuk kasus Indonesia memang perlu dilakukan secara lebih hati-hati. Mungkin tidak tepat mengatakan hal tersebut (menyampaikan ucapan selamat oleh pihak yang kalah), tidak akan dilakukan. Tetapi ada beberapa perhitungan yang seharusnya diselesaikan terlebih dahulu. Pertama, jumlah sampling yang digunakan mungkin perlu untuk lebih besar dari yang saat ini dipakai. Dengan jumlah TPS sekitar 544 ribu, sampling TPS sebanyak 2000 - 4000, memiliki potensi untuk bergerak. Tidak heran kalau pihak Prabowo menuntut untuk hanya menggunakan hasil KPU tanggal 22 Juli mendatang. Secara moral, pendukung Prabowo Hatta tentu merasa sangat kecewa dan belum bisa menerima pernyataan kepemenangan yang mereka nilai masih prematur.
Di samping soal jumlah sampling, alasan kedua yang muncul dan menjadi tugas kita bersama menyangkut kredibilitas lembaga survei. Soal independensi lembaga survei menjadi prioritas dan perlu dijaga sehingga bisa diterima masyarakat. Beberapa lembaga survei yang ada disinyalir pada saat yang sama juga berfungsi sebagai konsultan atau pembantu  calon presiden dan tim sukses calon presiden. Bahkan Capres Prabowo menyampaikan informasi bagaimana sebuah lembaga hitung cepat terkemuka, pernah menyampaikan proposal dan menawarkan  untuk menjadi konsultan pemilihan Presiden. Ini menarik untuk dipahami supaya hasil pemilihan Presiden lebih bisa diterima, tidak saja oleh rakyat Indonesia, tetapi terutama oleh calon yang "dinyatakan" kalah dan oleh elit partai politik yang juga dinilai kalah.

Kelemahan proses quick count perlu mendapatkan perhatian, termasuk oleh lembaga atau komisi pemilihan umum sendiri. Lalu salah satu penyebab kekisruhan biasanya terpulang kepada kandidat yang menyatakan menang. Setiap pihak yang meyakini dirinya "sudah menang" perlu selalu rendah hati dan menerapkan prinsip menang ngasorake! Filsafat Sugih tanpa Bandha, Digdaya tanpa Aji, Nglurug tanpa Bala, Menang tanpa Ngasorake, perlu menjadi perhatian kita kembali. Filsafat menang tanpa merendahkan yang kalah atau menghina, adalah sesuatu yang bernilai luhur yang membuat semua orang menjadi hormat. Pidato kemenangan yang seharusnya menyejukkan, munculnya sering terasa menyakitkan. Bagi pendukung Prabowo-Hatta, kata-kata, "bapak berdua adalah patriot, pejuang, dan negarawan" terasa kurang tulus dan belum saatnya, mengingat pada saat yang sama, tim pendukung pasangan Prabowo-Hatta, masih belum menerima kekalahan dan meminta semua pihak untuk menunggu hasil final KPU 22 Juli 2014 mendatang. Statement kemenangan dan ucapan terimakasih tersebut terlihat "agak lebai" dan kurang pas. KIta perlu menang tanpa ngasorake sampai yang kalah akhirnya menelephone pemenang setelah semuanya menjadi jelas. 

Mungkin kita menunggu dulu, hanya sampai 22 Juli 2014 untuk meyakini dan selesainya pertandingan. Ibarat permainan bola, kita baru selesai 120 menit, belum ada tendangan pinalti 12 pas. Jadi siapa presiden baru kita?

Tuesday, 8 July 2014

Pemimpin yang ikhlas

toto zurianto


Ikhlas adalah sesuatu yang nilainya paling luar biasa. Kita, masyarakat Indonesia seharusnya kembali kepada nilai-nilai keIkhlasan dalam berbagai aktivitas kita. Tidah pamrih dan tidak untuk kepentingan pribadi. 
Pemimpin (leaders) dituntut untuk visioner, competent, berani mengambil keputusan (courage) dan mampu mengelola sumber daya alam dan manusianya (managing resources), serta bisa mengeksekusi visi menjadi realita. Pemimpin juga dituntut untuk selalu belajar dan mau menerima kritik dan saran orang lain, bahkan oleh orang yang tidak menyukainya. 
Lalu ketika semuanya dibalut oleh nilai ikhlas, maka itulah makna sebenarnya dari seorang pemimpin. Mungkin dia yang kini kita idolakan dan harapkan, belum mempunyai semuanya. Tapi banyak hal yang sudah dimilikinya. Tugas kita membantu untuk membangun kapasitas dan legacy kepemimpinannya. Kita menginginkan Pemimpin yang ikhlas yang memunculkan daya pikat (magnitude) untuk melahirkan kreativitas dan inovasi, tetapi tetap Ikhlas, atau humble.

Tetapi, pemimpin tentu saja harus berada di depan dan menjadi penentu arah. Pemimpin adalah dia yang secara relatif bisa diandalkan dan tempat kita selalu merasa aman, merasa terlindungi dan membuat kita tidak ragu untuk mengeluarkan potensi kita. Kita menginginkan orang yang secara konseptual dan praktikal berada pada level yang lebih tinggi yang membuat kita terpanggil untuk melakukan banyak hal. Kehebatan pemimpin akan memberi inspirasi dan motivasi untuk melahirkan prestasi luar biasa. Tetapi selalu ikhlas dan tawaddu'. Jangan serahkan diri anda kepada orang yang terlalu suka memuji diri sendiri, merasa telah berbuat banyak dan sering tidak ikhlas dalam melakukan sesuatu. Kita sedang mencari pemimpin yang seperti ini. 


Friday, 4 July 2014

Memilih Prabowo Subianto, atau Jowo Widodo

toto zurianto

Banyak masyarakat Indonesia yang belum menentukan pilihannya, padahal sampai hari ini Jumat 4 Juli 2014, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden untuk periode 2014 - 2019, hanya tinggal 5 hari lagi. Rabu 9 Juli kita harus menentukan pilihan, apakah memilih Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, atau Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Sementara, di media tulis dan media on-line, banyak sekali upaya-upaya yang digunakan untuk meningkatkan elektabilitas calon masing-masing, sekaligus berusaha menyudutkan calon lawan. Televisi dan Surat Kabar kini berlomba untuk melakukan kampanye, baik yang sangat positip untuk mendukung calon Presiden dan Wakil Presiden yang terkait dengan media tersebut, maupun berusaha mencela calon yang tidak didukungnya. Seperti Metro TV yang selama ini dikenal sebagai media yang kritis dan kuat analisis jurnalistiknya, terpaksa melakukan hal-hal yang sangat tidak bisa dinikmati oleh pemirsanya. Berita Metro TV kini hanya berupa dukungan ke calon Presiden Jowoki-JK, sekaligus menghancurkan reputasi Prabowo-Hatta.
TV lain seperti TV One lebih cenderung mem-broadcast berita-berita positip bagi calon Prabowo-Hatta, juga media yang dimiliki oleh Group MNC seperti RCTI.

Masyarakat memang lebih banyak yang semakin ragu dan galau ketika media justru tidak memberikan porsi pembelajaran politik yang lebih neutral. Kini masyarakat merasa, berita televisi atau surat kabar cenderung terlalu sangat memihak, bahkan dengan bahasa yang cenderung fulgar. Apalagi para purnawirawan TNI-Polri kini banyak yang terlibat dan saling menghantam karena mendukung salah satu calon yang membuat mereka menjadi tidak menghormati dan menghargai Sapta Marga mereka sendiri. Dengan alasan sebagai masyarakat bebas, merekapun, para purnawirawan Jenderal ini, tidak malu untuk saling serang, terutama secara bersama-sama melakukan black campaign kepada salah satu calon, Prabowo Subianto yang disebut sebagai "bekas" prajurit yang "suka melanggar" HAM.
Tentu saja kita tidak bisa mengklarifikasi tuduhan itu karena semuanya tidak didukung oleh data dan informasi yang akurat dan benar.

Hanya 5 hari lagi akhirnya kita masyarakat Indonesia harus menetapkan pilihannya. Apakah memilih Prabowo atau Joko Widodo. Siapa yang kita nilai akan memberikan manfaat lebih banyak bagi Indonesia dalam 5 tahun ke depan, apakah Prabowo-Hatta atau Jokowi-JK! Prabowo yang kelihatan lebih banyak menahan diri dengan tidak menanggapi berbagai tuduhan kolega mantan Jenderal yang sangat tendensius, yang dilihat lebih visioner dan tegas dalam membangun Indonesia ke depan; atau Joko Widodo yang dikesankan sebagai calon yang lebih merakyat dan sederhana! Paling-paling itu yang bisa dijadikan pertimbangan masyakarat sebelum pergi ke TPS pada 9 Juli 2014 nanti. Prabowo yang visioner dan tegas, atau Joko Widodo yang sederhana dan merakyat?




Tuesday, 1 July 2014

Leaders; Differentiate Both Great and Poor

toto zurianto

Seorang pemimpin, tidak saja tramendous dalam mewujudkan visi dan melakukan perubahan (change management and action), juga seseorang yang bagus dalam mengelola Sumber Daya Manusia (manage people). Sering kita mendengar bagaimana kinerja seorang pemimpin yang tangguh yang mampu membangkitkan semangat, memupuk keberanian anak buahnya, sekaligus memiliki ekspektasi tinggi bagi setiap orang untuk memberikan kontribusi terbaik bagi organisasi.
Tetapi di samping itu, perwujudannya dilaksanakan melalui kemampuan melakukan penilaian kinerja bawahan secara baik, adil dan meningkatkan motivasi kerja. Penilaian kinerja yang baik bukan semata memberi nilai tinggi bagi anak buah. Pemimpin dituntut untuk melakukan pembedaan (to differentiate) antara orang-orang yang sangat baik kinerjanya (termasuk behaviournya), dengan orang-orang yang biasa-biasa atau sedang (middle performers), dan juga orang-orang yang dinilai kurang berprestasi dan perlu ditingkatkan kinerjanya (the lowest performance).
Memberikan perbedaan atas orang-orang yang berkontribusi berbeda, termasuk pekerjaan leaders yang tidak ringan. Ini menjadi penting dan meliputi berbagai aspek penilaian yang akhirnya menjadi satu keputusan. Biasanya, beberapa pendekatan dilakukan secara menyeluruh, misalnya level kompetensi pegawai pada jabatannya, kontribusi atau hasil kerja yang diberikannya, baik secara individu maupun secara bersama (kelompok), serta perilaku kerja (behaviour) yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan level jabatan.

Lalu, setelah melakukan pembedaan yang biasanya tidak dilakukan secara individu tetapi dengan melakukan diskusi dan pembahasan bersama para manajer, sebuah organisasi perlu mempertimbangkan pola pemberian penghargaan yang dilakukan. Selalu harus ada sistem reward yang mampu meningkatkan motivasi kerja pegawai, terutama bagi pegawai yang dinilai Top Performer. Tetapi di samping itu, jangan lupa, seorang lower performance juga penting untuk diperhatikan dan dikomunikasikan. Menetapkan seorang pegawai dalam kategori nilai kinerja rendah, bukan pekerjaan yang ringan. Leaders memerlukan kemampuan dan cara komunikasi yang benar agar siapapun bisa menerima hasil penilaian dan menjadikannya sebagai feed-back untuk perbaikan kinerja di waktu akan datang. Jadi, meskipun mendapatkan nilai kinerja rendah itu menyedihkan, yang paling penting adalah bagaimana seorang pemimpin bisa melakukan komunikasi secara benar.

Monday, 30 June 2014

Indonesia Memilih Presiden

toto zurianto

Hanya 9 hari lagi, masyarakat Indonesia akan memilih (vote) siapa yang diberi kepercayaan memimpin negara selama 5 tahun ke depan. Apakah pasangan nomor 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, atau pasangan nomor 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang akan menjabat Presiden dan Wakil Presiden RI. Banyak sudah survei yang disampaikan, banyak diskusi yang dilakukan, baik oleh pengamat profesional, kaum politisi, maupun orang-orang amatir di pasar dan warung kopi. Semua orang punya hal untuk menominasikan kandidat kesayangannya. Kitapun tidak punya hak membatasi keinginan dan kesukaan orang terhadap pasangan salah satu calon. Inilah demokrasi Indonesia yang mengalami kemajuan pesat sejak 15 tahun terakhir. Apalagi, kini, persoalan diskusi dan pembahasan mengenai calon yang didukung, tidak lagi hanya dilakukan di ruang publik terbuka. Diskusi dan pendapat, bahkan kritikan dan hujatan, sudah biasa dilakukan lewat media sosial sarana on-line melalui internet.

Menjadi pemimpin di zaman teknoogi informasi yang berkembang pesat, atau pada zaman "dunia datar" memimjam istilah "the world is flat"nya Thomas Friedman, jauh berbeda dibandingkan dengan era Soeharto atau pada zaman Sukarno. Pendekatan kepemimpinan yang kharismatik dan flamboyan, tidak lagi menjadi pertimbangan utama. Lihat saja kedua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden kita, boleh dikatakan, keempatnya bukan-lah orang-orang yang masuk kelompok karismatik dan flamboyan. Pemimpin di Aba d ke-21, adalah pemimpin yang bisa membawa Indonesia menjadi salah satu negara maju, atau negara yang lebih modern yang bisa sejajar dengan Malaysia atau Korea dan Amerika Serikat. Indonesia yang kita harapkan tidak lagi terlalu banyak berketergantungan dari negara lain. Indonesia perlu cukup pangan dan mandiri, termasuk teknologi dan keperluan internal lainnya. Indonesia harus bisa merubah kondisi balance of payment-nya, tidak lagi negara yang kemampuan ekonominya cenderung defisit. Jangan lagi nilai Rupiahnya, cenderung melemah dan turun. Indonesia masa depan, harus mampu mengekspor produk otomotif dan pesawat terbang, setidaknya menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Kita Indonesia, searah dengan sasaran kemajuan tersebut, juga diharapkan mampu memberantas kemiskinan dan keterbelakangan. Anak-anak Indonesia semuanya harus bersekolah, bahkan semuanya harus bisa mengecap jenjang pendidikan di perguruan tinggi. Lalu kota-kotanya bisa berkembang baik, tertib dengan lalu lintas yang teratur, rapi dan murah. Kita menginginkan pemimpin yang bisa memberikan contoh suatu masyarakat yang baik, bebas nepotisme dan bebas praktek korupsi. Aparat negara harus mampu memberantas praktek birokrasi yang menjengkelkan.

Kita sedang menunggu pemimpin yang kuat dan visi besar, rencana besar, tetapi bisa diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.


Sunday, 29 June 2014

Medan Aceh dengan Luxury Bus

toto zurianto

Perjalanan dari Medan ke Banda Aceh, dicatat oleh para penggemar bus antar kota (bus mania) sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Terutama di luar Jawa. Tahun to-and dan 80-an, bus-bus antara kota terutama berkembang di Pulau Jawa, trayek jarak jauh Jakarta Surabaya, Jakarta Jogyakarta, juga ke Denpasar. Tapi perjalanan di Pulau Sumatera juga mulai meriah, bahkan banyak bus antar kota dan antar pulau yang melayani trayek Medan Jakarta, sampai ke Solo dan Surabaya. Ketika itu beberapa bus asal Medan (Sumatera Utara) dan Padang (Sumatera Barat), seperti ALS (Antar Lintas Sumatera) dengan ratusan armada, juga Sibual-buali, Makmur, ANS, PO Bunga Setangkai, dan Firma PMTOH dari Aceh.
Meskipun jalan lintas sumatera sering hancur dan banyak hambatan, tetapi perjalanan bus-bus tersebut, mampu melayani penumpangnya secara luar biasa. Hampir semua kota besar di Pulau Sumatera mempunyai hubungan cepat melalui bus antar kota antar pula tersebut, mulai dari Banda Aceh, Medan, Pekan Baru, Padang, Bukittinggi, Palembang, Jambi, Bengkulu dan Bandar Lampung.

Bus Sumatera mulai tenggelam dan sebagian mati paska reformasi, terutama setelah berkembangnya transportasi pesawat udara bertiket murah (cheap fare) yang pertama kali dirintis oleh Lion Air di awal tahun 90-an. Dengan harga tiket Jakarta Medan sekiktar 300-400 ribu Rupiah dari Medan ke Jakarta yang diberikan Lion Air (juga Batavia, Adam Air, Sriwijaya), bus-bus tentu saja tidak mampu bersaing. Satu per satu bus-bus jarak jauh tersebut mulai rontok. Bahkan membuat cerita perjalanan jarak jauh yang sangat nostalgik, menjadi hilang hingga saat ini.

Tetapi perjalanan Medan ke Banda Aceh, termasuk ke Lhokseumawe, Bireuen, Sigli dan Takengon tidaklah benar-benar mati. Route bus-bus ini sedikit terganggu ketika terjadi konflik Aceh sekitar akhir 90-an sampai awal 2000-an. Bahkan dalam 5-7 tahun terakhir, bus-bus antar kota antar provinsi di Aceh berkembang sudah sangat pesat dengan bus-bus mutakhir dengan chasis dan body terbaru. Saat ini, para penggemar bus bisa menikmati bus mercedez benz terbaru, apakah 1525, 1626, sampai ke model 1830. Perusahaan bus PMTOH yang sudah berdiri sejak zaman kemerdekaan (Perusahaan Motor Transport Onderneming Hasan) kini tidak ketinggalan untuk bersaing dengahn armada Jetbus HD2 28 seat full AC dengan fasilitas wifi dan toilet. Bus Super Eksekutif dengan tiket sekitar Rp200 ribu dari Medan ke Banda Aceh ini didukung dengan chasis Mercedez OH1830 terbaru 13000 cc.

Armada paling canggih lain yang melayani perjalanan Medan Banda Aceh adalah Sempati Star yang menggunakan mesin Scania K360 12 ribu cc. Bus mewah seharga Rp2,5 milyar ini, mematok tarif Rp250 ribu dari Medan ke Banda Aceh non stop sekitar 8 jam dengan penumpang hanya 21 orang. Lebih nyaman, seperti sedan, bahkan suspensinya dipercaya sangat nyaman dan stabil.

Kini cukup banyak perusahaan bus antar kota antar provinsi yang bangkit kembali. Mereka kita berlomba memenangkan persaingan dan pilihan pelanggannya. Tidak saja pelayanan, juga bus-bus yang mewah dan mutakhir, serta harga dan pengemudi yang profesional. Kalau anda ingin menikmati perjalanan terbaik, kini ada di Aceh, terutama perjalanan dari Medan ke Banda Aceh. Penumpang tidak terlalu memperdulikan harga ticket yang cukup mahal, bahkan bisa mendekati ticket pesawat. Yang penting lancar, nyaman dan menyenangkan. Pelayanan bus seperti ini belum terlihat pada jalur Medan ke Padang, Pekan Baru, alembang dan Jakarta.  Sudah mulai ada bus super eksekutif, tetapi belum dikelola seperti bus-bus yang ada di Aceh.

Sarana dan fasilitas transportasi darat, terutama bus antar kota, sudah saatnya diperhatikan dan dikembangkan. Ini akan membantu masyarakat untuk lebih berinteraksi, berhubungan dan saling mengunjungi. Tidak harus transportasi udara yang memang sudah lebih dahulu berjaya. Semua sarana transportasi perlu kita bangkitkan dan kembangkan. Sesudah bus kota (busway), bus antar kota dan antar provinsi, maka sarana kereta api dan Kapal Laut perlu secara terpadu dibangun dan dikembangkan. PT Pelni yang pernah jaya menghubungkan seluruh wilayah nusantara, kini hampir tidak terdengar kiprahnya. Semua perlu kita perhatikan, seperti yang kini berkembang di Aceh dengan bus-bus tercanggih super eksekutif non stop.



Puasa 2014

toto zurianto

Hari ini Minggu 29 Junin 2014 umat Islam, khususnya di Indonesia, mulai menjalankan ibadah puasa. Hakekatnya sama dengan puasa-puasa yang lalu. Tujuannya adalah bagaimana agar kita menjadi lebih taqwa. Ujian bagi umat Islam, sekaligus bagaimana agar kita lebih solider, lebih peka, dan bisa menahan atas segala hal yang membatalkan puasa.

Tapi disamping itu, secara pribadi, kadang-kadang suasananya berbeda. Kita masing-masing menghadapinya dengan perasaan yang berbeda. Dulu kita menjalankannya seperti ini. Sekarang tidak lagi. Apalagi nuansa religiusitas diantara manusia sering tidak selalu sama. Inilah yang termasuk pada kategori ujian. Semua umat Islam menghadapi ujian yang berbeda-beda. Ada ujian di keluarga, di masyarakatb dan tetangga, atau di pekerjaannya. Persoalan ekonomi juga sebagai ujian berat yang membuat kita sering menjadi tidak stabil. Apalagi ujian di antara sesama umat, ini sering menjadi ganjalan dan berlarut-larut. Termasuk mengenai paham keberagaman yang sulit untuk dipertemukan.

Puasa adalah ujian dan perlu kita antisipasi. Banyak hal yang bisa diperbaiki dan disempurnakan. Hubungan silaturahim yang sempat menjauh, tidak ada salahnya untuk diperbaiki. Puasa dan Ramadhan adalah kesempatan untuk memberi maaf. Atau bisa juga untuk meminta maaf. Dapat dikatakan, hampir tidak ada orang yang sedang berpuasa, menjadi tidak peduli terhadap pentingnya silaturahim. Memberi maaf adalah amal jariah utama di bulan Ramadhan yang menjadi idaman setiap umat Islam.

Kesempatan untuk mempererat silaturahim tidak berlangsung setiap hari. Utamanya kita lakukan di bulan puasa. Selama hampir 30 hari kita mempunyai waktu-waktu yang berpaedah untuk melakukan koreksi diri, membuka pintu maaf, dan meminta untuk dimaafkan.

Kita, puasa 2014 memang berbeda. Ada perhelaan akbar di Indonesia dan dunia sepanjang Ramadhan 2014 ini. Kita di Indonesia, kini sedang saling berhadapan dan bertentangan karena pemilihan Presiden. banyak diantara kita yang tidak mampu mengendalikan diri untuk mencela dan menghancurkan saudara kita sendiri karena perbedaan pendapat. Ini jelas sesuatu yang bisa sangat destruktif dan saling menghancurkan. Bukankah Ramadhan ini menjadi peluang bagi kita untuk tidak saling mengejek? Mari kita perbaiki, ucapan dan  tulisan yang saling menghancurkan dan menista sesama sesaudara. Insya Allah, tanpa menghina dan mengejek, apalagi memfitnah, pemilihan Presiden, juga menjalankan Ibadah Ramadhan, bisa kita lalui secara baik dan memberi manfaat. Termasuk juga suasana Piala Dunia yang mudah-mudahan tidak mengganggu susana khusuk berpuasa dan amaliah Ramadhan kikta.
Ramadhan 2014 sungguh sebuah kesempatan dan ujian. Kiranya bisa kita lalui dengan sebaik-baiknya.  


Tuesday, 24 June 2014

Batam

toto zurianto

Kita pernah mendengar tentang Proyek Otorita Batam. Sekitar tahun 70-80 an, proyek pemerintah Soeharto ini dibangun sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan peran ekonomi Indonesia dalam kancah perdagangan nasional. Letaknya yang strategis dinilai sangat mumpuni untuk menjalankan jasa kepelabuhan, industri dan menjadi alternatif kegiatan ekspor impor setelah Singapore. Pemerintah ketika itu memutuskan untuk membangun Batam secara besar-besaran, baik pelabuhannya, maupun bandar udara.

Selanjutnya seiring dengan perkembangan dan transformasi politik Indonesia paska Soeharto, banyak perubahan yang dilakukan, termasuk mengenai pengelolaan daerah khusus Batam. Bergulirnya kebijakan otonomi daerah dan sistem desentralisasi ekonomi dan politik, maka hal-hal yang sebelumnya berada pada kekuasaan Proyek Otorita Batam, menjadi berbeda. Termasuk pada akhirnya dengan pendirian Provinsi baru di luar Provinsi Riau, atau dikenal dengan Provinsi Kepulauan Riau di kawasan Pulau Batam dan Pulau Bintan. Batam selanjutnya mulai bermotamorfosa dalam bentuk yang berbeda.
Tentu saja banyak perkembangan, tetapi peruntukannya menjadi berbeda. Cita-cita menjadikan Batam sebagai alternatif penting di bidang industri, perdagangan luar negeri (ekspor-impor) dan jasa kepelabuhan, tidak lagi mendapat sentuhan penting. semuanya menjadi berbeda.

Kini, semuanya berkembang. Kota menjadi padat dan sibuk. Jalan-jalan banyak dan cukup bagus, tetapi banyak juga yang terlihat semrawut. Termasuk kumpulan rumah gubuk dan liar yang ramai di sekitar lokasi strategis. Pemerintah dan masyarakat Batam, termasuk kepulauan Riau yang lain, perlu melakukan redefinisi dan redisain mengenai cita-cita dan masa depan Batam. Batam, bagaimanapun menjadi destinasi tourist yang cukup diminati, baik tourist asing seperti dari Malaysia dan Singapore, maupun pengunjung dalam negeri yang tidak sedikit. Jembatan Barelang yang indah dan mahal dan menjadi icon Batam, kelihatan tidak indah, kumuh, dan dipenuhi oleh pengunjung dan pedagang yang seolah-olah telah menjadi penguasa wilayah. Kita harus melakukan langkah tegas dan terarah, agar icon mahal dan strategis itu, tidak menjadi sekedar tempat usaha liar yang membuat kita miris.

Batam adalah pintu masuk penting Indonesia dari utara. Kita perlu membuat dan merawatnya secara baik. Batam harus mampu, setidaknya seperti Pulau Penang yang lebih terkenal dan terawat. Mari kita rawat dan bangun. Jangan sampai Batam menjadi tempat pembuangan sampah dan tempat mengais yang bauk dan menjijikkan.


Thursday, 19 June 2014

Surabaya, Sang Walikota, dan Dolly

toto zurianto

Surabaya, sebuah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kalau anda berkunjung ke sana sekarang, ya sejak 5 tahun terakhir, situasinya sungguh berbeda. Dulu, Surabaya, terkenal dengan kesemrawutannya, padat, berdebu, dan tentunya macet. Kini, entah kenapa, apakah hanya penilaian saya yang terlalu personal. Saya merasakan betapa nyamannya berada di Surabaya, tidak hanya di kawasan perkotaan yang dihuni oleh banyak gedung bertingkat. Bahkan sampai ke pinggiran dan sekitar pasar, juga area pelabuhan dan pergudangan, relatif kondisinya sangat baik dan menyenangkan.
Tidak seperti yang disebut dalam lagunya Franky and Jane, bis kota yang berdebu penuh sesak penumpang! Kini, taman-taman yang bersih, jalan-jalan dan trotoar yang terawat, pedagang kaki lima? tidak ada yang selewaran seenaknya, pokoknya tertib rapi sejuk dan bersih.

Mungkin bukan prestasi 1 atau 2 orang, tapi paling tidak inilah yang diakui sebagai kerja luar biasa dari Ibu Walikota Tri Rismaharini, atau dikenal sebagai Bu Risma saja beserta jajarannya.
Bu Risma adalah sosok hebat yang bekerja melalui pemikiran sederhana tetapi cepat dan selalu melakukan check and re-check again atas hal-hal yang sudah menjadi komitmen bersama. Pernah menjadi Kepala Dinas Pertamanan Kota Surabaya, dan selanjutnya menjadi Walikota dengan Wakil Walikota bekas Walikota sebelumnya. Tapi semuanya dalam control Bu Risma yang tegas dan selalu mencari jalan keluar atas setiap persoalan. Tidak sekedar menjawab, tapi melakukan. Lalu pada waktu selanjutnya, wakil walikota diganti dengan orang yang berasal dari partainya ibu Risma. Situasinya sangat tidak kondusif karena wakilnya, ternyata sering berseberangan dengan kebijakan Ibu Walikota. Ini gejala umum di Indonesia. Masih banyak orang yang bekerja di lembaga pemerintah, tetapi tetap selalu memperjuangkan dan mewakili partai asal secara membabibuta. Seharusnya, semua orang yang bekerja sebagai birokrasi negara, termasuk pejabat pemerintah daerah, tegas melepaskan bagu partainya untuk melayani siapa saja tanpa pandang bulu.

Bu Risma berhadapan dengan orang-orang seperti itu. Orang-orang yang tidak pernah mau menjadi orang kedua atau ketiga. Semua orang merasa sama seperti Pimpinannya.

Friday, 6 June 2014

Garuda; Indonesian most admired company

toto zurianto

Kalau anda mengikuti detik.com, selama berhari-hari ditampilkan mengenai keberhasilan Garuda, perusahaan penerbangan nasional kita yang tetap stabil selama 12 tahun menjadi Indonesian most admired company. Ini sebuah prestasi luar biasa. Cuma ini satu-satunya perusahaan di Indonesia yang bisa terus menerus hebat selama 12 tahun.

Karena saya cukup sering menggunakan pesawat Garuda, saya tertarik, apakah menurut saya Garuda Indonesia sudah layak menyandang predikat sebagai perusahaan paling diakui oleh masyarakat kita?Apakah kita setuju untuk menetapkan Garuda terus stabil selama 12 tahun hebat?

Penerbangan dalam negeri terbaik
Ukuran sederhana untuk mengatakan bahwa sebuah perusahaan penerbangan adalah most admired, biasanya kita melihat bagaimana sambutan awaknya, dimulai di bandara ketika proses check-in, lalu sampai kepada saat sebelum naik pesawat, sambutan di dalam pesawat, termasuk senyuman awak kabin dan bagaimana mereka meng-handle penumpang ke tempat duduknya satu persatu, juga membantu mencarikan alternatif cabin untuk menempatkan barang-barangnya.
Selanjutnya kita akan melihat bagaimana cara awak kabin (pramugari/pramugara) menghadapi penumpang yang mungkin terlihat "protes" atau "marah-marah", apakah helpful, cuek, emosi, dan lain-lain.
Setelah itu, kita juga bisa mengukurnya melalui level kesempurnaan (tingkat profesional) pilot dalam mengendalikan pesawat, baik ketika proses take-off, dalam menghadapi turbulen, dan ketika melakukan landing. Kemampuan komunikasi dengan penumpang, baik pilot maupun awak kabin, juga menjadi perhatian konsumennya.
The most admired airline juga akan dilihat dari kehandalan pesawat, apakah sering rusak dan delay (karena rusak), temperature (kesejukan ruang) pesawat, harga tiket, kemudahan melakukan check-in dan kemampuan handling bagasi, serta kemudahan atau kecepatan bagasi keluar. Juga kemudahan membeli tiket dan alternatif pembayarannya.
Ya, banyak hal yang dipertimbangkan ketika sebuah perusahaan dimasukkan dalam kategori the most admired! Dan tentunya Garuda faktanyanya sudah dinilai terbaik dan diterima oleh berbagai kalangan. Ini yang menyebabkan Garuda menjadi perusahaan penerbangan terbaik selama 12 tahun.


Menikmati Kampanye Presiden

toto zurianto

Siapa yang menikmati kampanye pemilihan Presiden Indonesia sekarang? Mungkin banyak, tapi saya kadang-kadang takut untuk menyatakannya. Terutama mengenai pilihan kita. Entah kenapa, kita, terutama saya pribadi, sering merasa takut untuk menyatakan pilihan secara terus terang. Saya takut dimarahi "kawan-kawan sendiri" yang mungkin berbeda pilihan.

Kawan-kawan sendiri sekarang memang susah dicari. Entah kenapa, ketika kita menyatakan secara terbuka dan terus terang untuk memilih seseorang calon Presiden/Wakil Presiden tertentu, serta merta kita dianggap musuh, dinilai tidak teman dan terus dikaitkan dengan nilai-nilai negatif atas pilihan kita. Misalnya ketika saya menyatakan menjatuhkan pilihan saya kepada Prabowo-Hatta, saya akan dinilai sebagai seorang yang tidak sederhana, cenderung borjuis, dan tidak anti korupsi, atau pro Soeharto. Lalu, kalau saya memiliki Jokowi-JK, saya disebut terlalu sederhana, tidak punya visi, bahkan menjadi pribadi yang mudah dikendalikan oleh orang lain.

Jelas saya ingin menikmati masa kampanye Presiden ini sesuai dengan keinginan dan pertimbangan saya tanpa perlu dikaitkan dengan pilihan orang lain. Kawan-kawan saya sendiri, silahkan dengan pilihan anda tanpa mendiskreditkan diri saya dan orang-orang yang saya pilih. Pilihan terhadap calon Presiden dan Wakil Presiden bukan persoalan hidup mati, juga bukan tentang pemilihan keyakinan (agama). Kita bisa benar tapi juga bisa salah. Suatu saat kita bisa saja memilih atau mendukung Presiden dan Wakil Presiden orang yang selama ini tidak kita sukai, tidak kita pilih. Itupun tidak ada masalah. Biarkan saya menikmati pilihan saya.

Monday, 26 May 2014

Kementerian Agama, diperiksa KPK

toto zurianto

Memang tidak ada yang salah kalau Kementerian Agama, termasuk Direktorat Jenderal Haji, diperiksa oleh KPK. Sebagai sebuah organisasi negara yang mengelola anggaran negara, termasuk kontribusi biaya haji dari para calon haji, kita bisa menduga bahwa sewaktu-waktu, siapa saja lembaga dan aparatur pemerintahan, termasuk para pejabatnya, dapat diperiksa oleh KPK.
Minggu ini kita mendapat berita bagaimana Menteri Agama, Surya Dharma Ali (SDA), yang juga sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (P3), partai politik yang bergabung sebagai mitra Partai Gerindra yang mencalonkan Prabowo dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden, ditetapkan sebagai tersangka atas penyelenggaraan ibadah haji yang dinilai beraroma korupsi.

Sudah lama, bahkan sudah puluhan tahun pelaksanaan pengelolaan haji di Indonesia mendapat kritikan masyarakat. Banyak sekali transaksi penyelenggaraan haji yang dinilai tidak govern, tidak terbuka dan penuh dugaan berbau korupsi. Bahkan sering pula didengar bagaimana biaya haji yang dibebankan ke masyarakat, dinilai terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan fasilitas yang didapat para peserta haji selama menunaikan ibadah di tanah suci. Apakah rumah tinggal (apartment) yang dinilai tidak memenuhi kemanusiaan, atau makanan yang kurang terdistribusi secara baik.

Tetapi disamping itu ternyata, sisa dana haji yang dikelola di luar budget negara, jumlahnya menjadi semakin membesar dan cenderung tertutup yang tidak diketahui oleh masyarakat. Sebenarnya saat ini, berapa jumlah sisa dana haji yang tersedia, dan siapa yang mengelolanya, serta bagaimana aturan dan manajemen pelaksanaannya dilakukan?

Persoalan penyelenggaraan ibadah haji, sering salah dimengerti. Betul banyak aturan keagamaan yang patut diketahui dalam pelaksanaannya. Tetapi penting dipahami, bahwa persoalan manajemen pelaksanaan ibadah haji, jelas menuntut para profesional yang mumpuni yang paham mengenai manajemen keuangan, investasi, dan akomodasi-transportasi. Ini jelas, kebanyakan bukanlah domain para pejabat di Kementerian Keuangan dan Partai Politik. Penyelenggaraan Ibadah Haji memerlukan lebih banyak lagi sentuhan para profesional yang kuat

Memilih Pemimpin Indonesia 2014-2019

toto zurianto

Siapa yang kita pilih pada pemilu Presiden bulan Juni ini? Ada 2 pasangan kandidat Presiden dan Wakil Presiden yang sudha mendaftar dan sekarang sedang mengikuti proses seleksi di Komisi Pemilihan Umum (KPU); pertama pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla, dan kedua pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa. Pasangan pertama diajukan partai PDI-Perjuangan dengan pendukung, antara lain PKB, Partai Nasdem, dan Partani Hanura. Sedangkan Prabowo-Hatta diajukan oleh Partai Gerindra, didukung oleh PAN, PPP, PKS, Partai Golkar, dan PBB.

Dari sisi dukungan partai politik, komposisi saat ini berkisar pada bilangan 40%-60% suara anggota DPR. Terlepas bahwa di masing-masing partai pendukung, kecuali PDI-P dan Partai Gerindra, selalu ada yang 'mbalelo alias mendukung calon dari luar partainya. Ini bukan persoalan besar dan sangat memungkinkan. Apalagi, pemilihan anggota DPR/DPD/DPRD jelas berbeda dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Aktor utama untuk menentukan siapa yang unggul pada pemilihan Presiden adalah Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden itu sendiri, ditambah dengan tim sukses di masing-masing pasangan.

Jadi tidak mudah bagi kita untuk melakukan prediksi/perkiraan, termasuk bagi para media dan lembaga penelitian yang dalam beberapa kasus, independensinya sering sangat diragukan akibat adanya hubungan yang dekat antara calon, partai politik, dengan lembaga penelitian itu sendiri.
Tetapi bagi rakyat (mungkin sebagian rakyat), ada beberapa hal penting yang selalu perlu untuk ditempatkan sebagai dasar pemilihan, misalnya soal kejujuran calon, kesederhanaan dalam kehidupan, kemampuan untuk membangun negara dengan lebih baik, kemampuan memberantas kemiskinan, kemampuan untuk memberantas KKN (terutama korupsi dan nepotisme), memiliki sikap membela negara yang tinggi, memiliki sikap independensi tetapi terbuka dan menjaga kebersamaan. Juga pemimpin perlu melakukan kerjasama, tidak sombong dan merasa hebat, tidak sering menyalahkan orang lain, juga tidak merasa tertindas, termasuk selama masa kampanye yang sekarang sedang berlangsung.

Ini adalah nilai-nilai yang selalu perlu melekat pada diri seorang calon Presiden dan calon Wakil Presiden yang menjadi acuan banyak orang untuk memilih. Selama ini, sebagian sifat-sifat di atas ada dan dominan pada diri Jokowi - Jeka, juga ada dan dominan dimiliki Prabowo - Hatta. Hanya bagi kita, kita harus lebih aware dan waspada, apakah yang terlihat itu, benar apa adanya, ada cuma kamuflase sementara. Mari dipilih, tetapi tidak perlu harus aling mencela karena berbeda pendapat. Apakah saya memilih Prabowo-Hatta, tidak perlu saya harus benci kepada Jokowi-JK. Memilih adalah hak politik terhebat yang kita miliki. Kalaupun anda tidak menggunakannya, tidaklah mengapa, pasti alasan anda juga cukup kuat. Kalaupun anda mencla-mencle, tidak juga mengapa. Kita bebas untuk menyatakan sikap, juga untuk tidak bersikap, termasuk kalau harus mencla-mencle. Ini negara bebas, bukan tidak bertanggung jawab. Mungkin perhitungannya belum selesai dilakukan.

Tuesday, 8 April 2014

Memilih sesuatu

toto zurianto

Kalau kemudian, misalnya pada suatu hari, kita harus memilih sesuatu yang penting, yang akan mewarnai perjalanan hidup kita, atau akan menentukan karir dan pekerjaan kita. Pilihlah sesuatu yang paling kamu ketahui, sesuatu yang paling kita pahami, sesuatu yang paling kita cintai.

Kalau sesuatu itu ternyata menjadi sesuatu yang tidak anda sukai, tidak anda cintai, maka kemungkinan besar, akan terlalu sulit bagi anda untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik. Kerja keras sering tidak menghasilkan sesuatu yang terbaik, kenapa? Karena anda tidak mencintai pekerjaan yang anda lakukan. Atau, mungkin situasinya, atau sistemnya, atau orang-orang yang bekerjasama dengan anda, tidak memberikan stimulasi dan passion yang kuat yang membuat anda merasa ingin berlari, terpacu dan ikhlas untuk berbuat sesuatu.

Bekerja pada dunia modern sekarang, juga seperti itu. Orang-orang yang ada dalam lingkungan pekerjaan kita menjadi sangat penting. Memiliki kompetensi pribadi yang cukup dan mumpuni adalah sesuatu prerequisite dan perlu. Tetapi itu tidaklah cukup. Keberadaan orang-orang di sekitar kita adalah sesuatu yang penting dan menjadi kebutuhan.

Lingkungan menjadi faktor pendorong, bahkan sering lebih penting dibandingkan dengan kemampuan individu saja. Salah satu dari beberapa faktor penting adalah soal kepemimpinan. Kepemimpinan dan orang-orang penting pada suatu perusahaan adalah key success factor, Ketika kita berada pada suasana kepemimpinan yang pas, maka segalanya sering terasa mudah. Semua kemampuan bisa tereksplorasi dan berkembang. Kita sering day by day tertantang untuk menjadi lebih baik. Tapi ketika siatuasinya berbeda, maka sering seseorang menjadi mati, seolah-olah menjadi berakhir. Sulitnya, sering kita tidak bisa memilih, tidak punya kesempatan dan atau tidak punya kemauan. Sering ada keterbatasan. Ini membuat kita menjadi tidak optimal. Hanya leaders yang hebat yang bisa membaca dan memperbaiki situasi ini.

Saturday, 1 February 2014

Panggung Sandiwara

toto zurianto

Benar kata Ahmad Albar bahwa Dunia ini panggung Sandiwara. Lebih 35 tahun yang lalu ketika Ahmad Albar mengumandangkan albumnya Dunia Panggung Sandiwara. Karena itu cerita antara orang hebat dan jujur seperti Ronggolawe (RL) dan orang licik seperti Rama Pati (RP)sebagaimana episode sandiwara radio Saur Sepuh yang sering kita nikmati pada periode 80-an, tetap masih bisa kita saksikan dan kita sandiwarakan pada zaman IT dan gadget hebat dewasa ini.

Seperti kata Agung Adiprasetyo, CEO Kompas dalam bukunya Memetik Matahari (2014) yang belum lama terbit, kita selalu perlu waspada menyaksikan munculnya Rama pati-Rama pati modern yang suka hadir di manapun kita berada. Dalam pekerjaan sama saja, apalagi dalam dunia politik, kita sering menyaksikan munculnya orang-orang yang hobbynya memfitnah lawan atau saingannya.  Satu per satu lawan politiknya difitnah, dihabisi, dibunuh, diadu domba, dibuatkan cerita supaya Raja (pimpinan) menyingkirkan orang-orang yang sebenarnya baik (halaman 119).

Pada akhirnya orang-orang baik dan kompeten (profesional) selalu disingkirkan oleh orang-orang yang manis tampangnya tapi jahat hatinya. Mereka adalah orang yang diluar bicara manis, kulitnya terlihat manis tetapi hatinya busuk. Orang-orang yang berpenampilan seperti malaikat tetapi tingkah lakunya bandit.

Semua organisasi, kelompok menghadapi urusan kulit dan isi. Sayangnya sangat banyak para pengambil keputusan yang terpesona oleh penampilan kulit saja tanpa memperhatikan isi. Di perusahaan, politik kantor akan sama saja. Posisi tawar menawar sering harus dihadapi untuk naik ke tangga dan jenjang yang lebih tinggi (halaman 120 dan 121).  Memang sangat tergantung kepada boss besar yang akan mengambil keputusan. kalau boss besar lemah, maka dapat dipastikan, perusahaan atau organisasi sangat mungkin menjadi hancur dan tergadaikan. Kita bukan saja menyaksikan munculnya Rama Pati-Rama Pati yang akan menghancurkan kerajaan, juga sekaligus akan menyebabkan orang-orang terbaik menjadi demotivasi, dis-enggaed, dan akhirnya musnah.

Sebuah organisasi memerlukan para kritisi yang diberi tempat untuk menghadirkan pandangan alternatif, bukan dihancurkan dan disingkirkan. Kita bukan membenci orang-orang dekat, tetapi sangat mungkin di sekitar anda, bersemayam para penjilat yang mengaku sebagai anak buah dan pendukung utama. Padahal, ketika kita menghadapi suasana sulit, sering para penjilat ini lari terlebih dahulu untuk menemukan master baru mereka untuk melakukan tindakan yang sama nantinya.

Memang dunia tidak selalu adil. Namanya juga Panggung Sandiwara, ada yang menang dan ada yang harus dikalahkan. Pokoknya tergantung pada dalang!


Monday, 27 January 2014

Jangan Cerai!

toto zurianto

Kita di Indonesia selalu disuguhi berita sensasional, tentunya mengenai artis atau selebritis. Detik hari ini memberitahukan bahwa Ayu Tingting, menggunakan 8 pengacara dari Kantor O.C. Kaligis untuk melakukan gugatan cerai (di pengadilan Agama Islam) dari suaminya Enji (Hendri Hendarso Baskoro) yang di sisi lain memanfaatkan pengacara yang juga sangat kondang, Hotman Paris.

Mungkin sudah semakin banyak masyarakat kita yang menganggap soal perceraian para selebritis, sudah normal untuk bertarung di pengadilan (dengan menggunakan pengacara). Tapi saya masih terheran-heran, kenapa ya, persoalan seperti ini semakin asyik diumbar dan dipertajam di media masa? Kenapa juga semakin banyak orang (terutama selebritis) yang berpikir, persoalan perceraian sama saja dengan persoalan perselisihan yang lain. Karena itu, memerlukan pengacara (yang hebat) yang biasanya tidak murah.

Tapi seperti kata OC Kaligis, tidak semua yang dibantu kantor pengacara memerlukan biaya besar. Banyak sekali yang diberikan secara cuma-cuma, gratis, alias bersifat "probono".
Entahlah, semoga kasus Ayu dan Enji berakhir dengan tidak semakin memperluas luka di hati masing-masing yang berperkara. Bagaimanapun, soal keputusan hakim adalah sesuatu yang akhirnya akan dilakukan. Tetapi hendaknya kita menyadari bahwa persoalan perceraian adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diterima (kedua pihak, termasuk tetangga dan saudaranya). Semoga para pengacara lebih mengedepankan "masa depan" katimbang menang dan kalah  semata.


Monday, 20 January 2014

Banjir di Indonesia; Penanganan yang masih amateur!

toto zurianto

Sejak minggu lalu sampai dengan hari ini (Senin, 20 Januari 2014), suasana masih terus mendung dan hujan terus mewarnai sebagian besar kawsan di Indonesia, terlebih di kota Jakarta dan sekitarnya. Bahkan kota Manado Sulawesi Utara mengalami banjir bandang yang membawa korban luar biasa, termasuk korban jiwa hampir 40 orang.

Kota Jakarta yang banjirnya bukan bersifat banjir bandang (banjir tiba-tiba akibat air bah yang berlangsung cepat), juga belum mampu mengurangi terjadinya korban jiwa. Banjir di Jakarta sejak day-1 sangatlah terprediksi, karena hujan turun tidak tiba-tiba. Bahkan BMKG sudah melakukan  prediksi jauh sebelum banjir terjadi. Tapi soal penanganan dan respon kita terhadap banjir, sangatlah tidak terencana. Kecuali munculnya banyak selebritis Televisi yang berusaha memberikan jawaban yang sering terasa tidak tepat. Juga menjadi ajang para politisi dan partai politik, dan tentunya termasuk media Televisi (dan Surat Kabar) yang berusaha memanfaatkan moment banjir secara maksimal.

Di Jepang, persoalan bencana alam sangatlah berbeda penanganannya. Mungkin karena mereka sudah terbiasa menghadapi gempa bumi dan tsunami, jadi mereka sangatlah siap menghadapi bencana yang sangat luar biasa. Anak-anak sudah terlatih untuk melakukan sesuatu apabila terjadi bencana, padahal sering mereka hanya sendiri di rumah sementara orangtuanya berada di tempat kerja.
Pemerintah dan masyarakat Jepang sangatlah paham bahwa persoalan penanganan terhadap bencana, memerlukan perencanaan dan pelatihan secara terus menerus. Kapanpun bencana terjadi, sebuah sistem harus bisa bekerja secara otomatis tanpa memerlukan rapat dan instruksi berulang kali. Setiap kawanan sudah memiliki tata cara penanganan bencana, siapa yang menjadi Leader dan siapa pula wakilnya. Bahkan pada setiap kampung (kelurahan atau RT) yang hanya terdiri dari puluhan atau ratusan orang, semuanya mempunyai arah bergerak dan peralatan untuk melakukan penyelamatan secara cepat. Anak kecil, atau anak sekolah, tahu ke arah mana dia bergerak dan apa yang harus dibawanya ketika terjadi bencana.

Berbeda dengan kita yang selalu berpikir dan berpikir sebelum meninggalkan rumah kita sendiri. Ada saja yang kita takutkan (terutama dari para maling) yang membuat kita menunggu dan menunggu tanpa belakukan apa-apa. Lihat bagaimana susahnya melakukan penyelamatan di Jakarta. Semua orang menunggu sampai air sebatas leher, baru melakukan evakuasi. Tentu saja sangat menyulitkan dan berpotensi menimbulkan terjadinya korban jiwa.

Negara besar atau kota besar, sayang kalau kita tidak selalu belajar untuk bersiap-siap melakukan antisipasi atas terjadinya bencana. Peristiwa banjir dan gempa gunung api sering kita alami, tetapi anehnya, kita selalu sibuk dan sibuk yang membuat kita kesulitan untuk melakukan tindakan yang sebenarnya mungkin tidak terlalu kompleks.
Tidak tahu sampai kapan kita memulai untuk bersikap lebih profesional dalam menghadapi bencana seperti ini.