Thursday 16 July 2009

GE dan Jeffrey Immelt

toto zurianto

Pada bulan September 2001, Jeff ditetapkan sebagai CEO General Electric, menggantikan sang Legendaris Jack Welch. Ini suatu yang sangat luar biasa. Siapa saja pasti merasa tertantang, ketika diberikan kepercayaan besar menjadi successor pemimpin besar yang namanya tidak pernah bisa dilupakan orang, bahkan sampai bertahun-tahun setelah dia pergi. Pasti banyak sekali yang hadir dalam pemikiran Immelt yang selalu meng-idolakan Jack Welch. Bagaimanapun Jack adalah lambang dari suatu kepemimpinan yang tegas, memberikan waktu tetapi sangat terbatas. Kalau anda tidak performed dan tidak improved, pintu sangat terbuka bagi anda untuk pergi. Perusahaan didorong untuk mendapatkan Talent dari internal organisasi. Kegiatan pengembangan dan kepemimpinan, menjadi sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Penilaian Kinerja perlu tegas. Jack menerapkan diferensiasi yang tegas, ada Top Perfomer sekitar 20%, ada Middle Performer 70% dan ada yang mendapat perhatian khusus sebanagi Low Performer sebanyak 10% yang apabila tidak improved setelah diberi kesempatan hanya setengah tahun, silahkan mencari perusahaan lain yang lebih tepat. Soal efisiensi adalah pertimbangan utama Jack. para CEO di GE, tentu saja harus jungkir balik dan berjuang. Apabila perusahaan tidak bisa menjadi nomor 1 atau 2, dan tidak bisa diperbaiki, perusahaan harus dijual atau ditutup.

Jeff Immelt (JI) mewarisi suatu situasi yang demikian ketat dan hebat. Tetapi tentu saja situasi eksternal semakin rumit. Banyak perusahaan-perusahaan baru yang selalu harus dipetimbangkan. Era ini berbeda dengan masanya Jack. Kelahiran produk baru dan Inovasi menjadi pertimbangan utama Immelt. GE tidak lagi hanya bisa melalui cost cutting dan streamlining operation. Karena itu, perlu dilakukan perubahan-perubahan baru yang struktural, agar bisa tetap bertahan dan selalu improved! Salah satunya dari cara bekerja para manajer dan karyawan yang selama ini cukup ampuh mengandalkan para talent dari kalangan sendiri (promotion from within). Immelt mencoba membuka kesempatan yang sama, baik dari dalam GE maupun dari luar GE. Perlu dibangun semangat kompetisi yang kuat sehingga setiap orang menjadi lebih kompetitif.

Pada level top management, kompetensi yang diperlukan, biasanya tidak lagi terlalu teknikal. Karena itu, membawa orang-orang terbaik dari luar, merupakan suatu obat penting untuk mendobrak hal-hal yang terlalu comfort di dalam organisasi. Orang-oang baru, diharapkan mampu melahirkan ide dan perspektif baru untuk menghancurkan kekakuan dan kelambatan yang banyak bercokol di dalam organisasi.

Hal lain yang dilakukan Immelt adalah menciptakan kultur yang lebih berorientasi kepada customers, atau stakeholders. Bagi Immelt, manajer-manajer terbaik adalah orang-orang yang bisa berorientasi ke stakeholders-nya, bukan hanya ke operasional internal saja. Karena itu, setiap manajer dituntut untuk melahirkan paling tidak 3 (tiga) pekerjaan yang inovatif, atau disebutnya dengan istilah Imagination Breakthrough! Setiap tahun para manajer ini harus mempresentasikan karyanya ke suatu komite atau counsil yang terdiri dari para Senior Eksekutif berbagai bidang. Hasilnya harus spektakuler, misalnya untuk seorang manajer penjualan, maka dia harus bisa membuat GE mendapatkan area penjualan yang baru (geographic area), atau segment pelanggan yang baru, atau memiliki potensi untuk mendapatkan hasil sangat besar.

Setiap ide akan mendapatkan tempat yang terhormat di GE. Karena itu, GE selalu membuka kesempatan bagi siapapun untuk melakukan inovasi-inovasi. Bahkan GE membuka program the Virtual Idea Box, dimana setiap karyawan bisa sewaktu-waktu mengirimkan idenya melalui jalur intranet perusahaan.

Inilah pemikiran brilliant Jeff Immelt yang saat ini sedang kita tunggu keberhasilannya. Bagaimanapun, Jack Welch sudah sangat berhasil menjalankan sejarah GE dengan karya yang spektakuler. Jeff Immelt, dengan pendekatan, gaya dan prioritas yang berbeda, mencoba mempertahankan posisi GE sebagai organisasi modern dan hebat di dunia!

No comments: