Saturday, 11 July 2009

Leading at the Speed of Trust; Menang dengan Kepercayaan

toto zurianto

Sebuah buku yang ditulis Stephen M.R. Covey (2007), menarik untuk kita baca, apalagi dalam suasana Indonesia yang masih tetap dilanda krisis. Terutama menyangkut krisis kepercayaan yang membuat kiat tidak kredibel. Kadang-kadang kita heran, betapa banyak usaha yang sudah kita jalankan, tetapi kenapa mendapatkan kembali kepercayaan yang pernah ada, serasa sedang berusaha menggeser sebuah batu besar, tetapi jangankan bergerak, bahkan hanya seinchi-pun tidak mampu kita pindahkan.

Mendapatkan kepercayaan dari stakeholders, luar biasa susahnya. Sering membuat kita frustasi, kenapa ya pihak eksternal sama sekali tidak pernah memahami kita. Apa sebenarnya yang membuat situasi kadang bertambah parah. Kenapa "mereka" tidak bergeming sama sekali, padahal kita sudah jungkir balik dan melakukan banyak sekali perubahan.

The Speed of Trust, secara runtun dan sederhana mencoba menggugah pembaca untuk melihat upaya penting dalam menjaga dan mempertahankan kredibilitas, atau membangun kembali sesuatu yang pernah hancur. Bagaimanapun, untuk upaya yang lebih besar, seperti kredibilitas organisasi, atau bahkan kredibilitas bangsa, tidak mungkin bisa kita perbaiki secara otomatis seperti membalik telapak tangan. Kita harus memulainya dari diri personal sendiri, ini disebutnya dengan membangun Self Trust. Setelah itu, kita mulai melakukan interaksi dengan pihak lain, ini disebutnya dengan Relationship Trust. Selanjutnya, kita akan menggarap hal yang lebih besar, berupa Organization Trust. Hanya ketika organisasi kita sudah mendapatkan kepercayaannya, maka kita bisa melangkah ke upaya yang lebih besar, menciptakan Kepercayaan Pasar (Market Trust) dan Kepercayaan Masyarakat (Societal Trust).

Kenapa Kepercayaan Harus Selalu dijaga?
Karena, tanpa ada kepercayaan, hubungan antar manusia menjadi lebih mahal. Kita tidak bisa membayangkan, misalnya dalam suatu rumah sakit, apabila dokter tidak percaya hasil penelitian laboratorium. Atau Apoteker tidak percaya, bahwa resep yang ditulis dokter itu benar adanya. Bahkan yang paling sederhana. bagaimana jadinya suatu masakan yang sedang dimasak, apabila semua orang berpikir, makanan tersebut belum diberikan garam dan setiap orang merasa berkewajiban untuk memberikan garam, walau hanya sedikit!

Kepercayaan membuat pekerjaan menjadi hemat dan mudah melaksanakannya. Atasan harus mempercayai anak buahnya, dan seorang bawahan, perlu mempercayai boss-nya. Lalu bagaimana cara kita membangun kepercayaan ini? Atau, bagaimana cara kita agar orang lain mempercayaai kita (self trust)? Ada 4 Core Credibility yang harus selalu kita jaga dalam rangka membangun rasa percaya dari orang lain terhadap kita, (i) kita harus mempunyai Integritas, atau kejujuran. (ii) memiliki tujuan yang jelas yang bisa dilihat orang. Jangan sampai ada kesan, seolah-olah kita mempunyai Hidden Agenda! Ini benar-benar berbahaya. (iii) kita harus kompeten, punya kapabilitas. Kapabilitas dibangun melalui bakat (Talent) yang kita, Attitude yang bisa diandalkan, Skills yang memadai, dan pengetahuan (Knowledge) yang luas, lalu tak kalah pentingnya adalah gaya kita (Style) yang membuat orang lain tidak mencurigai kita. (iv) bagaimana dengan Track Record? Hanya orang-orang yang telah menbuktikan, bahwa ia mampu men=deliver result yang membuat kepercayaan orang terhadap kita menjadi lebih tinggi.

No comments: