toto zurianto
Bayangkan sebuah pesawat terbang, Super Jumbo A-380. Anda adalah seorang Pilot in Command, anda memasuki cookpit, duduk di sana, dan selanjutnya memulai aktivitas anda untuk melakukan penekanan button, pengecekan, sesuai dengan prosedur dan wewenang anda. Seluruh indikator utama (panel dan ukuran), perlu anda lihat. Semuanya harus berada dalam keaadaan sempurna. Tidak boleh ada yang tidak sesuai prosedur. Setelah semua mesin menyala dan indikator yang ada menunjukkan hasil yang sempurna, maka anda akan melakukan komunikasi dengan menara pengawasan lalu lintas pesawat (Air traffic control) untuk meminta jalan, runway, waktu untuk bergerak. Hanya melalui izin Menara Pengawas, anda bisa bergerak, dan melakukan take-off. Semua tujuan harus berdasarkan rekomendasi Air Traffic Control, anda tidak boleh berbeda. Harus sesuai petunjuk! Tidak boleh ada perbedaan dan penyimpangan. Akan sangat mengerikan, kalau anda melakukan hal yang berbeda. Anda tidak boleh memodifikasi, karena semuanya harus sesuai dengan standar dan prosedur. kalau anda tidak mengikuti arah jalan yang ditetapkan pada saat runway, besar kemungkinan pesawat anda akan bersenggolan dengan benda yang lain, apakah bangunan bandara, atau pesawat lain yang bergerak atau parkir. Saat take-off dan selama berada di udara, anda selalu harus melakukan komunikasi dan tunduk kepada hal-hal yang dituntun oleh Menara Pengawas. Itu akan terjadi selama anda berada di udara dan nanti ketika anda harus turun dan melakukan pendaratan (landing).
Manajemen, juga seperti itu. Pelaksanaan pengelolaan Sumber Daya Manusia, harus patuh kepada kesepakatan. Seorang Manajer, apalagi Pemimpin Puncak, atau Para Eksekutif, tuntutannya sama seperti Pilot Pesawat. Tidak boleh ada yang berjalan sekehendak keinginannya. Sistem diciptakan agar kita mudah untuk mewujudkan tujuan. Pemimpin harus konsisten terhadap sistem atau arahan yang sudah dibuat. Ketika seorang pemimpin, mencoba meng-otak-atik sistem dan bergerak sesuai pertimbangannya sendiri, semua orang menjadi tidak percaya terhadap sistem. Akan banyak orang yang berpikir untuk berusaha mendekati pemimpin yang punya otoritas dalam mengambil keputusan. Akibatnya permainan politik kantor, menjadi susah untuk dihindari. Inilah faktor-faktor yang membuat berkembang dan suburnya office politic di sebuah perusahaan.
Perusahaan yang baik harus mampu memberikan sinyal jelas kepada para pegawai, terutama dalam kebijakan pengembangan karir pegawainya. Jangan sampai pegawai menjadi tidak percaya kepada sistem. Jangan sampai hal-hal yang berada di luar sistem menjadi lebih digandrungi, dibandingkan sesuatu yang sudah tertulis di dalam sistem.
Karena itu, kita, siapapun, baik pemimpin maupun orang yang dipimpin, perlu membiasakan diri untuk bersikap konsisten. Jangan mudah dan jangan cepat terpedaya pada bujuk rayu setan, sehingga kita menjadi plintat-lintut, atau tidak konsisten terhadap sistem.
No comments:
Post a Comment