Sunday, 9 August 2009

Tidak Mungkin Berprestasi Jika Selalu Saling Curiga

toto zurianto

Saya termasuk penggemar Stephen MR Covey, terutama bukunya yang terkenal,The Speed of Trust; the One Thing that Changes Everything (2006). Dia menggambarkan bagaimana hebatnya faktor Trust sebagai penentu utama yang mengantarkan suatu organisasi atau perusahaan menggapai prestasinya. Tidak mungkin suatu perusahaan mampu berprestasi, kalau trust tidak terjadi diantara orang-orang yang ada di perusahaan itu.
Saya pernah berpengalaman, bagaimana pada suatu organisasi yang orang-orangnya sangat kompeten, memiliki tingkat pendidikan yang tinggi (bahkan banyak alumnus universitas luar negeri terkenal), dan memberikan jaminan kehidupan dan fasilitas sangat baik kepada pegawainya, tetapi belum mampu melakukan program perubahan yang berarti sesuai harapannya. Meskipun telah menggunakan banyak konsultan yang terkenal, bahkan konsultan asing yang sangat berpengalaman, beberapa kali telah melakukan Change Program yang luar biasa yang melibatkan para Pimpinan puncak dan seluruh pegawai, tapi hasilnya ternyata masih belum jauh dari harapan.

Kenapa? Karena diantara orang-orang yang ada, bahkan pada level pimpinan, soal kepercayaan, masih belum berhasil diselesaikan. Banyak komunikasi yang dilakukan, banyak pertemuan yang melibatkan banyak pihak, tetapi implementasinya, penuh dengan intrik dan rasa curiga. Tidak tanggung-tanggung, banyak sekali perilaku mafia yang masih dipraktekkan pada perusahaan itu. Beberapa Pimpinan menengah, masih selalu melakukan upaya dan intrik untuk menggagalkan upaya perbaikian yang dilakukan Pimpinan puncak. Tentu saja, akibat concern Pimpinan puncak masih terlihat setengah-setengah, kebanyakan upaya perbaikan hanya terjadi pada permukaan saja tanpa implementasi yang memadai.

Pada masyarakat yang saling tidak percaya (non existent Trust), kultur organisasi bergerak seperti racun mematikan (toxic culture) penuh sabotase, saling mengadu dan menjelek-jelekkan orang lain, bahkan menampilkan perilaku seperti kriminal. Kalau bisa, sumpah serapah dan dendam kesumat ditumpahkan tanpa alasan dan dasar yang jelas,

Bandingkan kalau Trust bisa diciptakan, sungguh situasinya menjadi sangat berbeda. Trust yang tinggi menyebabkan collaboration and partnering berlangsung sangat indah, semua orang selalu berkeinginan untuk membantu. Komunikasi hampir-hampir tidak memerlukan upaya keras (effortless) karena semua orang mudah memahami dan selalu mempercayai apa yang sedang diucapkan dan diupayakan orang lain, pasti tujuannya untuk kebaikan bersama. Karakter dari suasana yang trusted ini adalah, adanya keterbukaan, semua pegawai merasakan suasana yang terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada office politic dalam perkembangan karir pegawai. Persaingan untuk maju ada, tetapi bukan berarti harus melakukan upaya tidak terhormat, apalagi kalau harus mematikan orang lain demi kelompoknya sendiri-sendiri. Keadaan ini juga akan menyebabkan, kreativitas dan inovasi bisa berjalan cepat dan kuat dengan level engagedment diantara pegawai (termasuk dengan pimpinan) yang sangat tinggi.

Karena itu, Trusted Environment bukanlah pilihan! trust adalah prasyarat untuk mewujudkan performance yang tinggi. Jangan biarkan kita lebih banyak menyianyiakan kehidupan. Bekerja keras tetapi tidak cukup smart sehingga hasilnya lebih banyak sekedar menghambur-hamburkan waktu, ilmu, uang, dan usia! Pemimpin harus bisa tegas untuk menghancurkan halangan yang membuat perusahaan/organisasi mampu melahirkan Trust diantara pegawai-pegawainya.

No comments: