toto zurianto
Kebanyakan kita sudah biasa memiliki agenda untuk melakukan, melakukan, dan melakukan banyak hal. Hari-hari para eksekutif, manajer, ataupun pegawai biasa, selalu diwarnai oleh banyak daftar panjang untuk melakukan banyak hal. Kita sering takut, kalau-kalau kita terlambat melakukan sesuatu, bisa didahului oleh orang lain, terutama para kompetitor kita, baik perusahaan pesaing, maupun pegawai lain yang kita anggap sebagai pesaing perjalanan karir kita.
Bagi Jim Collins, berdasarkan penelitiannya terhadap perusahaan-perusahaan yang masuk kategori Great (Terhebat), mereka justru berlomba-lomba untuk menutup banyak hal yang dianggap tidak memiliki banyak manfaat kepada perusahaan. Benarlah apa yang dikatakan Jim Collins, untuk mendapatkan hasil yang tramendeous, pada dasarnya bisa kita lakukan melalui 2 cara. Pertama, yang paling tradisionil, kita berusaha melahirkan kreativitas dan inovasi, agar bisa menjual (termasuk menjual idea) sesuatu yang tidak dilahirkan perusahaan lain. Kalau ini terjadi, kita bisa menjadi leader di pasar dan akan sangat menguasai. Hasil akhirnya adalah, berupa peningkatan penjualan yang sangat cepat. Tentunya, laba perusahaan akan meningkat.
Cara Kedua, paling banyak digunakan perusahaan Kategori Terhebat adalah dengan berusaha menutup kebocoran operasional yang sebenarnya tidak dibutuhkan perusahaan. Banyak aktivitas perusahaan yang bertahun-tahun kita jalankan, tetapi kurang bermanfaat bagi perusahaan. Ini harus kita berantas, jangan sampai banyak orang melakukan sesuatu yang tidak berguna. Daftar seperti inilah yang banyak manfaatnya, dan kalau kita lakukan, perusahaan bisa semakin efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya. Jangan ragu untuk menyusun Daftar Berhenti Melakukan ini (Stop Doing List).
No comments:
Post a Comment